6. Nice to meet Jakarta

13 5 0
                                    

Langkah demi langkah gadis dgn rambut di gerai itu terus tersenyum, dirinya yg sudah lama memimpikannya ingin ke jakarta, sekarang sudah tercapai.

"Nih anak kenapa dah, senyam-senyum sendiri? Gila kali yak?!" ucap Auryn menatap aneh ke arah sahabatnya yg terus tersenyum itu.

"Gua denger lo Ryn!" ucap Laura memperingati, namun senyuman dibibir nya masih saja terpampang jelas.

Entah apa yg dipikirkan orang-orang yg melihat nya. Auryn saja sudah merasa malu melihat sahabat nya yg senyum tidak jelas seperti ini.

"Lau, lo kesambet apa'an sih? Lo kayak orang gila tau gak!" tanya Auryn, ia sudah muak melihat sahabat nya snyum tidak jelas seperti ini.

"NICE TO MEET JAKARTA!!!!"

Auryn dibuat kaget bukan main sama sahabatnya satu ini, tiba-tiba saja berteriak. Mana yg paling memalukan menurut Auryn adalah, ia berteriak di pinggir jalan.

Dgn rasa malu yg menyelimuti dirinya ia langsung menghentikan satu taksi, ia harus segera pergi dari sini, sungguh banyak tatapan para pejalan kaki yg menatap aneh ke keduanya.

Setelah masuk kedalam taksi, Auryn meminta tolong untuk membawanya ke tempat yg sudah ayahnya beri tahu, sebelum beliau meninggal.

"Lo kenapa tadi make teriak segala?!!" tanya Auryn tdk santai jujur ia sangat malu dgn tingkah sahabat laknat nya ini.

"Reflek!" ucap Laura santai sambil menatap ke luar, ia akan menikmati pemandangan gedung pencakar langit yg ada di jakarta.

Auryn hanya membuang nafas kasar, ia harus sabar menghadapi tingkah ajaib sahabatnya ini.

***

"Halo tante? Ada apa? Kok tumben nelpon Zea?" Tanya Zea saat mengangkat panggilan dari Tia.

"Ini tante cuman mau ngabarin kalau tante mau ke Singapur, tante udah nemu donor mata yg cocok untuk Bastian!"

"Alhamdulillah, oh ya tante sama kak Bastian ke sana nya kapan?"

"Lusa, baru kami berangkat! Zea do'ain yah supaya nanti oprasi nya lancar!"

"Iya tante, Zea bakal do'ain kok, tante sama kak Bastian nanti disana jaga kesehatan ya!"

"Iya sayang, yaudah yah, tante tutup dulu panggilannya!"

"Iya tante, Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumussalam!"

Tut...

Sambungan pun terputus, Zea gadis itu kini tengah berada di sekolah, tak disangka sudah 1 bulan ia sering datang berkunjung ke rumah Bastian dan akhirnya, Bastian bisa mendapatkan donor mata yg cocok.

Dengan langkah kecil, Zea berjalan menelusuri koridor, lebih baik ia pergi ke perpustakaan dibanding ia terus tinggal seperti orang bodoh dikelasnya.

Saat di perjalanan ia tak sengaja mendengar ucapan para siswa-siswi yg sedang bergosip ria.

"Eh gua dengar-denger bakal ada murid baru, loh!"

"Cwek apa cwok nih?"

"Kurang tau jg gua!"

Ucapan dua gadis itu yg berhasil membuat Zea bertanya-tanya. Murid baru? Apakah murid baru itu juga bakal benci sama dia?

Tak ingin ambil pusing ia memilih melanjutkan langkah nya. Namun—

Brak...

"Auh.. Sht.."

𝐓 & 𝐙 {ᴛɪᴀɴ&ᴢᴇᴀ} [𝚃𝚊𝚑𝚊𝚙 𝚁𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang