.
.
.Telah hening rumah megah itu kala sang Enigma masuk kedalamnya, selalu rapih istana ini dijaga dengan baik oleh sang putra mahkota, ditutup tirainya setiap senja mendatang lantas disapu lantainya ketika fajar berakhir, dengan cinta yang sama besarnya memercik hangat dalam setiap sudut ruang.
Bergerak langkahnya menaiki satu persatu tangga, menuju pintu putih kediaman sang belahan jiwa
Lihatlah sipemilik hati gelembung itu kini lelap diantara selimut yang membentang, tenggelam tubuh kecilnya hanya tersisa sebatas pundak, tenang nafasnya menunjukan lelah akan isak yang entah selama apa, tanpa sadar membuat sang dominan tersenyum tipis.
Tak tahan untuk tak mengampiri, tubuh kekar itu naik mengunci yang lebih muda dibawah, memberi kecupan tipis pada kedua pipinya membuat yang dicium jelas terganggu tidurnya.
Terdengar lenguhan kecil diiringi badan yang mulai bergerak, hingga manik indah itu perlahan terbuka memberi sorot yang masih kentara sembapnya.
Masih ditatap mata yang mengerjap mengumpulkan nyawa hingga satu panggilan serak keluar dari mulutnya.
"Kakak.."
Kedua lengannya yang bersembunyi dalam selimut perlahan ditarik keluar.
"Udah makan belum?"
Apalah arti merelakan itu, Kala hal hal kecil seperti ini saja tak bisa lepas dari kebiasaannya.
"Belum"
Suara berat si dominan menyapu wajahnya
"Aku gak masak, makan yang ada aja ya dikulkas,"
Hening sejenak entah apa yang ada dipikiran pria dewasa ini.
"Kalo yang didepan kakak, boleh dimakan ga?"
Sialan!
Sang alpha menghela nafas malas.
"Yang dikulkas ajaa.."
"Dingin, kakak pengen yang anget"
"Kan bisa panasin dulu"
"Kamu juga bisa dipanasin"
Siapalah manusia di dunia ini yang memiliki cukup daya untuk menolak pesona pangeran langka dengan sejuta istimewa, dengan tajam belati yang siapapun mendamba untuk digagahinya, yang siapapun bermimpi untuk melihat lekuk otot dibalik seragam hebat serta aroma natural dibalik parfum kasualnya.
Namun seribu sayang mereka yang mendamba itu kalah oleh salah satu umat artemis paling rapuh yang tengah dihabisi ranumnya, umat artemis yang tak lebih cantik dari Psyche namun lihatlah jejang leher mulus itu berhasil membuat Letheus gila,
Dibuang dengan sekali singkap selimut besar yang menghalangi keduanya, lantas tangan kekar itu meliar membuka helai yang masih membalut keindahan alphanya.
Basah cumbuan menghasilkan suara panas yang berdecak keseluruh sudut, dijamahnya sedikit demi sedikit kulit putih itu ciptakan lenguhan tipis yang membara
"Shh.. ngghh.."
Lidahnya memainkan benda menonjol diatas dada si manis membuat yang dibawah menggeliat nikmat, sesekali diiringi hisapan sederhana untuk menambah sensasi.
Lantas ketika mulut dingin semakin turun membuat Rion refleks melebarkan celah antar kedua kakinya, si Enigma kembali naik untuk menatap wajah yang kini merah merona.
"Mau makan permen dulu ga?"
Kerlip pada mata yang telah berhasil dipanaskan itu cukup memberi jawaban.
"Mau.."
Kemudian dominan itu berdiri dengan kedua lututnya, menyambut si terkasih yang kini menungging untuk melahap kegagahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]
Fiksi Penggemar𝑫𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕 𝒂𝒔𝒌𝒂𝒓𝒂 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊, 𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒉𝒂 �...