Chapter 2

26 6 0
                                    

Keesokan harinya, di kelas seni, Aditya merasa sedikit gugup. Pelajaran kedua hari itu adalah seni, dan dia berharap bisa berkelompok dengan Davira. Saat guru seni, Bu Rina, mulai membagi kelompok, Aditya merasa jantungnya berdetak lebih cepat.

"Aditya dan Davira, kalian berdua akan bekerja sama hari ini," kata Bu Rina sambil tersenyum.

Aditya hampir tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia melihat ke arah Davira, yang membalas dengan senyuman. Mereka pindah ke meja di pojok kelas, menyiapkan alat-alat seni mereka.

"Apa kita akan membuat apa hari ini?" tanya Davira.

"Aku tidak tahu, mungkin kita bisa melukis pemandangan," jawab Aditya, mencoba terdengar santai meski hatinya masih berdebar kencang.

Mereka mulai bekerja, berbicara tentang ide-ide mereka dan tertawa bersama. Aditya merasa lebih nyaman daripada biasanya, mungkin karena kehadiran Davira membuatnya merasa diterima.

Bel istirahat berbunyi pada pukul 9.45. Anak-anak berhamburan keluar dari kelas, menuju ke halaman sekolah. Aditya sedang membereskan alat-alat seni ketika sahabatnya, Aaron, mendekatinya.

"Hei, Aditya," sapa Aaron dengan suara sedikit terkejut. "Kenapa kamu berkelompok dengan Davira?"

Aditya menatap Aaron, mencoba menilai maksud dari pertanyaannya. "Bu Rina yang menentukan kelompoknya," jawabnya pelan.

Aaron mengangguk, tetapi masih tampak penasaran. "Tapi biasanya kamu tidak terlalu suka berkelompok dengan cewek. Ada apa?"

Aditya merasa pipinya memerah lagi. "Tidak ada apa-apa, Aaron. Kami hanya teman."

Aaron tersenyum, melihat kegugupan Aditya. "Aku cuma bercanda, Dit. Davira memang asyik. Jadi, kamu senang bisa berkelompok dengannya?"

Aditya mengangguk, merasa sedikit lega. "Iya, dia baik dan kami bisa bekerja sama dengan baik."

Aaron menepuk bahu Aditya. "Baguslah. Jangan terlalu cemas. Kita kan masih bisa main bareng saat istirahat."

Aditya tersenyum dan merasa beruntung memiliki sahabat seperti Aaron. Mereka berdua berjalan menuju kantin sekolah, di mana Davira sedang berada di kantin bersama teman teman yang lain. Dengan sahabat di sisinya dan Davira di dekatnya, Aditya merasa lebih kuat dan lebih siap menghadapi hari-hari ke depan.

***

Setelah bel istirahat berbunyi, Aditya dan Aaron berjalan menuju kantin sekolah. Mereka memutuskan untuk membeli mie goreng favorit mereka. Saat mereka sampai di kantin, Aditya melihat Davira sedang memesan mie juga.

"Hei, Davira! Kamu juga beli mie?" sapa Aditya dengan ceria.

Davira tersenyum lebar. "Iya, mie goreng di sini enak banget. Kalian mau duduk bareng?"

Aaron mengangguk. "Tentu saja! Ayo duduk bareng."

Mereka bertiga duduk di meja yang tidak terlalu jauh dari tempat pemesanan. Sambil menunggu pesanan mereka, mereka mulai mengobrol tentang pelajaran seni tadi.

"Apa kalian suka dengan proyek seni kita tadi?" tanya Davira.

"Aku suka," jawab Aditya. "Aku rasa pemandangan yang kita lukis tadi akan terlihat bagus setelah selesai."

Aaron menambahkan, "Kamu dan Aditya benar-benar bagus bekerja sama. Aku kagum."

Davira tersenyum dan hendak menjawab ketika dua teman sekelasnya, Tania dan Siska, datang menghampiri mereka.

"Hai, Davira!" sapa Tania dengan suara sedikit sarkastis. "Oh, kamu duduk dengan Aditya?"

Siska, yang berdiri di samping Tania, menambahkan dengan nada mengejek, "Aditya, kamu tidak biasanya duduk dengan cewek, ya?"

Aditya merasakan kegugupan yang tiba-tiba, tetapi sebelum dia bisa menjawab, Aaron langsung berdiri dan menghadapi kedua gadis itu.

"Hei, santai aja. Aditya dan Davira cuma teman. Ada masalah?" tanya Aaron dengan nada tegas.

Tania dan Siska tampak terkejut dengan sikap Aaron, tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa lagi. Mereka hanya menatap Aditya sejenak sebelum pergi.

Davira melihat ke arah Aditya dan Aaron dengan wajah penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Aaron. Kamu benar-benar sahabat yang baik."

Aaron mengangguk. "Tidak masalah. Aku cuma tidak suka melihat teman-temanku diganggu."

Pesanan mereka dipanggil, dan mereka bertiga mengambil mie goreng mereka. Sambil menikmati makan siang, Aditya merasa lebih percaya diri dengan adanya dukungan dari sahabat seperti Aaron dan teman baik seperti Davira. Hari ini, dia merasa sedikit lebih kuat, dan untuk pertama kalinya, dia mulai percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja.



















Shades Of GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang