.
.
.Tenda tenda dibangun membuat lapangan sepetak itu mendadak hangat diselimuti perkemahan, bulan yang semakin bergerak ke barat membuat jalan untuk turun jauh lebih beresiko lantas semua orang sepakat untuk mengabiskan satu malam dilokasi syuting ini.
Terlalu lelah untuk sekedar menongkrong ditemani api unggun kini semuanya mengunci diri dalam tenda, meringkuk dari udara minus yang menusuk tulang.
Dalam salah satu tenda lampu kecil menyala memperlihatkan sepasang manusia serigala yang tengah mengobati luka.
Tak henti dominan gagah itu memeluk manisnya memberi kecupan sayang pada puncak kepalanya, terus mengucap maaf pada yang masih mengalirkan air mata disana
Dengan pheromone yang menguar tipis dekapan erat itu berusaha memberitau bahwa cintanya tak pernah hilang, kasihnya tak berkurang, dan tahta tertinggi bagi hidupnya itu tak mungkin tergantikan,
Melepuh seluruh marah kala tau alasan dari perginya si tersayang mendekati bahaya, runtuh susunan hatinya ketika iapun tak sadar sejak kapan yang tengah dipeluk ini mengetahui kesalahannya, dan menyimpannya dalam patah yang tak mampu tersampaikan.
Saat itu, bahkan Rion tau sejak pertama kali ada aroma sigma yang menempel pada jas enigmanya, Rion tau saat akhir akhir ini Cher sering bergerak gelisah didalam sana, Rion tau saat hari dimana mulut dingin itu dibiarkan menyentuh rasa lain membuat rasa mint dalam ciuman malamnya tak lagi sama, Rion tau.
Namun apalah daya si manik hazel itu yang bahkan tak mengerti bagaimana cara mengungkap kecewanya, tak tau bagaimana cara memastikan jika sosok yang seringkali dibalut aroma sigma ini masih mencintainya, tak tau tindakan apa yang tepat untuk bersaing agar selalu mendapat perhatian yang jauh lebih besar.
Sebenarnya Esme benar, dia masih kecil.
"Kakak harus apa biar dimaafin kamu?"
Suara berat itu tendengar kentara menyesalnya, dilongarkan sedikit pelukan agar matanya bisa menatap wajah sembap yang sejak tadi tak henti terisak.
Sungguh hatinya seperti api yang akan menciut tak berdaya jika disiram deras air mata kekasihnya seperti ini, lantas tangan kekar itu naik untuk kemudian mengusap pelan pipi merahnya,
Kini ia telah siap menerima semua syarat dari permintaan maafnya, bahkan jika Rion memintanya untuk membeli satu perempat saham disney sekalipun.
"Kenapa.."
Namun lirih jawabannya terdengar bukan seperti yang ia bayangkan.
"aku cuma pengen tau kenapa.."
Letheus lupa ini bukan hanya soal waktu dan pekerjaan yang bisa dengan mudah diganti dengan liburan, namun ini soal batasan yang dilewati dan tentu saja si penghuni hati membutuhkan alasan.
Sang Enigma tak menjawab seolah memang tak ingin menjelaskan dan entah mengapa itu membuat Rion semakin terluka.
"kak.."
Kembali ia panggil berharap ada sedikit kata dari pertanyaannya.
Namun dominan itu setia dalam diamnya.
"Kenapa.."
Lantas mudah saja pertanyaan yang tak kunjung dijawab itu kembali memanaskan matanya, membuat beberapa tetes turun darisana.
Tak ingin kembali bertemu dengan kelemahan, kini tangannya bergerak menggenggam jemari Rion
Lantas perlahan menaruh tangan lentik itu pada pipi bawahnya,
"Rion hapus semua bekasnya sekarang"
Meski lembut terdengar, Rion tau kalimat itu adalah sebuah perintah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]
Fiksi Penggemar𝑫𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕 𝒂𝒔𝒌𝒂𝒓𝒂 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊, 𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒉𝒂 �...