26

508 68 12
                                    

Suara langkah terdengar jelas di dalam lorong dan kemudian sesosok pria bertubuh besar memasuki markas, ia adalah Mingi. Mingi datang dengan aura yang kurang baik, sehingga San, Jongho dan Hongjoong yang berada disana pun dapat merasakan intimidasi yang cukup kuat dari sang Alpha Timber Wolf tersebut.

"Dimana pria itu?" Tanya Mingi tegas pada ketiga orang kepercayaannya ini.

"Disana." Hongjoong menunjuk sebuah penjara kecil untuk menahan pria penyusup itu yang bernama Ben.

Mingi mendekati Ben. Ben melihat sosok Mingi dihadapannya, seketika ia merancau tentang sang kakek dan lain-lain.

"Kau!!! Kau adalah cucu dari kakek bedebah itu kan??!! Kalian merusak hidup kakekku!! Kalian hanya makhluk alien yang diciptakan oleh alien, kalian menjijikan! Ingat! Kalian tak lenih baik dari kami manusia. Cuihh!!" Ben meludahi Mingi hanya saja tak kena, karena Mingi menghindar. Mingi tak memberikan reaksi apapun.

Hongjoong dan yang lain sudah dapat menebak jika Mingi tak bereaksi kemungkinan Mingi tak memerlukan waktu lama untuk menghabiskan pria itu. Namun Mingi hanya diam. Hongjoon, San dan Jongho saling bertukar pandang.

"Ada apa dengan Mingi? Sepertinya moodnya sedang buruk." San membuka suaranya.

"Apa ia bertengkar dengan Yunho?" Hongjoong bertanya.

"Yunho?" Jongho menatap Hongjoong.

"Iya, tadi sebelum Mingi datang kesini, ia sedang mengantar Yunho ke rumah sakit." Ujar Hongjoong.

"Apa mungkin mereka bertengkar? Tapi sepertinya tak mungkin mereka bertengkar, Yunho bukan seseorang yang terlihat suka berargumen dengan Mingi, ia akan lebih memilih untuk menuruti perintah Mingi." San memang melihat Yunho bukanlah seseorang yang suka berargumen akan sesuatu.

Ketiganya bergosip sedangkan Mingi masih terus menatap Ben yang kini merasakan tubuhnya gemetar, ia tak pernah merasa seperti ini. Ia tak pernah takut akan apapun. Tapi kenapa setelah bertemu Mingi tubuhnya terasa mengigil dan kini ia gemetar.

"Bicaramu sudah selesai?" Mingi berkata dengan nada yang yang datar dan wajah tanpa ekspresi.

Hongjoong, San dan Jongho yang sedang bergosip pun akhirnya terdiam, padahal Mingi sedang tak berbicara pada mereka, tapi seolah kata-kata itu diperuntukkan pada mereka.

Disisi lain Ben tak merespon, lidahnya yerasa kelu karena tubuhnya kini menggigil hebat. Mingi masih menatap Ben. Ben tak mengerti mengapa Mingi terus menatapnya datar seperti itu.

"M-mau apa kau?" Ben mencoba berbicara.

"Bukan apa-apa. Kau menyalahkan kami para Hybrid tentang apa yang terjadi pada kakekmu. Tidakkah kau ingat siapa yang membuat Hybrid? Dan apa kalian tahu seberapa menderitanya para Hybrid yang kalian jadikan percobaan? Setiap hari mereka dijadikan eksperimen, hingga meregang nyawa. Tidak kah kalian berpikir?" Mingi kini duduk di depan jeruji besi yang ditempati oleh Ben.

"Mereka dibuat memang untuk itu!" Ucap Ben, Mingi tertawa remeh.

"Begitu ya? Manusia seperti kalian memanglah makhluk paling serakah. Kalian menghalalkan segala cara walaupun harus mengorbankan nyawa orang lain demi kesuksesan kalian." Mingi melipat tangannya di dada.

"Kami para Hybrid memang bukan manusia utuh seperti kalian. Kami juga hewan buas dan liar, tapi kami tak akan membunuh sesama kami hanya untuk kepentingan pribadi kami. Kami masih lebih manusiawi dibanding kalian." Ben tak mampu menjawab Mingi. Karena memang sejatinya manusia adalah makhluk yang tak pernah puas dan serakah.

"Kami mendengar tentang rencanamu untuk mengadu domba kami agar kami saling membunuh, jadi kau bisa membasmi kami tanpa mengotori tanganmu, benar begitu kan?" Hongjoong berbicara sambil mendekat.

The Boy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang