Wooyoung dan San kini tengah mengurus bayi mereka. Ya, tak lama setelah Seonghwa melahirkan Ningning. Wooyoung pun melahirkan bayi laki-laki yang ia beri nama Haneul, nama itu diberikan oleh orang tua Wooyoung yang memiliki arti Langit atau Surga.
Dan sama seperti yang lain, tepat setelah Wooyoung melahirkan, San membawa bayinya menuju sungai Soca tentu saja ditemani oleh Mingi. Disana mereka melihat sosok Timber Wolf yang mengaum dari tebing kemudian ia melayang-layang di langit sebelum ia memasuki tubuh Haneul.
Wajah Haneul sangat mirip dengan Wooyoung. San takjub bagaimana bisa anak mereka sangat mirip dengan Wooyoung yang cantik. Haneul terus membuka mulutnya, sepertinya ia haus. San menghampiri Wooyoung yang kini berada di kasur, sepertinya ia masih belum bisa banyak bergerak.
"Sayang, Haneul sepertinya haus." Ucap San. Wooyoung mengulurkan tangannya.
"Berikan padaku, aku akan menyusuinya." San memindahkan Haneul kegendongan Wooyoung.
Wooyoung membuka kancing piyamanya dan menyodorkan putingnya untuk dihisap oleh Haneul. Dan benar saja, Haneul langsung menghisap susunya, ia terlihat haus. San masih menatap takjub pemandangan yang ada dihadapannya. Istrinya yang cantik tengah menyusui anaknya yang menggemaskan. Rasanya San ingin bersyukur berkali-kali telah diberi kesempatan untuk melihat pamandangan indah ini.
"Sayang?" Wooyoung memanggil San, membuat San tersadar dari lamunannya.
"Iya sayang?"
"Ada apa? Apa kau memikirkan sesuatu?" Tanya Wooyoung.
"Ah tidak, aku hanya masih tidak percaya bahwa sekarang aku adalah seorang ayah." Wooyoung tersenyum dan mengecup bibir San.
"Kau sekarang adalah seorang ayah. Aku yakin Haneul akan bangga memiliki ayah sepertimu." San tersenyum.
"Sayang apa kau tahu sesuatu?"
"Sesuatu? Sesuatu apa?" Wooyoung terlihat bingung.
"Kau itu sangat cantik dan kau sangat indah. Rasanya setiap melihatmu, aku jatuh cinta padamu setiap saat." Pipi Wooyoung merona.
"Apa kau sedang menggodaku?" Wooyoung menatap San yang tersenyum padanya.
"Tidak sayang, aku berkata jujur." San menangkup pipi Wooyoung dan mengecup bibir ranum sang istri tercinta.
Haneul kini tengah tertidur dengan mulutnya yang sedikit terbuka, memberi kesan menggemaskan. Wooyoung menahan diri untuk tidak memeluk erat-erat Haneul sebab kini ia sangat gemas.
"Mengapa kau menggemaskan sekali? Ibu rasanya ingin memelukmu erat-erat." Wooyoung mengusap pipi Haneul dengan jemarinya.
"Ia menggemaskan sepertimu." Wooyoung memukul pelan dada San.
"Berhenti memujiku, kau membuatku malu." Wooyoung benar-benar merah padam sekarang, San memeluk sang istri dan anaknya. Kini ia merasa keluarganya telah utuh. Ia memiliki istri yang cantik dan baik, serta memiliki putra yang menggemaskan. Ditambah ia juga memiliki teman-teman yang bisa diandalkan.
Mengingat bagaimana paniknya San ketika Wooyoung ingin melahirkan. San benar-benar tak tahu harus bagaimana sebab ketuban Wooyoung telah pecah dan kepala Haneul telah keluar sedikit. Terpaksa Wooyoung harus melahirkan di rumah dibantu oleh Yunho dan Mingi. Yunho yang pernah melahirkan di rumah seorang diri mencoba membantu Wooyoung.
Melihat bathtub dipenuhi oleh air yabg bercampur oleh darah Wooyoung membuat Sqn was-was, ia takut jika Wooyoung mengeluarkan terlalu banyak darah sehingga mengancam hidupnya, namun ia salah. Ternyata Wooyoung baik-baik saja, dan anak mereka pun sehat.
San dapat bernapas lega, ia tak pernah takut akan darah, tapi melihat Wooyoung yang sepeti itu cukup membuat kakinya lemas, apalagi saat Haneul pertama kali dikeluarkan dari air dan menangis. San benar-benar lemas.
Ternyata begini rasanya melihat istri melahirkan, San benar-benar kagum, sebab para Omega ternyata sekuat itu. Ketika bagian bawah tubuhnya robek pun mereka masih bisa menahan rasa sakitnya. Bahkan para Alpha pun belum tentu dapat menahan sakit seperti itu.
Itulah yang membuat San sadar, Omega tidak lemah, mereka adalah orang-orang yang sangat kuat. Mereka bertaruh nyawa lebih banyak dibanding para Alpha. San berjanji tidak akan menyakiti Wooyoung. San hanya ingi membahagiakan Wooyoung.
San mengecupi kening Wooyoung, rasa sayangnya pada Wooyoung sangatlah kuat. Tak ada orang lain yang dapat menggantikan posisi Wooyoung di hatinya.
"Wooyoung.."
"Ya?"
"Aku berjanji akan selalu membahagiakanmu."
"Kau ini kenapa?" Wooyoung menatap San.
"Setelah melihat perjuanganmu melahirkan anak kita, ku merasa kau sudah bertaruh nyawa demi anak kita, aku tak bisa membayangkan bagaimana sakitnya dirimu melahirkan anak kita, oleh sebab itu jangan sakit lagi, aku berjanji akan menjagamu dan Haneul. Membahagiakan dan melindungi kalian adalah tugasku sebagai Kepala keluarga." Wooyoung tersenyum.
"Kau pa un sudah melakukan yang terbaik, kau adalah ayah yang hebat, bertanggung jawab. Aku bangga padamu." Wooyoung mengecup pipi San.
"Terima kasih sudah hadir dikehidupan ku, kau benar-benar melengkapi hidupku yang selama ini gelap gulita, kau adalah cahaya ku, kau adalah hidupku Wooyoung. Terima kasih, aku mencintaimu." Ujar San.
"Aku lebih mencintaimu, kau segalanya bagiku San. Terima kasih sudah hadir dalam hidupku dan menjadi payung untukku dimana aku dapat berteduh dan merasa aman ketika berada di dekatmu." San memeluk Wooyoung erat. Ia sungguh mencintai Wooyoung lebih dari apapun.
Tbc
Hai happy reading ya
Jangan lupa Vote dan Comment
(*´︶'*)♡Thanks!
-voyezFotoin para fansku
- Sandal jepit -
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy is Mine
FanfictionKetika manusia jaman sekarang telah berubah, karena adanya percobaan-percobaan ilmiah yang menggabungkan DNA manusia dengan Hewan, atau biasa disebut Hybrid. Ketika Hybrid terkuat disebut sebagai Alpha dan Hybrid kelas terbawah adalah Omega dari ras...