.
.
.Alpha manis itu berjalan memasuki kantor sang dominan, petak luas dengan nuansa putih gading itu selalu terasa aroma khasnya, semilir mint natural paling langka yang menandakan ruangan itu dihuni oleh seorang enigma.
Seperti biasa si dominan duduk diatas singgasananya dengan dua layar menempel diatas meja
"Mana ayam geprek?"
Masih sedikit ketus yang paling muda menghampiri lantas matanya berbinar kala sekotak coklat yang amat ia kenali itu tergeletak diatas meja, segera saja tangannya terjulur namun kalah cepat dengan sang enigma yang kini menarik tubuhnya menjauh dari si ayam geprek
Limpung tubuh itu hingga jatuh diatas pangkuan Letheus yang kini masih merengkuh pinggangnya
"Kakak ih!!"
Bergelut dua tangan kecilnya berusaha melepas rangkulan yang kini semakin erat mengunci perutnya.
"Lepasin"
"Maafin ya"
Suara berat itu terdengar membuat yang lebih muda akhirnya diam menghela nafas,
"Masalah di sistem itu agak sensitive, tadi kakak panik gak kepikiran kalo kamu cemburu"
Masih tak ada jawaban membuat ruangan dengan latar jendela raksasa itu hening lebih lama.
"Sayang"
Kembali bersuara enigma itu membuat sang alpha menyerah untuk kemudian berbalik, menatap paras tampan kekasihnya yang entah mengapa semakin hari semakin kentara gagahnya.
Entah mengapa juga wajah datar itu selalu saja menjatuhkannya pada samudra rasa yang tak berujung, lantas membuat hatinya terombang ambing dalam ombak cinta yang selalu merdu deburnya.
Kekehan terdengar pelan dari mulut tipisnya sebelum badan kecil itu kini bergerak untuk kembali menaiki enigmanya, pangkuan yang kini berhadapan terasa lebih nyaman kala tangannya bisa mudah menyentuh wajah yang selalu ia puja itu.
"Aku juga minta maaf"
Ucapnya dengan oktaf rendah menandakan bahwa si manis juga menyesali tindakan kecilnya yang kini menggegerkan satu perusahaan.
Dibalas dengan senyum tulus seolah memberi jaminan bahwa semua akan baik baik saja, membuat yang dipangku memancar tatapan sejuta pesona memancing yang dihadapannya untuk melanjutkan permainan.
Segera saja Letheus sambut sorot indah itu dengan bibirnya yang kini melumat rasa kayu manis sang kekasih, selalu kentara ketika permainan mulut itu beradu tentang siapa yang lebih mendominasi, karna kini enigma itu seolah menelan habis kedua bilah bibir kesukaannya.
3 tahun bersama membuat mereka memahami posisi terbaik untuk saling berbagi ludah, kala sudut kepala sedikit dimiringkan membuat hidung mancung keduanya tepat bersebelahan.
Merangsek masuk lidah dingin sang enigma untuk menyapa rongga mulutnya lantas mengabsen satu persatu giginya, rakus mencari manis tak mengenal kata puas.
Tangan kekarnya menekan tengkuk si manis kala yang lebih muda justru sedang sibuk menjamah bagian bawah, susah payah membuka sabuk dan riselting dari celana bahan sang dominan ditengah bibirnya yang terus dilahap.
"Sshh..."
Kini lumatannya turun pada leher membuat pemiliknya sedikit meringis geli ketika mulut dingin itu menghisap kulit mulusnya untuk memberi tanda.
Hingga sekian detik berkutat akhirnya tangan kecil itu berhasil mengeluarkan benda gagah yang telah mengeras sempurna dibawah sana, membuat lumatan terhenti sejenak kala yang lebih muda kini menunduk memainkan urat urat yang menonjol pada penisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]
Fanfic𝑫𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕 𝒂𝒔𝒌𝒂𝒓𝒂 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊, 𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒉𝒂 �...