Part 18 Naca marah!

71 5 2
                                    

"Mulai perhatian?"
~▪•°•▪~
Happy Reading

***

"Lyora!"

"Ah, ya?" Tiba-tiba Lyora ngebug saat Renaldi menyeru namanya.

Pasalnya Lyora tahu Renaldi tak menyukainya. Terbukti dari pertemuan awal dengannya hingga hari-hari selanjutnya, Renaldi selalu memberikan tatapan menyeramkan dan selalu memberikan ancaman kepadanya.

"Lo bisa bawa mobil?__"

Lyora mangguk-mangguk saja ketika ditanya.

"__dan lo bisa lihat kaki Naca cedera? Lyora kembali mangguk seraya tatapannya sekilas menatap kaki Naca

"Lo anterin Naca pulang, dan Rara biar gue yang antar."

Apa?

Lyora tak habis pikir dengan akal bulusnya pria itu. Bisa-bisanya dia mengambil kesempatan tuk berduaan dengan Rara.

Soal Rara dan Naca. Lyora menyadari kejanggalan dalam diri mereka masing-masing.

Naca, maupun Rara sedari kejadian tadi mereka banyak diam tak banyak berkutat. Kebingungan Lyora dengan sikap mereka hanya bisa Ia pendam tanpa mau menanyakan alasannya.

Sampai-sampai Renaldi mengatakan bahwa dirinyalah yang akan mengantar Rara, Naca tak menyangkalnya, hingga Renaldi benar-benar membawa Rara pergi pun Naca tak mencegahnya.

"Naca!"

Lyora mencoba menyeru pun Naca tak menggubrisnya, malah berlalu begitu saja memasuki mobil

Lyora hanya bisa menghela napas kasar menghadapi sikap dingin Naca.

Tak mau ambil pusing Lyora masuk kedalam mobil, duduk dikursi jok pengemudi.

Sebelum melajukan kendaraannya. Lyora melirik Naca sekilas yang memang ternyata pandangannya hanya lurus kedepan, lalu setelahnya Lyora melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan yang selalu ramai.

Di sepanjang jalan tak ada yang membuka suara, hanya terdengar bisingnya kendaraan dan aktifitas orang-orang.

Mereka hanyut kedalam fikirannya masing-masing, entah itu dengan fikirannya yang berkelana ataupun fokus mengendarai mobil.

Empat puluh lima menit berlalu, mereka telah tiba di rumahnya. Buru-buru Lyora keluar dari dalam mobil menyusul Naca yang keluar lebih dulu tanpa kata.

Niat ingin membantu Naca memapahnya kedalam rumah karena tak tega melihat Naca yang berjalan dengan kaki tertatih, Lyora malah mendapat tolakan lebih dulu dari Naca yang berlalu begitu saja.

Alhasil Lyora hanya bisa menatap punggung Naca sendu hingga tak terlihat lagi.

Lyora mengelus dadanya pasrah menghadapi tingkah Naca yang kelewat dingin.

Didalam kamar Lyora tengah menunggu Naca keluar dari dalam kamar mandi, duduk diatas tempat tidur dengan kaki menjuntai kebawah.

Terlalu lama menunggu Naca yang hampir lima belas menit didalam kamar mandi, membuat Lyora jenuh. Namun demi tujuannya di awal, harus berbicara dengan Naca, Lyora mencoba bertahan.

Ceklek ...

Hingga kejenuhannya itu terbayar ketika harapannya telah keluar dari dalam kamar mandi.

Lantas Lyora berdiri dari duduknya, lalu berjalan mengikuti Naca yang saat ini tengah berjalan kearah ruangan khusus pakaian

"Naca!"

LyoCa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang