Setelah makan malam dan membersihkan diri, Aditya menuju kamarnya. Dia merasa butuh sedikit hiburan, jadi dia memutuskan untuk menelpon Aaron. Telepon pun langsung tersambung.
Aaron: (dengan nada ceria) "Halo, Jagoan Sekolah! Ada apa nih, mau ngajak berantem lagi?"
Aditya: (tersenyum) "Hahaha, bukan. Aku cuma mau tanya kabar kamu di rumah. Bagaimana semuanya?"
Aaron: "Oh, semuanya baik. Ibu lagi sibuk dengan proyek baru di dapur, jadi aku dapat jatah pizza malam ini. Tapi jangan khawatir, aku udah siapin cemilan buat kita di sekolah besok!"
Aditya: "Pizza, ya? Wah, enak banget. Tapi aku lebih butuh info lebih tentang apa yang terjadi hari ini."
Aaron: "Ooh, jadi kita mau serius? Baiklah, jadi Rega akhirnya dapat balasan dari karma-nya. Para guru udah ngatur jadwal tugas tambahan buat kita dan si Rega. Tapi kayaknya dia juga butuh waktu buat nyeselin semua ini, karena dia lebih banyak hukumannya di banding sama kita."
Aditya: "Ya, aku dengar. Terima kasih sudah mendukung. Aku juga masih mikirin cara supaya semuanya bisa jadi lebih baik."
Aaron: "Pasti ada jalan, bro. Jangan lupa, kita masih punya semangat dan persahabatan. Kita pasti bisa lewatin semua ini. Lagian, kita kan udah siapin strategi untuk ujian dan tugas tambahan. Kapan lagi kita bisa buktikan kalau kita bisa jadi tim yang hebat?"
Aditya: "Benar juga. Thanks, Aaron. Kamu selalu bisa bikin aku lebih semangat."
Aaron: "Sama-sama! Sekarang, kembali ke rencana semula. Besok kita harus siap untuk semua hal. Dan ingat, jangan ketinggalan cemilan di kantin!"
Mereka berdua tertawa, dan percakapan tersebut membawa kembali semangat Aditya.
Aaron: (dengan nada penasaran) "Jadi, gimana rencana kamu selanjutnya dengan Davira? Udah ada keputusan apa-apa?"
Aditya: (dengan nada santai) "Hmm, sebenarnya aku merasa lebih baik kalau biarkan saja seperti ini. Meskipun aku masih merasa ada perasaan suka dengannya, tapi mungkin lebih baik kalau aku fokus pada hal-hal positif aja."
Aaron: "Yah, setidaknya kamu bisa move on dengan lebih baik. Tapi jangan lupa, ada yang penting juga."
Aditya: (tersenyum) "Benar juga. Lagipula, aku puas bisa menonjok Rega. Rasanya seperti melepaskan stres setelah semua ini."
Aaron: "Hahaha, iya sih. Jadi, kita punya alasan bagus untuk melanjutkan persahabatan ini dengan semangat. Dan pastinya, kita akan terus dukung satu sama lain."
Aditya: "Tepat sekali. Terima kasih sudah selalu ada, Aaron. Besok kita siap-siap lagi ya."
Aaron: "Pasti! Sampai besok, bro. Selamat malam!"
Percakapan berakhir dengan tawa ringan dan rasa lega di antara mereka. Aditya merasa lebih siap untuk menghadapi hari berikutnya dengan dukungan sahabatnya.
***
Keesokan harinya, suasana di sekolah terasa berbeda. Banyak murid yang penasaran dengan kejadian kemarin dan mulai bertanya-tanya pada Aditya dan Aaron. Mereka berdua berjalan menuju kelas sambil menahan berbagai pertanyaan yang datang dari teman-teman mereka.Anja: "Eh, Aditya, gimana sih sebenarnya ceritanya? Kok bisa ribut gitu?"
Daffa: "Aaron, beneran tuh kamu dan Aditya dapat hukuman tambahan dari sekolah? Ada apa sih?"
Aaron: (sambil tersenyum) "Wah, kalau diceritain semua, bisa jadi novel, nih. Tapi, singkatnya, kita udah nyampe ke penyelesaian dan sekarang lebih fokus pada tugas tambahan."
Aditya: (menambahkan) "Iya, benar. Kami udah menyelesaikan semua hal dengan guru, dan yang penting, sekarang kita bisa lanjutkan aktivitas seperti biasa."
Saat Aditya dan Aaron sedang berjalan menuju kelas, Davira muncul dari arah berlawanan. Dia tampak agak gugup namun berusaha untuk tersenyum. Aditya dan Aaron melihatnya mendekat dan bersiap untuk berbicara.
Davira: "Hai, Aditya, Aaron. Aku... aku cuma mau bilang terima kasih dan minta maaf."
Aditya: (dengan nada sopan tapi tegas) "Terima kasih, Davira. Aku menghargai permintaan maafmu. Tapi, aku rasa lebih baik kalau kita menjaga jarak untuk sementara. Aku butuh waktu untuk memproses semuanya."
Davira: (sedikit kecewa) "Aku mengerti, Aditya. Aku benar-benar minta maaf. Semoga kita bisa memperbaiki keadaan di kemudian hari."
Aaron: "Davira, mungkin waktu adalah solusi terbaik untuk saat ini. Kita semua butuh ruang untuk memperbaiki diri dan melanjutkan dengan lebih baik."
Davira: "Terima kasih atas pengertiannya. Aku harap kita bisa berbicara lebih baik lagi nanti."
Davira meninggalkan mereka dengan rasa campur aduk. Aditya dan Aaron melanjutkan kegiatan mereka, sementara Aditya tetap memantapkan niatnya untuk menjaga jarak sementara dan fokus pada hal-hal positif di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shades Of Grey
Randommengeksplorasi kompleksitas dan ambiguitas dalam sifat dan kepribadian diri sendiri dan teman-teman si tokoh utama. Mengisyaratkan bahwa tidak semua orang bisa dikategorikan dengan jelas sebagai 'baik' atau 'buruk', melainkan ada banyak area abu-abu...