Bodoh -2

757 113 14
                                    

"Souta!"

~

Souta terus berlari ke depan masuk ke kerumunan lautan manusia, menghiraukan teriakan namanya. Gin berusaha mengejar tapi Souta mulai ngga kelihatan karena banyaknya orang beberapa kali juga Gin terlihat menyenggol orang di sekitarnya. Gin berhenti di satu titik matanya terus beredar mencari Souta. Atensinya melihat Souta yang hendak masuk ke sebuah bus yang ingin melaju, dengan langkah lebarnya Gin berlari ke sana.

Gin sampai di depan bus nya tapi dia ngga bisa menjangkau Souta karena banyak orang yang berebut masuk ke busnya. "Souta". Souta sudah masuk ke dalam bus nya dan duduk di dekat jendela, Gin bergeser ke jendela yang ada Souta nya, dia mengetuk jendelanya. "S-Sou pliss dengerin dulu" Ucap Gin nafasnya terengah. Souta mengalihkan pandangannya ngga mau liat Gin. "Sou pliss". Bus itu mulai bergerak membuat Gin gelagapan.

"Souta!" Teriak Gin dia berlari mencoba mengejar bus nya. Apa dayanya, kakinya ngga secepat mesin beroda itu.

"Aargh!" Gin mengacak rambutnya frustasi, merutuki kebodohannya.

Di bus Souta termenung melihat jalanan dan tanpa aba-aba setetes air jatuh dari matanya. Tadi sempat menoleh kebelakang pas Gin mencoba ngejar. Bingung, itu yang di pikirkan Souta. "Gue bukan mainan Gin" Lirih Souta.

Souta sudah sampai di pekarangan rumahnya cepat-cepat dia berlari untuk masuk ke rumah, kemungkinan Gin bakal kesini. Dan bener aja pas Souta udah mau di depan pintu terdengar suara motor yang berhenti tak jauh darinya, Souta menoleh ke belakang.

"Sou tunggu!" Teriak Gin sambil turun dari motornya dan lari sekenceng mungkin ke arah Souta.

Souta berjalan lebih cepat, tangan kanannya sudah memegang gagang pintu, hendak masuk tapi lengan kirinya keduluan di pegang Gin. "Souta, maaf"

"Lepasin!" Souta mencoba melepaskan diri.

"Denger dulu Souta"

"Ngga, gue muak sama lo" tuding Souta.

"Pliss gue bener-bener minta maaf kali ini" Mohon Gin.

"Cukup Gin, udah banyak kata maaf yang keluar dari mulut basi lo itu" Ucap Souta nadanya terdengar kecewa.

"Sou pliss, kali ini aja"

"Ngga" Souta berhasil melepas pegangan Gin, lalu cepat menutup pintu.

Blam*suara pintu tertutup cukup keras. Setelahnya terdengar suara pintu terkunci.

"Souta buka, Souta!" Gin menggedor pintu berkali-kali.

"Pliss dengerin dulu Sou, gue minta maaf!" Gin terus-menerus menggedor pintu.

"Pergi!" Teriak Souta dari balik pintu.

"Lo kelewatan, gue ga mau liat lo!!" Teriak Souta mulai terisak.

"Souta gue minta maaf!" Gin masih tetap disana menggedor pintu berulang-ulang.

Souta merosot di balik pintu, tubuhnya meringkuk di sana. Ga tau rasanya kayak di hianati, Souta juga berpikir kenapa dia selemah dan se lebay ini, kenapa coba dia nangis gini.

"Sou, pliss ini terakhir Sou, gue janji ngga akan ngulang semuanya itu lagi!" Teriak Gin dari luar berharap Souta mendengarnya.

"Buka pintunya, gue pengen meluk elo, gue pengen minta maaf sama lo" Ucap Gin memelas masih setia mengetuk pintunya.

"Gue yakin lo masih di sana kan, pliss Sou gue mohon!"

"Berisik" Gumam Souta, dia beranjak pergi ke kamarnya.

ONE SHOOT [GINSOU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang