.
.
.Dua werewolf langka yang seharusnya mengikat jiwa itu duduk di sofa yang berbeda, ada coklat panas diatas meja yang dibiarkan mengepul, asapnya menyatu bersama udara hening karna keduanya kini sibuk dalam pikiran masing masing.
Sejenak kala Mahen menyadari bahwa ialah tuan rumahnya, otak itu diputar untuk kemudian mengolah satu kalimat.
"Aku akan berusaha melawan innerwolf ku, beri aku waktu"
Ucapan pertama sejak mereka bertemu, Esme tersenyum tipis
"Tidak perlu"
Jawaban itu lembut, membuat Mahen tak sanggup lagi bersuara karna ada debar yang tak terkira.
"Kamu dan jaw berada dalam tubuh yang sama, jika kalian saling melawan, kalian akan terus terluka"
Sebenanya Emse juga mati matian menormalkan jantungnya.
"Jangan menyakitinya, Mahen, bagaimanapun, innerwolf adalah roh yan suci"
Lihatlah bagaimana gadis itu berbicara menunjukan betapa bersih jiwanya.
"Tapi kamu membutuhkanku"
Jawaban dari si enigma terdengar begitu pelan,
Senyum dari bibir ranum itu tak kunjung meluntur, dan untuk kesekian kalinya, membuat Mahen kembali tersihir, cantik..
"Tidak perlu dilawan, kamu bisa meluluhkannya"
Mahen tidak menjawab.
"Pelan pelan saja, kita lakukan bersama"
Jangan tanya bagaimana kondisinya karna kini ada miliaran bunga meledak dalam relungnya, membuat hangat karna rasa itu telah jatuh pada titik asmaranya.
Untuk kesekian kali Esme menghela nafas, karna tak bisa dipungkiri, iapun memiliki kondisi hati yang sama dengan enigmanya.
"Bagaimana jika kita memulai dengan, saling mengenal?"
Tulus tawaran itu membuat lawan bicaranya seketika mengukir senyum tanda setuju.
.
.
._______
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]
Fanfic𝑫𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕 𝒂𝒔𝒌𝒂𝒓𝒂 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊, 𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒉𝒂 �...