Chapter 11

2 1 0
                                    

Hingga esok hari tiba, Aditya dan Aaron mempersiapkan mental mereka untuk mengerjakan ulangan matematika. Mereka memasuki ruang kelas dengan perasaan campur aduk, berharap yang terbaik meskipun tidak terlalu yakin dengan hasilnya. Ulangan dimulai, dan keduanya berusaha semaksimal mungkin untuk menjawab soal-soal yang diberikan.

Setelah ulangan selesai, mereka kembali ke tempat duduk mereka dengan perasaan lega, meski masih ada sedikit kecemasan tentang hasilnya. Jam pelajaran berganti, dan akhirnya tiba saatnya untuk menerima hasil ulangan matematika.

Bu Rina mulai membagikan hasil ulangan kepada masing-masing siswa. Aditya menerima kertas ulangannya dengan hati-hati, melihat nilai yang tertera di sana. Nilai 0 menghiasi kertasnya. Dia merasa sedih dan kecewa.

Aaron yang duduk di sebelahnya melihat kertas ulangan Aditya. "Dit, kamu dapat nilai berapa?"

Aditya menghela napas. "Aku dapat nilai 0, Aaron. Kamu sendiri?"

Aaron melihat kertas ulangannya dan tertawa kecil. "Aku juga dapat nilai 0, Dit."

Aditya menatap Aaron dengan terkejut, lalu mulai tertawa. "Serius? Kita sama-sama dapat nilai 0?"

Aaron mengangguk dengan senyum lebar. "Iya, setidaknya kita berdua sama-sama gagal."

Mereka berdua tertawa bersama, melepaskan ketegangan yang mereka rasakan sebelumnya.

Aaron: "Yah, setidaknya kita berusaha, kan? Dan sekarang kita tahu apa yang harus kita pelajari lebih keras."

Aditya: "Betul, Aaron. Kita bisa belajar bersama lagi nanti, tapi kali ini benar-benar belajar, bukan main layangan."

Aaron: "Deal! Mulai sekarang, kita serius belajar."

Mereka saling memberikan tos, merasa lebih baik meskipun nilainya tidak sesuai harapan. Tertawa bersama sahabat ternyata bisa membuat situasi yang sulit menjadi lebih ringan.

Dengan semangat baru, Aditya dan Aaron berjanji untuk belajar lebih keras dan mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk ujian berikutnya. Mereka tahu bahwa mereka bisa menghadapinya, terutama karena mereka memiliki satu sama lain untuk saling mendukung.

***

Saat Aditya dan Aaron masih tertawa dan berbicara tentang hasil ulangan mereka, Davira mendekati mereka dengan senyum di wajahnya.

Davira: "Hai, kalian berdua. Apa yang membuat kalian tertawa?"

Aaron menoleh dan menjawab sambil masih sedikit tertawa, "Kita berdua dapat nilai 0 di ulangan matematika tadi. Jadi, kita memutuskan untuk menertawakan nasib buruk kita bersama."

Davira: "Hai, kalian berdua. Apa yang membuat kalian tertawa?"

Aaron menoleh dan menjawab sambil masih sedikit tertawa, "Kita berdua dapat nilai 0 di ulangan matematika tadi. Jadi, kita memutuskan untuk menertawakan nasib buruk kita bersama."

Davira tertawa kecil. "Wah, kalian memang kompak ya. Tapi jangan terlalu khawatir. Itu hanya satu ulangan. Kalian bisa belajar lebih keras dan memperbaiki nilai di ulangan berikutnya."

Aditya mengangguk. "Iya, Davira. Kita akan lebih serius belajar mulai sekarang."

Davira: "Kalau kalian butuh bantuan, aku bisa membantu kalian belajar matematika dan pelajaran lainnya. Kita bisa belajar bersama-sama."

Aditya tersenyum. "Terima kasih, Davira. Itu akan sangat membantu."

Aaron: "Iya, terima kasih, Davira. Kami akan sangat menghargai bantuanmu."

Davira: "Sama-sama. Kita bisa mulai sore ini setelah pulang sekolah kalau kalian mau."

Aditya: "Baik, sore ini di perpustakaan sekolah, bagaimana?"

Davira: "Setuju! Aku akan membawa buku-buku matematika dan pelajaran yang lain."

Dengan semangat baru dan dukungan dari Davira, Aditya dan Aaron merasa lebih optimis tentang peluang mereka untuk memperbaiki nilai matematika mereka. Mereka tahu bahwa dengan usaha dan bantuan dari teman-teman, mereka bisa mengatasi tantangan akademik yang ada di depan.

Aaron: "Oke, sore ini kita mulai. Terima kasih lagi, Davira."

Davira: "Sama-sama. Kita pasti bisa melakukannya!"

Mereka bertiga kemudian menghabiskan sisa jam istirahat dengan perasaan lebih ringan dan semangat yang baru untuk belajar. Aditya merasa beruntung memiliki teman-teman yang selalu mendukungnya, dan dia siap menghadapi ujian-ujian berikutnya dengan lebih percaya diri.

Shades Of GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang