.
.
.
.
..
.
Hari dengan setumpuk jadwal kembali datang membuat Letheus tak diizinkan menutup mata barang sejenak, kala tiba di rumah pukul tiga pagi enigma itu harus mengusir jetlag untuk bersiap mengurus tanggung jawab lain yang menunggu dalam gedung miliknya.
Lantas ketika derap sepatu barker blacknya terdengar memasuki lantai perkantoran menggugah antensi bagi siapapun yang berpapasan, kharismatik wibawa itu masih kentara auranya meski ada kantung mata yang menunjukan sekurang apa waktu tidurnya.
Langkahnya bergerak menuju salah satu ruang meeting mengingat ia memiliki pertemuan dengan salah satu konseptor, rolex ditangan menunjukan pukul delapan ketika enigma itu memasuki ruangan bernuasa coklat kopi dan putih gading yang elegan.
Si sigma yang sejak tadi diam disana mengutak atik layar presentasi mendadak tersenyum kala melihat yang ditunggu telah tiba.
"Selamat pagi direktur"
Begitu ramah suaranya menyambut muka datar yang kini duduk disalah satu kursi.
"Bagaimana kabar--"
"Trailernya"
Tak ingin berbasa basi ditengah lelahnya yang memberat enigma itu dengan tegas memberi perintah.
"b..baiklah"
Si sigma kembali berbalik untuk kemudian menekan salah satu video diatas layar.
Letheus fokus memperhatikan kala tayangan itu dimulai dengan alur singkat kehidupan si gadis yang begitu menyedihkan di suku bulan, hingga perjalanannya yang berdarah darah mencari pahlawan lantas si pahlawan tiba untuk dengan senang hati membantunya, kutukan pecah, semua suku bersorak bahagia dengan keduanya yang saling mencintai.
Kemudian ciuman hangat menjadi penutup yang indah dari trailer tersebut.
Begitu rapi konsep dan editingnya membuat siapapun seolah masuk dalam cerita yang tersaji, lantas cuplikan cuplikan itu menggugah rasa penasaran untuk alur yang lebih lengkap lagi.
Sejenak muka dingin direktur itu masih diam hingga akhirnya ia memalingkan wajah dari layar lantas mengangguk pelan.
"Bagus"
Enigma itu mencatat sesuatu diatas tab nya.
"Tapi coloringnya terlalu warm"
"Baik tuan, akan saya sampaikan pada editor"
Tak lepas mata Esme pada lelaki dominan dengan jas kasual yang kini menunduk fokus menatap layar, siluet tampan dan garis wajah tajam diselimuti wibawa tinggi membuat Esme tak henti berdecak kagum akan sosok langka dihadapannya.
Dialah satu satunya tokoh yang pantas menjadi pahlawan dalam alurnya, dialah satu satunya sosok yang Esme inginkan sebagai harapan, dialah satu satunya pria yang akan dibawanya menuju kegagahan Mythuura untuk diperkenalkan dengan bangga pada seluruh tetua, dia..
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORA 2 [ bxb | pondphuwin | END ]
Fanfic𝑫𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕 𝒂𝒔𝒌𝒂𝒓𝒂 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊, 𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒉𝒂 �...