Gadis dengan rambut kuncir kuda itu turun dari taksi, berdiri dihadapan gedung yang menjulang tinggi, membuat manik ungunya menyipit kala menatap puncak.
Kaki jenjangnya mulai melangkah masuk, memperlihatkan identitas pada receptionist agar diberi akses masuk menuju kediaman mewah diatasnya
Ada jantung yang berdebar tak karuan ketika tapak sepatunya memasuki lift menaiki lantai dimana belahan jiwanya berada
Sekian menit lift terbuka memberi jalan untuk Esme melangkah lebih jauh, ditelusuri lorong berkarpet merah untuk mencari nomber ruang yang dimaksud.
Hingga kemudian pintu itu tepat dihadapannya, pintu yang menjadi alasan Esme membangkitkan sejuta keberanian, lantas jari tengahnya menekan tombol kecil dibawah knop.
Tak membutuhkan waktu lama untuknya mendengar suara langkah kaki yang mendekat, membuat hati didalam sana bekali lipat kacaunya, namun tekad itu lebih besar membuat kakinya tetap tegar bahkan hingga knop pintu diputar.
Benda kayu itu terbuka.
Kepalanya mendongkak kala melihat pria yang lebih tinggi darinya, pria yang selama ini hanya ia kenal sebagai pemimpin kedua dalam piruk kerjanya.
Canggung.
Ungu sorot cantik didepan membuat Mahen membatu, begitupun Esme yang seketika menyadari, kornea silver padam milik Mahen begitu elegan, elok menghiasi parasnya yang tegas, miliaran lipat lebih indah dari manik emas milik Letheus.
Lelaki yang baru saja ia puji dalam hati itu masih tak bersuara, membuat Esme menelan ludah karna iapun sama gugupnya.
Namun ini masih berjalan, baiklah, ia harus lebih berani.
Lantas senyum itu terulas dengan halus di bibir merah mudanya, sebelum kemudian menyapa lembut.
"Selamat pagi Mahen"
.
.
._______
.
._______
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]
Fanfic𝑫𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕 𝒂𝒔𝒌𝒂𝒓𝒂 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊, 𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒉𝒂 �...