Part 16 Terluka

89 5 6
                                    

"Aku, atau Dia?"
~▪•°•▪~

Happy Reading
***

Lyora dan Zeva berjalan beriringan memasuki caffe yang telah dijanjikan bersama Rara siang tadi.

Atensi kedua wanita itu mengedar mencari keberadaan Rara yang sudah lebih dulu datang ketempat.

Pada saat mereka tengah mencari, tatapan mereka berhenti disatu titik yang dimana Rara tengah melambaikan tangannya di udara.

"Nah, itu dia!"

Lantas Lyora maupun Zeva langsung menghampiri Rara yang ternyata tidak hanya seorang diri, melainkan bersama beberapa orang disamping sisi kiri-kanannya.

Deg ..

Lyora sempat menghentikan langkahnya kalau saja Zeva tak menariknya, Lyora akan lama diam ditempat.

Bukan apa, karena Lyora melihat orang yang berada disamping Rara itu adalah Naca, suaminya.

dan disebelahnya lagi Renaldi, orang yang harus Lyora hindari dari sejak kejadian siang tadi dan berhati-hati jika bertemu dengannya lagi

"Wah! Ternyata gue sekelompok sama orang-orang yang berpengaruh disekolah."

Celetuk Zeva mencoba mencairkan suasana, saat menyadari suasana yang menegangkan.

"Senang berjumpa kembali, gadis manis." Ujar Renaldi menyeringai, terdengar seperti bisikan maut yang ditujukan kepada Lyora.

Sejenak Lyora berhenti dari pergerakannya yang ingin mendudukan bokongnya dikursi saat mendengar perkataan itu, dan Lyora mencoba mengabaikan lalu kembali bergerak dengan perlahan.

Mata Lyora bergerak gelisah, tangannya yang berada dibalik meja persegi panjang Ia remas-remas. Alih-alih menghilangkan kecemasannya disituasi seperti ini.

Hingga tatapan Lyora berhenti natkala maniknya tak sengaja bertemu pandang dengan Naca. Lyora menggeleng pelan saat tatapan itu seakan meminta penjelasan kepadanya. Kenapa? Ada apa?

Namun Lyora mencoba terlihat tenang dan mencoba meredakan kegelisan itu agar Naca tak mengkhawatirkannya.

"Baiklah! Karena semuanya sudah berkumpul, bagaimana kalau kita mulai saja pembelajaran kali ini."

Rara yang ikut merasakan ketegangan ini, membantu Zeva mencairkan suasana, dan untungnya berhasil.

Mereka semua mulai mempelajari materi yang tertera dalam modul dari Bu Ida, dengan dibantu oleh Naca maupun Renaldi.

Ternyata Renaldi si psyco otaknya tak kalah cerdas dari Naca.

Mengenai Renaldi. Sejenak Lyora melupakan ketakutannya terhadap Renaldi.

Fokus Lyora teralihkan kepada Naca yang saat ini tengah berkutat dengan soalannya diatas kertas.

Lyora melirik Naca berulang kali, lalu menurunkan pandangannya saat akan ketangkap basah. Begitupun seterusnya.

Karena saat mengetahui Naca sekelompok dengannya. Pikiran Lyora berkelana, mencari jawaban untuk pertanyaannya yang bersarang dalam otak kecilnya.

"Kenapa Naca nggak bilang kalau kita sekelompok ya. Pantas saja tadi nggak bilang-bilang mau pergi, ternyata mau ketemu sama pacarnya." Gumam Lyora dalam hati. Sedikit kesal mengetahui fakta itu.

Naca, yang menyadari bahwa Lyora sedari tadi mencuri-curi pandang kepadanya mengangkat pandangannya. Sengaja menatap Lyora terang-terangan saat terdengar helaan napas dari gadis itu.

LyoCa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang