𝑭𝒆𝒔𝒕𝒆𝒓

753 75 21
                                    

.
.
.
.

"Enigma itu terpesona dengan pheromone ku.."

Begitu bangga innerwolf itu berbisik ditelinganya membuat sang sigma menghela nafas.

"Aku merasa seperti orang jahat..."

"Apa maksudmu? Tidak Esme, kamu tidak jahat!"

Hening

"Kamu membutuhkan bantuan dan Enigma itu adalah harapan"

" Dia sangat menyayangi matenya, Lesley"

"Ya.. dan bayangkan jika kamu disayangi seperti itu juga, kamu akan sangat bahagia"

Kini Esme tak mampu menjawab

"Dia hanya seorang alpha, kamu sigma Esme! Kamu lebih pantas!"

Jiwa serigala didalam sana terus berusaha meyakinkan

"Jangan lupa sebanyak apa keluargamu yang telah hangus terbakar di Mythuraa, Esme... Mereka menunggu"

Sigma itu menelan ludah.

.
.
.

________

.
.
.

Tangan Letheus sedikit merapihkan helai helai poni yang menutupi wajah Rion sebelum kedua lengannya bergerak mengangkat tubuh lelap si manis.

Ditatapnya si sekertaris yang seharian ini menjaga kekasihnya lantas ucapan terimakasih tak lupa diutarakan meski dengan datar suaranya.

"Makasih doang?"

Urung berbalik direktur itu menatap wajah tengil bawahannya.

"Mau apa?"

Peluang terbuka namun Gemini berusaha terlihat lebih rendah hati.

Lantas kekehan terdengar dari mulutnya "santai Le, bercanda"

"Cepetan mau apa?"

"ikhlas ko ikhlas"

Tak lagi menanggapi enigma berwajah dingin itu menghela nafas pelan.

"yaudah" Lantas badannya yang menggedong si manis hendak berbalik.

"Eehhh!!!!!"

Namun lagi lagi berhenti karna ujaran yang seolah mencegat itu kembali terdengar. Kini saatnya Gemini mengambil peluang.

"BMW gue udah butut gasi"

Enigma itu kembali menghela nafas.

"hm, pilih nanti kirim"

Jawabnya tanpa ekspresi sebelum lanjut melangkah meninggalkan ruangan.

.
.
.

Telah sampai dikantornya Letheus dengan hati hati membaringkan si manis diatas sofa sectional, pergerakan yang lumayan mengganggu nyenyaknya perlahan membuat alpha itu membuka mata.

Masih belum terkumpul kesadarannya namun ia bisa melihat sosok dominan itu mengunci diatasnya.

"kakak..."

Suaranya serak lantas tangannya bergerak mengucek mata membuat sang enigma tersenyum gemas.

"hhgg.. awas! gerahh"

"kangen"

Bahu lebar itu masih setia berada di atasnya membuat yang lebih muda mulai bergerak berusaha membebaskan diri.

"ishh!!! Kak..."

"Kakak kangen kamu"

"Aku enggak"

Kentara sudah si manis yang kini mengerucutkan bibir itu masih menaruh marah padanya.

FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang