Chapter 11

727 83 51
                                        

Terlalu cepat menyimpulkan sesuatu jelas akan membuat dirimu kehilangan konsentrasi. Apalagi sesuatu yang krusial seperti kehamilan, misalnya.

Anna tidak ingin berprasangka terlalu jauh, meski saat ini tak ada yang bisa ia pikirkan selain hal itu. Ia menyadari jika dirinya telah melewati masa menstruasinya. Ini bukan pertama kalinya, kondisi tubuh yang kurang fit, stress, dan kelelahan tak jarang menjadi pemicu keterlambatan menstruasi.

Tapi, situasinya saat ini jelas memiliki alasan yang berbeda. Dan kemungkinannya sangat besar. Meskipun Anna tidak ingin meyakininya, sebelum ia benar-benar memeriksanya.

Hembusan nafas pelan keluar dari bibir Anna untuk kesekian kalinya. Ia memijit pelipisnya, berbagai pertanyaan dalam kepalanya mulai bermunculan, seperti bagaimana jika dirinya benar-benar hamil?

Ini tentu salahnya. Anna tidak bisa menyalahkan siapapun. Seharusnya malam itu, ia bisa menggunakan akal sehatnya dan bukan malah memohon pada seorang pria untuk memuaskan hasratnya.

Baekhyun.

Pria itu sama sekali tidak bersalah. Jika apa yang telah mereka perbuat telah memicu sesuatu dalam perut Anna untuk tumbuh, maka pria itu tak memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab. Sekali lagi, salahkan Anna atau si bajingan Hwang Xuxi.

Anna menjatuhkan kepalanya pada kemudi. Ia memejamkan matanya, ingin menangis, dirinya tidak mau menyulitkan Baekhyun.

Ketukan pada kaca mobil membuat Anna mengangkat wajahnya, ia baru ingat jika telah memiliki janji dengan Baekhyun dan kini pria itu mendatanginya.

"Buka." Baekhyun menggerakkan bibirnya tanpa suara, namun jelas dimengerti oleh Anna. Ia masuk ke dalam mobil sang wanita dan duduk di sebelahnya. "Apa yang ingin kau bicarakan?"

Anna mengulum bibirnya, lagi-lagi mulutnya kesulitan untuk berbicara. Dari mana ia harus memulai?

Jemari tangan Anna saling meremat satu sama lain, ia menatap Baekhyun yang sedang menunggunya, "aku ... " Anna menggantung kalimatnya, ia menggigit bibirnya sekeras yang ia bisa. Namun, sentuhan hangat dari jemari Baekhyun di atas bibirnya membuat Anna terkesiap.

"Jangan lakukan itu. Bibirmu bisa berdarah." Baekhyun menyapukan ibu jarinya dengan lembut, pria itu tidak tahu jika tindakannya berhasil menghantarkan rasa panas di sekujur tubuh sang wanita.

Batin Anna berteriak. Berhenti bersikap seperti ini, Baekhyun.

"What is it, Anna?"

Wanita itu terdiam sejenak, sebelum kemudian berkata, "aku masih belum yakin."

"Soal apa? perasaanmu padaku?" Tanya Baekhyun dengan santai, pria itu tersenyum geli.

"No. More than that. It's not about my feelings."

"Then what?"

Anna menarik nafas dalam, "what if ... what if I'm pregnant?"

Senyum Baekhyun menghilang, raut wajahnya berubah serius, "have you checked it?"

"Not yet.. Aku hanya tiba-tiba memikirkannya saat teringat jika bulan ini aku belum mendapat menstruasiku," ujar Anna dengan hati-hati, ia yakin Baekhyun mungkin terkejut mendengar hal ini, dan dugaannya benar, pria itu bungkam. Anna menarik nafas dalam, "look, I'm not telling you this to make you feel guilty. If that really happens, I'll take responsibility on my own. You don't have toㅡ"

Anna tak bisa melanjutkan kalimatnya ketika sebuah benda kenyal dan lembut menekan bibirnya. Yang selanjutnya di ikuti dengan lumatan intens, membuatnya ikut memejamkan mata. Ia tak bisa melakukan apapun selain membalas ciuman Baekhyun.

Shameless - BBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang