17. Bekas Luka!!

9 5 2
                                    

Satu minggu telah berlalu, gadis dgn rambut panjang terurai itu kini tengah termenung dgn tatapan kosong, darah segar masih mengalir di pergelangan tangan nya. Luka bekas sayatan yg baru saja ia dapatkan masih terus mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Bibir yg dulu nya pink alami kini terlihat pucat. Tatapan tanpa arah juga menyertai, jika ada yg melihat nya maka orang akan menyimpulkan jika dirinya adalah orang ODGJ.

Luka-luka di kedua lengannya masih membekas, semenjak kejadian dimana dirinya bertemu dgn sang kakek untuk pertama kalinya. Hidup nya tidak pernah tenang. Orang yg mengaku sebagai kakeknya itu terus menerus masuk ke kamarnya dan menyiksa dirinya dgn berbagai sayatan di lengan mulusnya.

Menyerah tentu saja, dirinya pernah mencoba untuk kabur, namun sialnya. Dirinya ketahuan dan berakhir dilukai lagi, bukan hanya di tangan, melainkan di pipi nya ada satu bekas goresan belati yg tercetak jelas. Air mata nya kembali luruh membasahi pipinya. Badan kecil nya kembali bergetar, ada rindu dan rasa takut yg menyelimuti nya.

Dirinya rindu dgn saudara tirinya yg berada di rumah, Zea yakin jika kakaknya juga tengah panik mencari keberadaan dirinya. Bastian laki-laki itu terus ada di bayangannya saat dirinya memejamkan mata, dirinya rindu dgn laki-laki itu.

"Kak Tian tau Zea ilang gak ya?" tanya Zea entah pada siapa. Dirinya terkekeh hambar kehidupannya sepi hanya gelap malam, luka dan trauma yg menemani nya.

Ceklek...

Terdengar pintu kamar yg ia tempati terbuka, namun dirinya tetap fokus dgn tatapan kosong dgn berbagai pikiran di benaknya.

"Permisi non!" ucapan itu berhasil membuat gadis itu menoleh.

"Ada apa bi? Bi Hana datang mau ngobatin luka Zea lagi?!" ucap nya menatap wanita di depan nya.

"Iya non! Bibi takut luka non Zea infeksi!!" ucap Hana seraya meletakkan kotak P3K itu di samping Zea yg tengah duduk di pinggir tempat tidur.

"Gak usah bi! Lagian obat apapun yg Zea pakai tetap bakal ninggalin bekas luka! Semua nya cuman sia-sia, Zea bingung sama Kakek, kenapa dia gak langsung bunuh Zea aja? Zea gak bisa kalau di jadiin bahan samsak nya kakek!!" ucap Zea menundukkan kepala nya, air mata nya kembali menetes.

"Non, bibi tahu, luka yg kita obati dgn berbagai obat tetap akan meninggalkan bekas luka!! Tapi non Zea jangan putus asa, bibi yakin pasti keluarga non Zea sekarang tengah berjuang mencari keberadaan non Zea!!" ucap Hana meraih tangan mungil milik Zea.

"Non Zea mau apa? Bibi kasih tapi jangan sedih lagi, ya!!" ucap nya mengusap punggung tangan gadis tersebut.

"Kalau Zea minta buat bantu Zea buat kabur, apa bibi mau?" ucap Zea ada tatapan berharap dia mata indahnya.

Deg..

Hana terdiam, dirinya menatap sendu gadis di hadapan nya. Dgn senyuman dirinya berucap. "Bibi bakal minta tolong suami bibi!! Kamu tenang aja!! Bibi yakin nanti ada pertolongan buat kamu!!" ucapnya mulai mengobati luka di pergelangan tangan Zea.

Zea hanya diam, apakah dirinya bisa percaya dgn ucapan wanita di depannya. Yah, memang semenjak dirinya di sekap, Hana lah satu-satu nya maid yg selalu datang dan memberinya semangat. Tak ayal bahkan Hana sering memberikan Zea beberapa cemilan agar Zea tidak terlalu bosan saat tengah sendiri.

"Sudah selesai non!! Non Zea sebaiknya istirahat, wajah non Zea terlihat semakin pucat!! Bibi keluar ya!!" ucap Hana setelah selesai mengobati luka Zea. Setelah nya dirinya berlalu pergi.

Zea menurut dirinya merebahkan tubuhnya, semoga di saat dirinya terbangun dia sudah bebas dari penjara kejam ini.

***
"Auryn udah, lo nangis terus juga Zea gak bisa balik sendiri!! Udah ya! Kita cari Zea sekarang!! Lo gak boleh nangis terus!! yang ada kesehatan lo yg menjadi korban!!" ucap Laura menenangkan Auryn yg sedari tadi terus menangis.

𝐓 & 𝐙 {ᴛɪᴀɴ&ᴢᴇᴀ} [𝚃𝚊𝚑𝚊𝚙 𝚁𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang