Bab 21 - Steva menjadi Ibu (1)

10 8 5
                                    

"Alexander, aku tidak pernah mencintaimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alexander, aku tidak pernah mencintaimu. Namun, aku membutuhkanmu untuk melakukan tugasku. Ini seperti nalar yang dikehendaki."

- Steva -

* * *

Perkampungan Chaspia, suatu kampung bermatapencaharian sebagai petani atau peternak. Siapa saja yang mendalami peran seorang petani atau tukang semai jagung, hidupnya akan menjadi makmur dan untung. Sama halnya juga sebagai seorang peternak ulung, hidupnya akan dibanjiri cinta perempuan serta harta benda dari segala penjuru. Seutas kata masyarakat pinggiran yang tak pernah menyentuh kedua hal itu. Mereka yang ingin mengejar kasta suatu kampung, hanya akan diliputi bayang-bayang yang melambung karena ketakutannya menjadi benalu.

"Suatu saat, aku akan menikahi seorang laki-laki seorang peternak dan tukang semai jagung. Ia ada di depanku, dan aku terus mengincarnya. Catatan Steva - 19/6/-"

Namanya Stevanya. Sejak kecil kenakalannya tidak berubah, darahnya telah tersemat perkataan, "Ayo kejar aku, ayo main di hutan bersamaku." Namun, ia memang tidak bisa dikendalikan karena sepasang mata biru menambah mahal satu-satunya gadis remaja cantik dikuncir kepang dua dengan setelah overall di tengah kehidupan sederhana orang-orang kecil.

Menjelang sore, Stevanya hampir sering duduk-duduk di perbatasan ladang jagung sambil menulis curahan hatinya di dalam buku saku kecil. Selayaknya masa puber remaja, ketertarikan Stevanya pada seorang laki-laki perlahan membuatnya memiliki sifat timpang. Meski masih melakukan kenalakan kecil, ia mulai melupakannya sewaktu-waktu.

"Alexander"

Iris mata biru Stevanya memancarkan kekaguman berlebihan. Buku saku ia pinggirkan di sebelah. Senyumannya mengembang manis, sementara telapak tangan menyangga pipi.

Selalu, ia sengaja duduk membelakangi pohon apel demi menatap pesona ketampanan Alexander. Seorang remaja laki-laki yang telah bekerja sebagai peternak sekaligus petani ladang jagung. Rambutnya pirang tak dirapikan, tipis, dan mudah tergerai angin. Ciri khasnya selalu mengenakan topi Boater, sejenis topi jerami murah. Pakaiannya overall biru sederhana dengan sepatu boot kulit sintetis. Mengikuti jejak sang Ayah, bahkan atas permintaan ayahnya, menjadikan Alexander sebagai laki-laki berpikiran dewasa meski usianya baru 15 tahun. Sifatnya ramah, sabar, dan seorang pekerja keras ketika anak-anak seusianya sibuk bersenang-senang.

 Sifatnya ramah, sabar, dan seorang pekerja keras ketika anak-anak seusianya sibuk bersenang-senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
S T E V A - Horror Story (TERBIT BUKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang