.
.
.Botol botol semakin sesak memenuhi sofa menemani si enigma yang entah sekacau apa, layu seluruh ototnya beriring dengan sayu maniknya, menyender lesu dengan pundak yang tak lagi kokoh tulangnya.
Begitulah dominan terkuat itu mengabiskan jarum jam yang tak henti berdetak, diiringi alunan lagu yang terus bergerak putarannya, membuat seluruh ruangan tak sepi karna diisi oleh suara indah sang pujaan hati.
Lihat kala legam yang tegas
Selalu tak bosan ku tuai adara
Dalam pundak yang lugas
Ku tatap disana nawasena
Dia, pangeran bermata emasSelalu menakjubkan rentetan nada ciptaan alphanya itu, kala suara selembut sutra berpadu dengan cantik satuan sansakerta membentuk maha karya yang tiada dua, begitu terjal maknanya terkadang membuat jiwa realistisnya sulit mendaki menemukan arti, namun manis vokal berlatar denting piano itu lebih dari cukup membuatnya candu.
Arunika yang hangat namun atmaku beku
Meski ku dengar iswara yang melirih
Memohon agar aku linggih
Sepanjang hari, anila dan abhinaya itu
Tak pernah lepas
Sang Pangeran bermata emas..Begitu larut telinganya dalam dalam pesona lagu, menelisik setiap lirik mengobati rindu yang mengusik,
Bahkan ketika suara pintu dibuka juga langkah sepatu yang menggema, pria patah hati itu tak sedikitpun peduli.
Menyengat bau alkohol bahkan di langkah pertama Gemini dan Mahen memasuki sarang si enigma, semakin suram suasana rumah besar itu membuat siapun begidig ngeri melihatnya,
Lantas kala matanya menatap sosok pecundang yang masih setia menempel diatas sofa, membuat si sekertaris jelas terkejut.
"Astaga Le! Setres lo!"
Ia raih satu persatu botol yang telah menumpuk lantas membuangnya dalam tong sampah, sungguh alpha itu benar benar tak habis pikir lantaran betapa bodoh enigma ini menghadapi patah hati.
Mahen tak kalah mematung, ada relung yang meluntur kala melihat sang direktur yang biasanya diselimuti wibawa, kini tak lebih seperti peminum jalanan tanpa makna. Sang direktur yang biasanya tegas diatas singgasana kini duduk dengan botol tak berguna,
Memilukan kondisinya, menyadari bahwa si manis yang kerap bermain mengelilingi studio itu nyatanya merupakan pengaruh terbesar pada setiap gagah berdirinya.
Bukan tanpa alasan Mahen menghilang sekian hari lalu, kala enigma yang bersembunyi itu mati matian bertarung dengan innerwolfnya berebut siapa yang paling berhak memegang takdir,
Bersikukuh antar keduanya membuat Mahen seolah bertengkar dengan dirinya sendiri, tak mudah melawan roh langka paling kuat sepanjang sejarah membuat tubuhnya berkali kali ambuk kehilangan nafas.
Terus seperti itu sejak dua hari terakhir, tak terhitung sebanyak apa energi yang terkuras diiringi dengan keringat yang mengucur karna roh itu jelas tak memiliki kelemahan, sakral kekuatan serigala membuatnya benar benar tak berdaya.
Namun kala Mahen menyadari bahwa ialah pemiliknya, ialah pemegang kendali atas setiap bagian dari raganya, maka dominan itu bangun untuk kemudian kembali memaksa satu jiwa yang tengah menumpang dalam tubuhnya.
Ialah manusia istimewa yang dipilih sang dewa untuk Jaw bersarang didalamnya, maka innerwolf itu tiada hak mengatur seisi rumah terutama isi hati pemiliknya
Kemudian kala fajar menyingsing sehabis malam yang carut, roh suci itu tunduk.
Mengakui jika Sigma yang dicintai sang tuan memang pemberian takdir untuknya, mengakui jika ada tali asmara antar keduanya yang harus segera diikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]
Fiksi Penggemar𝑫𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕 𝒂𝒔𝒌𝒂𝒓𝒂 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊, 𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒉𝒂 �...