.
.
.Terasa kecupan lembut di dahinya membuat alpha manis itu perlahan membuka mata, benderang cahaya sekitar namun maniknya tak langsung bertemu sorot matahari karna ada sosok bahu lebar yang menghalangi.
"Makan dulu ya"
Lihatlah si dominan itu membawa nampan dengan semangkuk yang entah apa isinya, sejenak ia menggeliat sebelum bangkit mendudukan tubuhnya,
lantas ia bisa melihat ada potongan ayam fillet yang berenang dalam kuah keju dengan taburan apium graveolens tampak amat menggiur lidah.
"Kakak yang bikin?"
Suara khas bangun tidur itu terdengar serak lengkap sudah dengan mata sembapnya, menandakan entah berapa jam ia menangis sebelum terlelap tidur malam tadi.
"Iyaa"
Jawab sang enigma lantas Rion mulai menyendok hidangan yang masih mengepulkan asap itu sebelum memasukannya kedalam mulut
"Enak ga?"
Kaldu yang tak terlalu encer terasa menari nari dalam lidah, suhunya yang masih tinggi memicu gurih semakin terasa membuat yang mencoba mengangguk seketika.
Senyum tergurat kala menunya dinikmati oleh si tersayang yang kini terlihat lahap menyantap, membuat lupa akan pegal pada tangannya yang terus mengangkat nampan
"Rion gaada kelas ya hari ini?"
Yang ditanya hanya bisa menggeleng karna mulutnya penuh dengan olahan daging
"Mau ikut ke studio ga?"
Berpikir sejenak sebelum akhirnya ia menjawab.
"Enggak ah, males"
Kembali ia lanjutkan menyendok isi mangkuk yang tinggal sisa, dengan si dominan setia menatap paras bareface yang tetap indah dihadapannya.
Hingga dering telepon menggema mengalihkan atensi keduanya, membuat Rion mengerti untuk mengambil alih nampan ditangan Letheus lantas enigma itu segera saja meraih sumber suara.
"Siapa?"
"Mahen"
Diangkatnya panggilan dari si tangan kanan tak lupa dengan loud speaker agar si manis juga ikut mendengar.
"Kita harus rapat untuk konferensi pers"
"Sekarang?"
"Tentu saja, kapan lagi"
"Kenapa gaada di jadwal?"
"Oh.. aku tidak sempat menuliskannya, maaf"
Enigma itu tak menjawab.
"Ayolah Letheus, ini menjelang akhir tahun, jadwalmu padat"
"Udah ada semuanya?"
"Tentu, aku sudah mengumpulkan para sutradara dan konseptor, makannya aku menghubungimu"
Satu kata yang cukup membuat Rion memanas di pagi yang sejuk ini. Ya, konseptor.
"Yaudah, tunggu"
Jawabnya singkat sebelum jarinya bergerak mematikan sambungan, lantas kembali menatap sang kekasih telah memasang sejuta ekspresi disana.
"Ikut!!!"
Ucapnya tiba tiba membuat Letheus mengangkat alis.
"Ikut ke studio!! Ya?!"
Senyum lebar terukir menggemaskan membuat Letheus tak minat bertanya meski penasaran atas keputusan yang mendadak itu.
"Iya, habisin dulu sup nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]
Fanfiction𝑫𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕 𝒂𝒔𝒌𝒂𝒓𝒂 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊, 𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒉𝒂 �...