Baekhyun mendorong pintu kaca di depannya dengan santai, seolah mengetuk hanyalah sebuah formalitas sehingga ia abaikan dan langsung menerobos ke dalam.
Terlihat sang rekan yang menjabat sebagai talen manajer tengah menikmati waktunya dengan melakukan latihan menari.
"Kau sudah bertemu dengan Oh Sehun?" tanya Baekhyun begitu tubuhnya mendarat pada salah satu kursi.
Minseok spontan menghentikan gerakkannya dan menoleh pada Baekhyun, ia menghampiri pria itu, "hm. Sesuai yang kau inginkan. Dia sudah resmi menjadi model kita." ujarnya, kemudian mengambil tempat duduk di samping Baekhyun.
"Terimakasih. Aku percayakan dia padamu."
"Aku masih ingin tahu alasannya." Minseok meraih kaleng minuman yang ada di atas meja. Membukanya, dan meneguk isinya hingga setengahnya.
Baekhyun menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Ia menyugar rambutnya untuk menghilangkan sedikit kegusarannya. Berusaha untuk terlihat santai.
"Dia kenalanku. Dan aku hanya ingin membantunya," ujarnya tanpa menatap Minseok.
"Dengan menjadikannya model?" Minseok menaikkan sebelah alisnya, sementara sang lawan bicara hanya mengangguk sebagai respon, ia melanjutkan, "kau tahu, jika anak-anak lain tahu ini akan menjadi masalah."
Baekhyun paham betul. Caranya memang terlihat picik. Membuat Sehun menjadi model dengan cara instan, tanpa mengikuti tahapan audisi dengan semestinya memang terdengar sangat tidak adil bagi para anak-anak asuhannya yang lain.
Ini hanya soal kepercayaan. Menyadari jika ia telah menggunakan kekuasaanya untuk membungkam Oh Sehun. Namun, itulah satu-satunya cara. Bukannya ia tidak mempercayai pria itu. Namun dirinya tak bisa percaya hanya dengan janji yang diucapkan dengan kata-kata.
"Sampai jam berapa kau latihan?"
Minseok berdecak pelan saat Baekhyun dengan cepat mengalihkan pembicaraan mereka, "jam 4. Aku ada pemotretan setelah latihan."
Baekhyun mengangguk, ia menepuk kedua pahanya lantas beranjak dari kursi, "aku akan mentraktirmu nanti."
"Kau akan pergi sekarang?"
"Hm."
"Ngomong-ngomong, aku sedang menonton dramamu."
Baekhyun menyunggingkan senyuman di bibirnya, "tentu saja. Kau wajib menontonnya."
Pria bermarga Kim itu mendengus pendek, hendak melontarkan balasannya ketika suara ketukan pada pintu kaca mengintrupsi mereka berdua.
"Permisi." Seorang staf masuk ke dalam, "ada paket untuk anda, depyonim."
Baekhyun menatap sebuah kotak yang diulurkan padanya, sebelum kemudian mengambilnya, "dari siapa?"
"Saya tidak tahu. Di sana tidak ada nama pengirimnya."
"Baiklah, terimakasih. Kau bisa kembali bekerja."
"Tidak biasanya ada yang mengirim paket ke perusahaan." Minseok membuka suaranya. Kedua matanya menilik paket yang di pegang Baekhyun. "Mungkinkah dari penggemarmu?"
"Entahlah, hyung." Baekhyun merobek bungkusan kertas tersebut tanpa ragu. Jika memang dari penggemarnya, staf pasti sudah tahu dan tidak akan menerimanya begitu saja. Karena ia sudah pernah mengatakan untuk tidak menerima hadiah apapun dari para penggemarnya.
Kedua alis Baekhyun mengkerut dalam, menemukan sebuah benda yang di bungkus oleh kertas. Lagi, ia harus membukanya, namun kali ini tidak merobeknya.
Baekhyun menelan ludahnya kasar, kedua matanya hampir tidak bisa berkedip ketika melihat foto dirinya dan juga Anna sedang duduk berhadapan saat mereka di lokasi syuting. Hari itu ketika dirinya mempertanyakan kenapa sang wanita menghindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shameless - BBH
FanficTerdesak keadaan membuat Anna sembarang masuk ke dalam kamar hotel. Jika boleh memilih, ia lebih baik mati dibandingkan harus tidur dengan mantan kekasihnya yang menurutnya adalah seorang psycho. Keadaan memang tak pernah menguntungkan Anna, jika i...