15. Diculik!!

9 5 3
                                    

"Bagaimana, apa ada perkembangan?" tanya pria paruh baya ke orang kepercayaan nya.

"Ada tuan! Non Zea dan Non Auryn sekarang tinggal berdua, bahkan ada satu gadis yg ikut tinggal bersama mereka!"

"Seorang gadis? Siapa?" tanya pria berusia 60 tahun lebih itu.

"Teman Non Auryn! Laura, Laura Anisya!!" ucapnya.

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya. "Utus satu orang untuk mendekati Zea!" ucapnya dgn tatapan dingin.

"Baik Tuan Mark!!" ucap orang kepercayaan nya. Mahen Aksara.

Pria yg di panggil Mark itu hanya menganggukkan kepala nya. Sedangkan Mahen dirinya kini berlalu pergi.

"Bagas-bagas, kamu terlalu bodoh, menyembunyikan anak mu saja kamu tidak becus! Sebentar lagi dia akan menyusul mu menjadi makanan cacing!!" ucapnya dgn tatapan datar.

Pigura dgn tulisan  Adelard itu kini menjadi pusat perhatian nya.

***
"Hai Zea!!" sapa gadis dgn rambut kepang dua nya. Jgn lupa dgn satu gadis dgn rambut kuncir satu di belakang nya.

"Siapa ya?" tanya Zea. Dirinya seperti pernah melihat nya namun dimana?

"Eh.. Anu aku Elva Aulia Qosima! Panggil aja Elva! Hehe" ucap gadis berkepang dua itu, dengan cengiran nya.

Tangan Zea terulur membalas jabatan tangan gadis dgn senyuman itu. "Aku Zea!"

"Gua Ghina Keyra Ariana! Panggil aja Ghina!" ucap gadis yg bersama Elva.

"Zea!" ucapnya. "Oh ya? Kalian kelas berapa, kok aku gak pernah liat?" tanya Zea. Pasalnya dirinya hanya sekali melihat dua gadis di depannya.

"Sama kayak kamu kok! Cuman beda kelas aja! Kita kelas 10 IPA 3 , hehe!"ucap Elva menjawab pertanyaan Zea.

"Ayok ke kantin, pasti bosen kan di perpus mulu!" tanpa menunggu persetujuan Zea, Elva dgn senyuman di wajahnya langsung menarik tangan Zea.

Zea hanya menurut. Lagi pun ini kali pertama nya ada yg baik kepada nya, namun dirinya harus tetap berhati-hati, jangan sampai tertipu.

Ketiganya kini berada di kantin. "Lo mau apa Zea? Biar gua aja yg beliin!" ucap Ghina saat ketiganya sudah tiba di kantin.

"Kamu yg bayarkan?" tanya Elva dgn senyum menjengkelkan. "Hm!" jawab Ghina singkat. "Oke aku mau seblak! Zea mau apa?" tanyanya ke Zea yg hanya diam menyaksikan keduanya yg tengah berbicara.

"Aku?" ucap Zea sambil menunjuk dirinya sendiri. "Iya Zea, kamu! Kamu mau pesan apa? Ghina yg teraktir, tenang!! Hehe!" ucap Elva sambil menaikan turunkan alis nya ke arah Ghina.

"Em.. Zea sama kayak Elva aja!"

***
Suasana mansion tempat Zea berada kini tengah ramai dgn suara musik yg diputar oleh Laura.

"ZEA!!" panggil Auryn dgn suara berteriak, jika tidak mana mungkin Zea mendengar nya. Apalagi sekarang Laura sedang memutar musik yg suaranya sangat Nauzubillah.

"IYA KAK! KENAPA?!" Jawab Zea ikut berteriak.

"SINI KE DAPUR AJA, DI SANA MUSIK NYA GAK TERLALU BERISIK!!" setelah keduanya berjalan menuju dapur.

Sesampainya Auryn langsung menyodorkan beberapa lembar uang dan kertas yg berisikan catatan.

"Kenapa kak?" tanya Zea sambil menerima uang dan selembar kertas itu.

"Kakak minta tolong kamu beli di supermarket, bahan masakan habis, art juga kan lagi libur! Aku mau masak nasi dulu! Belum terlalu malam kan, masih jam tujuh jadi gapapa kan?!" ucapnya meminta tolong.

𝐓 & 𝐙 {ᴛɪᴀɴ&ᴢᴇᴀ} [𝚃𝚊𝚑𝚊𝚙 𝚁𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang