Anna masih tak menyangka bagaimana dirinya bisa mengijinkan seorang Byun Baekhyun si idol populer masuk ke dalam apartmennya. Jika sedikit saja hal ini di ketahui oleh orang lain, sudah bisa dipastikan nama mereka berdua akan tersebar di seluruh portal berita Korea Selatan dalam semalam.
Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuat Anna bergidik ngeri. Apalagi menghadapi amukan jutaan penggemar Baekhyun di luar sana. Tetapi, entah dari mana keberaniannya muncul saat ini.
Tibanya di dalam, Anna mempersilahkan Baekhyun untuk duduk. Anna tak ingin membuat suasana menjadi canggung, anggap saja ini hanya pertemuan biasa antara staf dan idol yang bekerja dalam proyek yang sama. Nothing special about it.
"Maaf, aku belum sempat bersih-bersih." Anna berucap santai seraya mengambil seonggok jaket yang sebelumnya ia lemparkan ke sofa.
Baekhyun membuka masker serta topi yang menutup wajahnya, ia menyisir rambutnya yang sedikit berantakan dan mengulas senyum tipis, "it's okay. Your apartment is quite comfortable though."
"Thanks. Kau mau minum sesuatu? Kopi? Teh?" Anna menatap Baekhyun yang terlihat santai duduk di sofa. Namun, hingga beberapa saat pria itu tak menjawab pertanyaannya, membuat Anna mengambil inisiatif sendiri untuk membuatkan teh hangat. Ya, teh hangat sepertinya lebih baik.
"Duduk saja. Aku ke sini untuk melihatmu."
Ucapan Baekhyun sukses membuat Anna tertegun. Wanita itu mengulum bibirnya, dan berusaha sebaik mungkin mempertahankan mimik wajahnya agar terlihat tenang. Ia kemudian, mendaratkan tubuhnya di sebelah pria itu. Tak terlalu dekat, mungkin jaraknya dan Baekhyun masih bisa di isi oleh 2 orang.
"Bagaimana keadaanmu, Anna?"
"Jauh lebih baik." Balasnya sembari mengulas senyum tipis.
Baekhyun menatap Anna dari samping, ia tidak mengerti kenapa sang wanita nampak berusaha menghindari tatapannya, "kenapa kau bisa pingsan tadi siang? Aku ... sedikit mencemaskanmu karena sebelumnya kita bertemu dan kau terlihat baik-baik saja."
"Hm ... itu karena roti isi yang ku makan."
Kedua mata Baekhyun sontak melebar, "roti isi dariku? Kenapa dengan itu? Apa roti isinya basi?"
Anna menggeleng, "no, it's not. Sebenarnya aku alergi buah tomat. Tapi, entah mengapa saat itu aku langsung memakannya begitu saja tanpa mengecek isiannya terlebih dulu."
"Apa alergimu parah? Seharusnya aku bertanya padamu lebih dulu sebelum memberikan roti lapis itu." Baekhyun berucap dengan nada penuh penyesalan.
Anna menatap pria itu seraya mengulas senyum tipis, "that wasn't your fault, Baekhyun. Lagipula aku baik-baik saja." Wanita itu kembali memalingkan wajahnya, "oh benar, suratnya. Sebentar, aku akan mengambilnya." Anna hendak beranjak dari sofa ketika lengannya ditahan oleh Baekhyun, ia memandang pria itu, "kenapa?"
"Lehermu. Apa itu karena alerginya?"
Anna menunduk dan segera membetulkan kerah bajunya, "iya. Tidak apa-apa. Ini akan hilang besok pagi."
Keheningan yang menyelimuti tak mampu membuat keadaan menjadi lebih baik, Baekhyun bahkan masih memegang pergelangan tangan Anna tanpa berniat melepaskannya. Dan itu semakin membuat situasi mereka terasa canggung. Setidaknya itu yang dirasakan oleh Anna.
"Kau sudah makan?" Pertanyaan Baekhyun berhasil memecahkan keheningan yang nyaris menenggelamkan Anna di dalamnya.
Wanita itu berniat menjawab, tetapi suara gemuruh dari dalam perutㅡ yang jelas bukan berasal dari perutnya membuat Anna menatap Baekhyun, lalu tertawa pelan, "kau lapar, Baekhyun?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Shameless - BBH
FanfictionTerdesak keadaan membuat Anna sembarang masuk ke dalam kamar hotel. Jika boleh memilih, ia lebih baik mati dibandingkan harus tidur dengan mantan kekasihnya yang menurutnya adalah seorang psycho. Keadaan memang tak pernah menguntungkan Anna, jika i...