𝑻𝒉𝒆 𝒒𝒖𝒆𝒔𝒕𝒊𝒐𝒏

841 77 19
                                    

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Hari yang baru berawal cerah kini sang sigma dengan sepatu pentofelnya melangkah memasuki lantai perkantoran, menyapa ramah beberapa staff yang melewat membuat siapapun mengakui gadis ini memiliki kemampuan lihai dalam bersosial

Retina ungunya terpancar sinar yang menerobos lembut dari jendela raksasa membuat ayu parasanya semakin kentara, lantas kemudian cahaya itu sirna kala satu badan tinggi berdiri didepannya.

Sedikit mendongkak untuk melihat siapa lelaki berjas dihadapan sebelum tatapannya kembali menunduk hormat.

"Tuan Mahen"

Ditatap gadis yang lebih pendek darinya lantas matanya mulai menelesik sesuatu.

"Ada laporan kamu sedang sakit"

Esme telah menduga aksinya yang mengundang banyak atensi kemarin akan tersampaikan pada yang lebih berwenang meski iapun tak tau siapa pelapornya.

Dengan sopan Esme menggeleng pelan.

"Tidak apa apa"

"Pulang saja, sembuhkan dirimu untuk hari ini"

"Aku baik baik saja, tuan. Terimakasih atas tawarannya"

Tolaknya halus masih dengan senyum yang mengambang lembut.

Mahen tidak menjawab.

"Lagipula aku harus menemui direktur hari ini"

Ucapan si gadis mau tak mau kembali mengingatkan Mahen pada 7 digit password yang meskipun telah dijelaskan percik curiga itu tak akan dengan mudah sirna.

"Tidak bisa, hari ini ada survey ke lokasi konferensi pers"

Esme terdiam meski berusaha untuk tetap mengagguk tipis, otaknya kini berputar cepat memikirkan sesuatu.

Merasa tak ada lagi yang harus dibicarakan, tanpa basa basi Mahen berbalik untuk kembali menuju kantornya.

"T..tuan Mahen"

Namun panggilan itu membuat langkahnya tertahan dengan datar ia kembali menatap bawahannya.

"Maaf, jika berkenan apa aku boleh mengikuti survey hari ini?"

Cukup berani ucapan itu membuat Mahen mengerutkan alis karna siapun tau gadis dihadapannya ini tak memiliki keterlibatan inti dalam acara konferensi pers.

"Apa urusanmu? Kamu bukan konseptor dari acara ini"

Hening sejenak Esme menyiapkan jawaban yang telah ia susun.

"Maaf tuan, aku pikir aku belum memiliki pengalaman apapun dalam mengurus sistematis panggung, mungkin jika aku ikut sekarang aku bisa belajar"

Begitu lancar konseptor itu menjelaskan maksud tujuannya, membuat Mahen menyadari staff baru ini masih membutuhkan banyak pengalaman.

FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang