.
.
.Begitu hampa dunia si enigma hingga jiwanya meronta menagih rasa, menagih aroma kayu manis serta bibir tipis yang senantiasa bergelung manja pada lebar bahunya, menanti cantik seporsi hidangan dari si koki yang selalu luar biasa, juga menanti si malaikat kecil yang pada sayapnya ia bertengger untuk menuju pucak surga,
Hadir si manis kini duduk dihadapan, kemudian tangan jenjang itu maju untuk menagkup rahang tegasnya, dengan usapan yang begitu nyata mampu ia rasa halusnya.
Lantas wajah indah itu maju perlahan untuk kemudian menyatukan ranum keduanya, transparan namun pengaruh otak mampu merasakan hangat yang mengulum.
Hingga kemudian sepi
Letheus kembali meneguk botol melanjutkan halusinasi.
Entah putaran keberapa dan kapan terakhir kali serigala dominan itu terpapar sinar matahari, ia tidak peduli, bahkan ketika sadarnya kembali kala Gemini merebut botolnya untuk berteriak marah, mati matian mengembalikan warasnya, ia tidak peduli.
Hingga hari ini kala sekertaris itu kembali melangkah kaki diatas lantai marmer yang berdebu, dengan percaya diri untuk kemudian menyodorkan satu lembar akses menuju belahan samudra dihadapan muka ketuanya.
"Bangun! Samperin Rion sekarang"
Lugas dan Tanpa basa basi, namun lihatlah enigma itu bahkan tak menunjukan gurat tertarik, melirik sekilas lantas kembali melemahkan tubuhnya diatas sofa.
Si alpha jelas mengerutkan alis.
"Le!!"
Panggilan itu menagih jawaban, namun hanya terdengar alunan lagu untuk sekian detik setelahnya, hingga kemudian satu kalimat keluar dari mulutnya.
"Belum tentu Rion mau ketemu gue"
Dan untuk kesekian kali, dominan pencundang ini membuat Gemini mengumpat kasar.
.
.
._______
.
.
.Minggu berlalu membiarkan bunga lain tumbuh bersemu, semakin dekat garisnya membuat alur asmara itu perlahan menjadi kisah yang sama,
Kala disuatu pagi innerwolf Mahen mengamuk marah, benci akan rasa yang menurutnya tak harus ada, berontak karna ada sosok asing dihati tuannya, pagi itu juga Esme datang berkunjung, seketika disambut oleh pheromone marah yang menguar tanpa kendali hingga kemudian matanya melihat silver itu menyala lebih terang tak seperti biasanya.
Begitu sangar guratnya namun entah mengapa gadis sigma itu tak getar sedikitpun, ia menelan ludah untuk perlahan melangkah mendekat.
Menghampiri roh serigala yang tengah marah menggelora.
Semakin dekat hingga kemudian dengan hati hati ia tempelkan telapak tangannya pada dahi si enigma.
Dominan terkuat itu membantu
"Halo Jaw, ini Esme"
Tulus ucapan itu seolah mengandung mantra sakral di dalamnya, mengalir halus memasuki telinga Mahen hingga perlahan kecamuk dendam itu mulai reda.
Sengaja Esme tempelkan dahi keduanya, membuat tenang lewat sentuhan antar jiwanya, seperti ada sengatan kecil namun jauh lebih hangat.
Hingga sekian menit berlalu hening, kala menyadari roh itu telah duduk menjinak, Esme menarik dahinya untuk kemudian menunjukan manik violet yang telah menyala begitu indah, menunjukan ada sang innerwolf yang sedang bangkit disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]
Fanfiction𝑫𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕 𝒂𝒔𝒌𝒂𝒓𝒂 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊, 𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒉𝒂 �...