Anna masih ingat saat tahun lalu ibunya memberi kabar bahwa ia akan menikah lagi. Saat itu Anna tengah sibuk dengan projek drama pendek. Ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja.
Hanya ucapan selamat lewat telpon. Dan di tahun yang sama, menjadi percakapan terakhir ia dengan sang ibu. Anna tidak membenci ibunya karena wanita itu menikah lagi. Pernikahan itu juga dilakukan setahun setelah ayahnya meninggal.
Anna hanya merasa dirinya sudah cukup dewasa untuk tidak merecoki pernikahan sang ibu dengan suami barunya yang juga memiliki seorang anak laki-laki dengan tinggal bersama mereka. Ia justru merasa berterimakasih karena sudah ada yang menjaga ibunya, sementara ia tinggal dan bekerja di Korea.
Meski sampai saat ini, Anna tidak tahu bagaimana rupa suami ibunya itu dan juga saudara tirinya.
"Bagaimana kabarmu, sayang?"
"Aku baik, mom. Kenapa tidak menelponku dulu jika mom akan datang ke sini?" Karena ini terlalu tiba-tiba bagi Anna, dirinya juga sedang tidak dalam kondisi yang bisa di katakan baik-baik saja saat ini.
"Mom tahu kau sibuk. Lagipula, ada Daniel yang menemani."
Anna melirik sekilas pada laki-laki yang duduk di samping ibunya. Jujur, Anna sangat terkejut bagaimana sang ibu bisa membawa laki-laki itu ke sini, menemuinya. Mereka sudah lama tidak bertemu, bahkan ia sempat tidak mengenali laki-laki itu.
Mereka adalah teman sekelas saat SMA dan keduanya cukup dekat. Terlalu memalukan jika mengingat laki-laki itu pernah menolaknya. Entah apa alasan Daniel melakukan itu, yang pasti sejak saat itu Anna mulai memberi jarak, hingga hubungan mereka benar-benar merenggang.
Tidak mungkin ibunya tahu tentang kisah picisannya itu, kan?
"Tapi mom dan Daniel tidak sedekat itu ... kenapa tidak meminta suamimu untuk menemani?" Anna merasa begitu canggung sebab Daniel terus menatapnya.
"Kami cukup dekat, Anna. Benarkan Mrs. Keane?" Laki-laki itu menimpali dengan senyuman menawannya.
"Iya sayang. Daniel adalah sekretaris daddy mu."
Begitu rupanya. Anna ingin menertawakan dirinya sendiri. Ia segera menepis pikirannya, dan kembali menatap sang ibu. "Di mana semua barang-barangmu, mom?"
"Ada di hotel." Daniel kembali menimpali, "Mrs. Keane bilang dia tidak ingin merepotkanmu, jadi dia memilih menginap di hotel."
"Pindahkan saja ke apartemenku, mom. Kehadiranmu tidak akan merepotkan sama sekali."
Keane tersenyum, "kau masih tinggal sendiri?"
Anna mengerutkan kening, "tentu saja. Memangnya dengan siapa?"
"Kau masih sendiri?"
"Apa maksudmu, mom?" Tanya Anna, masih tak menangkap pertanyaan sang ibu. Jika ia mengatakan Sehun sering menginap di apartemennya, itu tidak bisa dikatakan pria itu tinggal bersamanya. Bahkan Sehun tidak datang setiap hari dan tidak benar-benar menetap di apartemennya.
Aroma makanan yang datang di meja mereka membuat rasa mual yang sejak tadi tertahan di kerongkongan Anna mendesak keluar. Saat ini mereka sedang berada di restoran seafood. Anna tidak menyangka jika hal seperti ini datang di saat yang tidak tepat, "mom sebentar. Aku ijin ke toilet."
Anna beranjak dari kursi, mengabaikan tatapan dari sang ibu dan laki-laki yang duduk di sampingnya.
"Annaㅡ" Daniel tak sempat meraih tangan sang wanita. Sebenarnya ia sudah menangkap gelagat aneh dari wanita itu. Sepanjang mereka mengobrol Anna nampak tengah menahan sesuatu.
![](https://img.wattpad.com/cover/369665631-288-k252608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shameless - BBH
FanfictionTerdesak keadaan membuat Anna sembarang masuk ke dalam kamar hotel. Jika boleh memilih, ia lebih baik mati dibandingkan harus tidur dengan mantan kekasihnya yang menurutnya adalah seorang psycho. Keadaan memang tak pernah menguntungkan Anna, jika i...