Dengan raut wajah tanpa ekspresi, Anna memandangi tubuh polosnya di depan cermin. Bercak-bercak kemerahan yang hampir menghiasi seluruh bagian atas tubuhnya itu masih terlihat begitu jelas di kulitnya yang putih pucat.
Bukan hanya kissmark, tetapi pria itu seakan telah menggerogoti tubuhnya. Dan Anna baru sadar, rasanya sedikit tidak adil jika pria itu mengatakan apa yang telah dilakukanya sebagai tindakan pemerkosaan ketika pria itu juga menikmatinya, bahkan terlihat lebih menggebu-gebu dari pada Anna. Padahal saat itu, dirinyalah yang sedang terpengaruh obat perangsang.
Baiklah. In the end, it's still her fault. Anna mengakui itu. Lagipula, jika bukan karena terpaksa, semua itu juga tidak akan pernah terjadi. Dirinya tak semurah itu sampai-sampai melemparkan tubuhnya begitu saja pada seorang pria.
Anna mengambil handuk dan segera mengeringkan tubuhnya, ia melangkah menuju walk in closet dan mengambil pakaiannya.
Hari ini, Anna kembali mengenakan turtle neck, hanya berbeda warna dengan yang ia pakai di Jepang saat acara makan siang bersama para staff. Itu merupakan satu-satunya pakaian yang dapat menutupi bagian lehernya. Kalian pasti paham.
Anna hendak mengambil sepatunya ketika rungunya mendengar seseorang menekan sandi apartmennya. Dahinya mengernyit, ia kembali meneggakkan tubuhnya lantas bergegas menuju pintu.
Tidak ada yang tahu sandi apartmennya selain dirinya sendiri danㅡ
"Oh! My sister! Kapan kau pulang?"
"Sehun? Untuk apa datang ke sini pagi-pagi?" Anna menghampiri sepupu laki-lakinya itu.
"Um, barangku tertinggal di sini."
"Barangmu?" Anna menatap Sehun penuh selidik, "kenapa barangmu bisa ada di apartmenku?" Ia menatap laki-laki itu tajam.
"Aku ... tak sengaja tertidur di sini saat kau tidak ada."
"Why did you sleep in my apartment? Don't you live with your girlfriend?" Anna menyilangkan lengannya di depan dada. Menatap Sehun yang kini duduk di sofa.
Laki-laki itu mendesah pelan, "we broke up."
"What? but why?"
"I cheated on her."
"The fuck?!" Anna menatap sepupunya tak percaya, "kau serius Sehun?"
Laki-laki itu bergeming.
"Stupid." Anna memalingkan wajahnya, lalu detik berikutnya kembali menatap Sehun, "I've told you to stop hooking around with random girls because you already have a girlfriend!" Kemarahan Anna seketika memuncak, sebagian dari dirinya seolah tak terima jika laki-laki brengsek yang ada di depannya saat ini adalah sepupunya. Orang yang paling ia sayangi setelah ayah dan ibunya.
"I know, I fucked up." Sehun menyugar rambutnya seraya menghembuskan nafas pelan, "saat itu aku sedang mengalami kesulitan dan Réyne selalu sibuk dengan pekerjaannya. Aku merasa dia mulai mengabaikanku dan kami jarang menghabiskan waktu bersama."
"Tapi itu bukan alasan untuk kau berselingkuh, Sehun. Kalian sudah tinggal bersama dan kau bilang ingin menikahinya."
"I don't know." Pria itu mendesah frustasi. "Kurasa aku tidak bisa memperbaikinya. Rèyne sudah tak ingin melihatku lagi."
Anna berdecak pelan, "lalu sekarang kau akan tinggal di mana? Atau kau akan kembali ke rumah orang tuamu?"
"Aku terlalu malu untuk kembali ke sana." Sehun menatap Anna, "boleh aku tinggal di sini?"
"Don't you dare!"
"Pelit sekali! Lagipula kau tinggal sendiri my sister. Aku janji tidak akan merepotkanmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Shameless - BBH
FanficTerdesak keadaan membuat Anna sembarang masuk ke dalam kamar hotel. Jika boleh memilih, ia lebih baik mati dibandingkan harus tidur dengan mantan kekasihnya yang menurutnya adalah seorang psycho. Keadaan memang tak pernah menguntungkan Anna, jika i...