𝑻𝒉𝒆 𝒘𝒂𝒚 𝒕𝒐 𝒍𝒐𝒗𝒆

932 91 19
                                    

.
.
.

Ada puing yang satu persatu putra mahkota itu kumpulkan dengan tangan kecilnya, untuk setidaknya membangun sedikit pondasi membentuk kembali istana yang entah sehancur apa, berharap mendapat mata dari sang belahan jiwa setelah sekian lama manik itu tak lagi tampak bahagianya.

Benar nyatanya kala Kent memberi sepatah nasihat bahwa segala sesuatu membutuhkan usaha, maka kini langkah kecil itu bergerak memasuki salah satu ruang yang paling kentara aroma mint nya.

Kamar yang tak pernah berubah, meski kini sedikit berdebu dan tampak remang, dominan langka itu berdiri disana, didepan dinding kaca suguhkan derai air hujan.

Kembali Rion tatap punggung lebar yang kentara dinginnya, yang tak kunjung berbalik meski ia telah hadir disana, lantas tak ingin menyerah putra mahkota itu bergerak lebih dekat menuju pangerannya.

Ada hati yang sedang patah juga jiwa yang tengah gundah menghantam ikatan sucinya, membuat getar suara yang keluar kala jangkung tubuh itu kini telah tepat dihadapannya.

"Kakak..."

Entah terdengar, atau mungkin kalah oleh miliaran tetes air diluar. Alpha itu berusaha tetap bicara.

"ini Rion udah pulang..."

Namun sang pangeran masih setia membelakanginya, tak peduli ada dua tangan kecil yang sejak tadi mengepal menahan tangis.

"a-aku minta maaf ya.. Maafin aku.."

Lihatlah betapa menyesal putra mahkota itu, berharap kembali dibawa si pangeran menuju indah negeri seribu cinta miliknya,

Iapun tak tau apa ekspresi dibalik punggung kokoh itu, tak mampu melihat pantulan karna tubuhnya jauh lebih kecil, lantas yang bisa ia lakukan hanya menunggu dengan hati yang perlahan tumpah,

Mulai terdengar isak kala sekian detik berlalu hening, tak peduli bibir bawahnya mulai sakit karna terus digigit tipis, juga jari jari kakinya yang tak henti mengetuk lantai,

"Semua yang aku omongin bohong kak.. Aku.. Aku sayang kakak.. Aku mau sama kakak terus.."

Sempurna sudah bibir tipis itu kembali melengkung kebawah, sebelum sepesekian detik air mata deras membanjiri pipinya, membuatnya wajah cantiknya terebus merah.

"Tapi.. Tapi kalo kakak gamau maafin gapapa.. Tapi jangan gini.."

Ucapannya semakin berantakan karna diiringi isak yang tak beraturan.

Dan kala tangis pilu itu semakin kencang mengetuk relungnya, sadarkan innerwolf yang telah lama berbaring lesu didalam sana, suara teduh yang selalu ia tunggu, kini meringis dengan sendu,

Alkohol menguap, hatinya terbuka, menyadari jika putra mahkota dibelakangnya bukan halusinasi semata.

"Rion"

Lantas bahagia itu membucah kala suara berat yang paling ia nantikan kini terdengar menyebut namanya, membuat mata berlinang itu membulat sempurna.

"iya.. iya.. Rion disini kakak.."

Dominan itu mulai berbalik, dengan cepat Rion mengusap kasar wajahnya menghilangkan air yang terus mengalir disana, mati matian ia hentikan tangisnya hingga tersisa segukan yang cepat.

Letheus sedikit menunduk, menatap si manis yang kini berdiri satu meter di depan sana, lantas mudah saja, belahan luka itu perlahan dirajut dengan sendirinya, jiwa yang kian lama layu itu kembali mekar karna hadirnya. Juga rasa yang telah hilang padam itu kembali tampak sinarnya.

Masih sibuk hilangkan jejak tangis diwajah, alpha manis itu kembali mendengar suara lembut yang berat

"Rion kenapa pulang?"

FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang