Part 42 Rumit

39 4 3
                                    

"Ketakutan yang tiada henti."
~▪•°•▪~
Happy Reading
***

Eh, eh, eh.. bener nggak yah di foto ini Naca sama cewe itu.

Bisa jadi, bisa juga nggak. Foto cewenya di blur, kurang jelas.

Pelakor. Kalo bener cewe ini Lyora, berarti dia udah ngerebut Naca dari Rara.

Tapi mana mungkin Naca mau sama cewe kaya dia, cantikan juga Rara dari pada dia.

Ditambah Rara kan anaknya sopan, pinter pula. Trus Lyora? Nggak banget deh.

Tapi Lyora juga cantik ko, manis wajahnya.

Cantik mata lo buta. Manis bukan berarti cantik pabo.

Ya terserah gue lah. Mata lo yang buta, cantik kaya gitu di bilang burik.

Liat tuh bodynya si Lyora, beuh mantap. Pasti jago di ranjang dia.

Mulut lo perlu di sekolahin.

Masih banyak lagi celetukan-celetukan yang terdengar di kuping Lyora. Mencoba menghiraukan, Lyora mempercepat langkahnya, menjauh dari orang-orang yang tengah membisikan seraya menatapnya sinis.

Tak hanya sampai disitu, ketenangan Lyora harus terganggu lagi natkala saat Lyora tiba di kelas. Keyla tiba-tiba mendorong bahunya hingga sedikit terhuyung kebelakang.

"Dasar jal*ng! Dari sejak awal gue udah curiga sama tingkah sok polos lo itu. Lo manfaatin kepolosan lo buat ngerebut Naca dari Rara! Cih, murahan." Keyla berdesis seraya memfitnah Lyora yang tidak-tidak.

Dan Lyora yang tak terima di tuduh sembarangan, membalas ungkapan Keyla dengan sarkasme-sarkasme nya.

"Gue bukan wanita murahan kaya lo yang ngehalauin segala cara agar kemauan lo terpenuhi"

Sarkasme Lyora berhasil membuat Keyla menggeram marah, namun tak  lama dapat mengendalikan ekpresinya kembali.

"Hh... Apa lo sekarang mengakui bahwa lo telah berhasil mendapatkan Naca dengan rencana bejat lo itu?!" Keyla menyeringai sinis. Keyla meng-skakmat Lyora dengan sarkasmenya sendiri

"Lo tidak tahu apa-apa, jangan sok tau dan berhenti campuri urusan gue__"

"__Diam sialan..." Sentak Keyla membuat sesi kelas semakin menegang hingga Lyora pun sedikit tersentak.

"Lo nyuruh gue berhenti? Apapun yang berkaitan dengan Naca, itu jadi urusan gue. Paham!" Kecam Keyla, menatap Lyora tajam dan Lyora yang mendengar hal itu tertawa mengejek.

"Gue gk ngerti lagi, lo se obses ini ke orang yang gk mau bales cinta lo dan lebih begonya lagi lo ngejar-ngejar cowo yang udah punya kehidupannya."

"Dimana harga diri lo sebagai wanita? Oh ya gue lupa. Lo kan gk punya harga diri, alias harga diri lo jual dengan tubuh lo itu__"

"__sialan"

Ahhh...

Perkataan Lyora terpotong natkala Keyla dengan amarah yang tak bisa dikendalikan tiba-tiba mendorong
Tubuh Lyora hingga terjungkal kebelakang siap ambruk di atas lantai. Sampai-sampai orang-orang yang menyaksikan perseteruan tersebut menjerit histeris.

Namun sampai detik ini Lyora tak merasakan sakit dibokongnya akibat mencium lantai. Tubuh Lyora seperti melayang di udara dan Lyora merasakan tangan kekar melingkar dipinggangnya.

Lantas perlahan Lyora membuka kelopak matanya dan hal pertama yang Lyora lihat adalah mata indah yang mempunyai bulu mata lentik, tengah menatapnya.

"N-naca."

"Apa kalian baik-baik saja?" Tanya Naca kepada Lyora, bermaksud menanyai kabar Lyora dengan calon bayinya, dan Lyora mengangguk kecil. Lalu Naca menegakan tubuh Lyora dengan hati-hati.

Semua orang yang menyadari kedatangan Naca semaki histeris, terkejut. Apalagi si peluka, Keyla yang sudah ketar-ketir ketakutan.

"Belum cukup dengan peringatan gue sebelumnya?" Naca mengangkat alisnya sebelah dengan tatapan elangnya

"Dijaman serba modern seperti ini, wanita bodoh mana yang langsung memakan berita hoax yang belum diketahui kebenarannya?"

"Jangan karena lo ingin mendapatkan sesuatu yang lo inginkan, lo jadikan orang lain sebagai pelampiasan kemarahan lo."

"Dan ini peringatan terakhir gue. Jika lo berani sentuh Lyora apalagi bermain fisik, gue pastikan lo akan menyesel seumur hidup lo."

Ungkapan Naca yang diakhiri dengan sebuah ancaman, membuat Keyla mengepalkan tangannya kuat.

Setelah mengatakan kalimat tersebut, Naca menarik pergelangan tangan Lyora keluar dari kelas dan membawa Lyora ketempat sepi.

"Naca, Lyo takut." Lirih Lyora setelah menjauh dari kelasnya dan Naca membawa tubuh Lyora kedalam pelukannya, bermaksud menenangkan Lyora.

"Tenanglah! Semua akan baik-baik saja."

Untunglah Naca tidak terlambat menyelamatkan istri dan calon bayinya.

Tadi, di atas rooftof. Setelah Naca menenangkan dirinya, Naca kembali menyalakan handphone genggamnya yang sempat Ia matikan selama di atas.

Baru saja handphonenya hidup, semua Notif yang berkaitan dengan foto tersebut masuk mengganggu ketenangan dan mata Naca.

Tanpa pikir panjang, saat itu juga. Naca langsung mencari keberadaan Lyora yang pasti tengah panik dengan teror tersebut dan berhasil mendapati Lyora tengah berseteru dengan Keyla.

"Jika rahasia kita terbongkar bagaimana Naca? Lyo tidak mau..."

Lyora tidak bisa tenang, banyak ketakutan dalam diri Lyora. Salah satunya, terbongkarnya hubungan Naca dengan dirinya.

"Stt... semua itu tidak akan terjadi, percayalah!" Yakin Naca seraya membelai surai legam milik Lyora dan sesekali mencium pucuk kepala atas Lyora.

Dan tanpa mereka sadari, ada orang yang tengah memantau keduanya dari kejauhan.

Orang itu mengepalkan tangannya kuat seraya memberikan senyuman liciknya.

Entah apa yang orang itu rencanakan, yang pasti rencana itu sudah tersusun rapih dari sejak mengetahui hubungan mereka.

***
Kayanya mulai boring yah sama ceritanya?
Maafin author yang kurang ahli ini yah🙏🏼

Rencanku, aku mau namatin cerita Lyoca ini sekitar 3/5 chapteran lagi dan untuk akhir ceritanya, aku sedang menimbang2 bagaimana bagusnya.

Kalian lebih suka sad ending atau happy ending?

LyoCa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang