Chapter 2

521 77 9
                                    

Tidak ada yang lebih buruk daripada bangun di pagi hari dengan tubuh polos yang hanya tertutup selimut, kamar hotel dan juga ingatan akan kejadian semalam yang melekat di dalam kepala begitu membuka mata.

Anna menangkup wajah dengan kedua telapak tangannya, kakinya menendang-nendang di bawah selimut dengan erangan frustasi yang keluar dari bibirnya.

Menarik nafas sebelum menoleh ke samping, Anna mendapati ranjang di sebelahnya kosong. Ia berusaha mendudukan tubuhnya sembari menahan ngilu.

"Ouh .. fuck."

Entah di mana semua pakaiannya, Anna mengacak rambutnya. Dengan selimut yang melilit di tubuhnya, ia mengitari ranjang dan menemukan semua pakaiannya terlipat di atas meja.

"Seriously?ㅡ" Anna menahan kalimatnya ketika kedua matanya menangkap secarik kertas di atas meja. Ia mengabil kertas itu lalu membacanya.

Aku tidak tahu kenapa aku harus menulis surat ini. But, let me get this straight.

Pertama, kejadian semalam adalah murni kesalahanmu. Kau menggodaku lebih dulu, lebih tepatnya itu bisa dikatakan sebagai tindakan pemerkosaan.

Kedua, jangan menceritakan kepada siapapun soal apa yang terjadi di antara kita.

Dan yang terakhir, jangan coba untuk mencari tahu siapa aku. Dan apapun masalahmu, ku harap kau bisa melewatinya dengan baik. Aku juga tidak akan menuntutmu, jadi tenang saja.

Anna mendongak seraya memejamkan kedua matanya erat-erat. Sekali lagi dirinya menatap surat itu sebelum kembali meletakkannya di atas meja dan mengambil pakaiannya.

Sebelum pergi, Anna memandangi ranjang yang terlihat seperti habis diterjang badai. Such a mess. Bulu kuduknya seketika meremang seolah melihat bayangan dirinya dan pria asing itu bergulat dengan panas di atas ranjang. Anna menggeleng, menepuk-nepuk kedua pipinya. Berusaha melenyapkan bayangan itu.

Ia bergegas keluar dari kamar sebelum petugas kebersihan hotel datang. Dirinya bisa terkena denda jika ketahuan atau bahkan lebih buruk dari itu. Dengan hati-hati, Anna kembali menutup pintu di belakangnya dan berlari menuju lift. Beruntung kali ini ia tidak perlu menunggu lama, pintu lift terbuka dan Anna segera menekan tombol lantai 5.

Dari pantulan panel dinding lift, Anna dapat melihat penampilannya yang begitu berantakan. Ia bahkan tak memakai alas kaki. Bahkan saat ini dirinya tak memegang ponsel dan dompetnya. Hwang Xuxi brengsek. Anna hanya bisa mengumpat dalam hati. Semua barang-barangnya pasti ada di pria gila itu. Tetapi Anna cukup waras untuk tidak kembali menemui pria itu setelah apa yang terjadi.

Bagaimana ia bisa begitu bodoh dan mempercayai ucapan psikopat itu begitu saja?

Ini memang murni kesalahannya. Bahkan ia harus melibatkan seorang pria tidak bersalah dan sekarang ia tidak bisa bertemu dengan pria itu lagi untuk meminta maaf.

Anna menegakkan punggungnya ketika pintu lift terbuka. Ia berjalan dengan lesu menuju kamarnya.

Dari kejauhan Anna melihat seorang wanita yang berdiri di depan pintu kamarnya. Wanita itu nampak sibuk dengan ponsel yang menempel di telinganya.

"Katie?"

Wanita dengan mantel coklat itu menoleh dan begitu terkejut ketika mendapati sahabatnya dengan penampilan yang acak-acakan.

Shameless - BBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang