13. Siapa Dia?

6 5 2
                                    

Setelah olahraga selesai pak lukman pamit, sesuai perkataannya sebelum melakukan upacara.

Melihat pak lukman sudah menjauh dari sekitaran lapangan, sekelompok laki-laki itu saling memberi isyarat untuk melakukan aksinya.

Zea, gadis itu bersiap untuk kembali ke kelas, namun terhenti kala banyaknya laki-laki yg mengerumuni nya, lebih tepatnya kakak kelas nya. Zea mengernyit bingung, apakah dia punya salah sampai kakak kelas nya mengerumuni nya seperti ini?

Tak butuh waktu lama semua teman sekelasnya juga ikut mengerumuni perempuan maupun laki-laki, dirinya semakin dibuat bingung.

Terlihat kerumunan itu membelah diri untuk mempersilahkan seseorang untuk lewat, Zea semakin dibuat bingung dgn sosok yg sangat ia kenali berjalan ke arahnya sambil membawa setangkai bunga mawar merah.

"Kak Fadly?" ucapnya saat orang itu sudah berdiri tepat di depannya.

"Hai!"

Zea diam, dirinya tak membalas sapaan orang di depan nya, tatapannya beralih ke sosok dgn masker hitam yg menatapnya di tengah kerumunan orang banyak.

Tak ingin membuang-buang waktu, Fadly langsung ke intinya, dgn sekali tarikan nafas, Fadly melontarkan satu kalimat yg membuat Zea terdiam mematung.

"Zea, gua suka sama lo, lo beda dari cwek lain dimata gua, lo mau engga jadi pacar gua?" ucapnya sambil menyodorkan setangkai bunga mawar merah.

Zea tak menjawab dirinya diam mencerna ucapan kakak kelas, namun matanya terus tertuju ke sosok yg tak asing bagi nya.

Setelah diam akhirnya Zea memiliki balasan yg tepat. "Sebelum nya makasih kak Fadly udah suka sama, Zea, tapi Zea gak ada perasaan apa-apa ke kak Fadly, jadi Zea minta maaf ya kak!" ucap Zea selembut dan se sopan mungkin dirinya tak ingin menyakiti perasaan kakak kelasnya yg sudah baik dgn nya.

Kerumunan siswa-siswi yg melihat itu hanya bisa menatap sendu Fadly yg cintanya di tolak, namun ada juga yg bahagia crush nya masih jomblo.

Fadly berusaha untuk tersenyum, ia paham maksud gadis di depannya. Dirinya juga tidak akan memaksa, karena dia juga tau, mencintai sepihak dalam satu hubungan itu sangat lah sakit. "Iya, gapapa gua ngerti, tapi gua msih bisa dekat sama lo kan? Sebagai sahabat atau kakak juga boleh!" ucapnya sambil tersenyum tulus, walaupun jauh dilubuk hatinya sakit cintanya di tolak sang pujaan hati.

"Iya, kak Fadly bisa jadi kakak Zea aja!" jawabnya menggapai bunga mawar di tangan Fadly. Tangan Fadly terulur mengusap puncak kepala Zea, tak apa cinta nya di tolak asal dirinya masih spesial di hati Zea, walaupun hanya sebatas kakak semata.

Tatapan Zea kembali menatap sosok ber masker hitam itu, terlihat kerutan di alis nya saat menatap sosok bertubuh tegak itu. Siapa dia? Pikiran nya bertanya-tanya.

Kerumunan yg tadi nya padat kini bubar satu demi satu, sosok tadi juga ikut melangkah pergi, namun sebelum pergi dia sempat melambai kecil ke arah Zea, hal itu semakin membuat nya bingung.

"Kak Zea ke kelas dulu ya!" pamitnya.

Setelah mendapatkan anggukan kepala Zea langsung berlalu pergi dgn berjalan santai, wlaupun seribu pertanyaan muncul di benaknya.

Fadly yg melihat kepergian Zea langsung melunturkan senyuman nya, hati nya sakit tapi mana mungkin diri nya menangis di kawasan sekolah seperti ini, apa dirinya tidak akan viral?

Tengah termenung, tiba-tiba seseorang menepuk pundak nya, spontan Fadly berbalik menatap sosok tersebut.

"Lo ditolak? Itu artinya gua ada peluang buat deketin Zea!" ucap sosok dgn masker hitam itu. Tercetak senyuman smirk di balik masker nya.

𝐓 & 𝐙 {ᴛɪᴀɴ&ᴢᴇᴀ} [𝚃𝚊𝚑𝚊𝚙 𝚁𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang