16

766 86 12
                                    

Mingi, Hongjoong, San dan Jongho kini tengah berada di gudang bawah tanah mereka, tak ada seorang pun yang tahu tentang gudang bawah ini selain mereka berempat.

Di gudang ini lah, mereka menyimpan persenjataan mereka. Mereka tengah menyiapkan senjata yang dipesan oleh ras Lion yang memang bertugas menjaga perbatasan.

"Tumben sekali mereka meminta senjata sniper seperti ini." Jongho sedikit merasa ada kejanggalan disini. Mereka tak biasanya meminta senjata sniper seperti ini.

"Ku dengar ada segerombolan ras Hyena yang sepertinya ia bermutasi aneh. Mereka Hybrid namun mereka tak bisa menggunakan fisik manusia mereka. Mereka seperti Zombie." San sempat mendengar desas desus itu beberapa hari lalu tepat sebelum ras Lion meminta senjata ini.

"Maksudmu mereka bergerak seperti Zombie?" Jongho terlihat sangat ingin tahu.

"Ya benar. Tatapan mata mereka kosong namun mereka sangat agresif dan suka menyerang. Untung belum ada korban jiwa karnanya. Hanya saja mereka terlihat mendekat ke London." San terus mengatakan informasi yang ia tahu.

"Mereka bergerak darimana?" Hongjoong membuka suara.

"St.Ives, Cornwall." Ucap San.

"Bukan kah tempat itu adalah tempat para ras Black Mamba diasingkan?" Hongjoong menatap Mingi.

"Kurasa ini memang ada campur tangan ras Black Mamba sebelun mereka musnah." Jongho menatap Mingi.

"Bagaimana Mingi?" Mingi yang sejak tadi diam kini membuka suara.

"Juan benar, ini ada kaitannya tentang ras Black Mamba. Mereka menculik para Alpha Hyena dan menjadikan eksperimen. " San, Hongjoong dan Jongho saling menatap satu sama lain.

"Bahkan ketika mereka telah mati, mereka masih menyusahkan." San menghela napas.

"Kita harus bagaimana? Apakah kita harus turun sekarang?" Jongho bertanya pada Hongjoong.

"Tidak, jangan sekarang. Biarkan Lion menanganinya terlebih dahulu, jika memang mereka butuh bantuan kita, kita turun tangan. Jangan gegabah, ku rasa Lion sudah merencanakan sesuatu untuk menangani masalah ini. Ras mereka cukup banyak dibanding kita." San dan Jongho mengangguk.

"Mingi? Ada apa?" San bertanya pada Mingi.

"Mereka mencari sesuatu." Mingi membuka suara.

"Mencari? Mencari apa?" Hongjoong melihat kearah Mingi.

"Alasan tak ada korban selama ini karena sebenarnya mereka hanya akan menyerang orang yang mereka incar. Dan mereka kebal akan senjata apapun." Mata merah Mingi kini bekerja.

"Mereka benar-benar zombie gila." Hongjoong tak habis pikir.

"Lalu siapa yang mereka incar??" Jongho mencoba memastikan.

"Kita." Jawab Mingi singkat.

"APA???" Ketiganya terkejut, tapi tidak dengan Mingi.

"Mereka mengincar kita. Sebab Black Mamba hanya memiliki dendam pada kita. Dan yang dapat membantu kita adalah... Mate kita masing-masing." Yang lain dibuat semakin tak mengerti dengan semua ini.

"Bagaimana mate kita dapat membantu kita Mingi? Mereka bahkan tak memiliki keahlian dalam bertarung atau sebagainya." Hongjoong bingung kali ini.

"Mate kita bukanlah mate biasa. Mereka memang bukan dari ras kuat, tapi sepertinya ada sesuatu yang belum kita ketahui. Aku pun tak mengerti, mengapa hanya mate kita?" Keempatnya berpikir keras. Ada apa sebenarnya? Misteri apalagi ini?

"Ku sungguh tak mengerti dengan semua ini." Hongjoong menyeka rambutnya kasar.

"Apa yang mereka rencanakan sebenarnya? Ku kira dengan musnahnya ras mereka, semua selesai. Tapi ku tak menyangka mereka melakukan sampai sejauh ini bahkan sebelum mereka musnah." San mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya.

The Boy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang