Bab 19 - Camping (7) END

8 6 1
                                    

Satu jam kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam kemudian ....

Setelah memulihkan diri dengan menyendiri, kondisi Reva agak baikan. Ia berjalan pelan mendekati lokasi tenda. Karena nanti Yaksa akan bermalam berdua dengannya, tentu Reva menganggap semua itu sebagai kesempatan bagus untuk menumbuhkan kembali benih cinta.

"Gue akan minta maaf dan kita akan saling bergumul."

Akan tetapi, pemandangan menyesakkan ditakdirkan dilihat oleh Reva langsung. Langkahnya berhenti. Padahal sebentar lagi ia sampai di lokasi tenda, di antara banyaknya pendaki mendirikan tenda di pos tiga.

"Steva?!"

Baru saja Steva keluar dari dalam tenda milik Yaksa. Rambut Steva tak dikuncir kepang dua lagi, acak-acakan dengan pakaian tak rapi. Terlihat pundak putih Steva dari bagian pakaiannya yang robek.

Cukup lama Steva terdiam di tempat. Lalu, ia menengok arah Selatan. Mengetahui ada Reva di sana, maka Steva menoleh sambil tersenyum keji. Setelah itu, ia kembali melangkah tanpa peduli perasaan Reva.

Kedua tangan Reva terkepal. Menggeram marah dalam keadaan kepala menunduk. "Yaksa ... Lu tega lakuin itu? Seharusnya lu lakuin itu sama gue. Yaksa ... Steva ... Kalian kira, gue akan diam aja?"

Beralih ke tempat tenda Steva. Di dalam sana, Steva duduk bersila secara tenang. Rambutnya dikumpulkan jemari tangan untuk dikuncir. Mulut Steva mengiggit gelang rambut kecil.

Srekk!

Pintu tenda dibuka kasar oleh seseorang. Dialah Reva, datang mengumpulkan niat pembantaian sadis. Di tangan kanannya, memegang pisau buah dengan bilah mengkilap.

"STEVA!"

"Reva?" Respons Steva tak terlalu kaget. Ia mencondongkan badan, kedua telapak tangannya menyangga pipi dengan senyum simpul.

"Mau potong buah?" tanya Steva sengaja terlihat polos, meletakkan gelang rambut sebentar.

"Di mana Jagguar?"

"Oh, laki-laki soft boy itu? Udah pergi bareng Stevanya. Menuju puncak."

"Stevanya?"

"Anak kecil nakal. Entah siapa yang mati nanti, Jagguar atau anak kecil itu? Siapa yang tahu?" Bergidik bahu.

"Apa yang lu lakuin sama Yaksa barusan?" Suara Reva merintih penuh penekanan. Kemarahannya tak terbendung lagi.

"Kami baru saja melakukannya."

"BAJINGAN! STEVA!!!" Seketika Reva melompat menabrak badan Steva. Giginya rapat siap melukai Steva menggunakan pisau buah.

"LU KIRA, LU ITU SIAPA?! IBLIS!" Teriakan Reva terdengar serak. Badannya menindih badan Steva. Tangan kanannya diayun-ayunkan menusuk-nusuk muka Steva sampai cipratan darah menyembur ganas.

"GUE CINTA YAKSA! KENAPA LU RUSAK SEMUANYA?!" Tusukan demi tusukan diberikan ke sekujur badan Steva selama beberapa menit. Karena Reva belum puas, ia memilih berlama-lama membantai Steva.

S T E V A - Horror Story (TERBIT BUKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang