Part 27 Darah

50 4 2
                                    

"Kepanikan yang Melanda"
~▪•°•▪~
Happy Reading
***

Seperti Lyora katakan sebelumnya ketika Lyora di dekat Naca, dalam sekejap Lyora akan sembuh. Dan karena merasa sudah baikan, saat ini Lyora sudah memantapkan keputusannya untuk datang kesekolah, apapun yang terjadi Lyora akan menghadapinya.

"Mau sampai kapan menghidar dari masalah. Jika kau hanya diam dirumah dan membolos, sama saja kau mengakui kesalahan itu."

Lyora teringat dengan perkataan Naca yang mengatakan bahwa dirinya tidak boleh menghindar dari masalah.

Jika menghindar, orang lain akan membenarkan gosip tersebut dan Lyora tidak mau orang lain berpikir buruk tentangnya.

Lyora yang tengah duduk dibangkunya menoleh kesamping, dimana dibangku sebrangnya terdapat Naca tengah duduk diatas kursinya.

Dengan kebiasaannya Naca selalu memasangkan earophone ditelinganya. Lyora yang tak bisa lama-lama menatap Naca, menarik kembali kepalanya menghadap kedepan. Tapi pada saat Lyora menghadap kedepan tiba-tiba Keyla menghampirinya dengan berucap kasar.

"Ternyata lo punya nyali juga dateng ke sekolah, gue kira lo akan ngurung di kamar sampai mampus." Ledek Keyla yang tak Lyora tanggapi dan itu berhasil membuat Keyla geram setengah mati.

"Bangsat.. lo kacangin gue, bitch." Umpat Keyla seraya menjambak rambut Lyora hingga Lyora berdiri mengikuti tarikan tersebut.

"Ahh.. L-Lepas Keyla *njing." Lyora yang tak terima rambutnya dijambak oleh Keyla yang kedua kalinya, ingin membalas perbuatan Keyla.

Tapi karena dirinya kalah cepat dan semakin terpojok, menyusahkannya untuk melakukan perlawanan.

"Berani-beraninya lo kacangin gue, gue nggak akan lepasin sebelum lo tunduk sama gue." Gertak Keyla yang semakin menjambak surai legam Lyora.

"Dasar gila lo ya__"

"__Apa lo bilang, gue gila? Lo yang gila bangsat." Teriak Keyla geram sambil menghempaskan jambakan di rambut Lyora hingga tubuh Lyora terpental kesamping, lalu berakhir ambruk diatas paha pria yang tengah duduk santai.

Eghhh...

Saking kencangnya hempasan itu, perut Lyora harus menjadi sasaran benturan keras tersebut.

Sedangkan Pria yang tengah mendengarkan musik melalui earophonenya, seketika membuka kelopak matanya terkejut seraya mencabut earophone yang tersumpal di telinganya.

"Lyora."

"Ahhh... S-sakit Naca."

Sontak Naca panik setelah mendapati seseorang yang Ia kenal berada diatas pahanya tengah merintih kesakitan, dan tanpa Naca sadari mereka menjadi pusat tatapan semua orang

"Cih, drama!" Desis Keyla

"Lagi nyari perhatian dari Naca, heh. Memang dasar jalang!"

Naca menoleh sekilas kearah Keyla, apakah Keyla yang membuat Lyora seperti ini?

Naca yakin pasti Lyora berdebat dengan Keyla, terlihat dari Keyla yang berdiri didekatnya dan mulutnya yang mengeluarkan kata-kata kotor.

"Eghhh.. sakit Naca." Lenguh Lyora manakala mencoba menjauh dari Naca, tapi terkalahkan oleh rasa sakitnya. Alhasil dirinya hanya bisa menopang pada paha Naca.

Sedangkan Naca yang telah sadar dari keterkejutannya mencoba membangunkan Lyora lagi yang terlihat kesakitan, dan dengan bantuan Naca akhirnya Lyora bisa berdiri namun masih dengan menahan tubuh Lyora yang kapan saja akan ambruk bila tidak ditahan.

Lyora meremas pakaian yang dikenakan Naca alih-alih mengalihkan rasa sakit diperutnya yang menjalar keseluruh tubuh. Keringat dingin dipelipisnya menandakan bahwa Lyora sangat menderita dengan rasa sakit itu.

Lantas Naca yang tak tega dengan keadaan Lyora, tak berpikir panjang lagi. Dan tanpa mempedulikan orang-orang, Naca membawa tubuh Lyora kepangkuannya.

Sebelum pergi Naca menyempatkan dirinya menatap Keyla dengan memberikan sebuah gertakan.

"Jika terjadi sesuatu kepada Lyora. Lo akan terima akibatnya."

Selepas itu Naca melenggang pergi meninggalkan sesi ruangan yang saat ini sangat heboh karena melihat Naca menggendong Lyora ala bridal style.

Naca pun tak peduli dengan hal itu, yang terpenting saat ini Naca harus menyelematkan Lyora.

Sedangkan Keyla, dia menatap kepergian keduanya dengan seringai mematikan.

○•°

Diparkiran sekolah! Naca mendudukan Lyora dibagian jok penumpang.

Pada saat Naca akan menarik tangannya yang berada dipaha bawah Lyora. Naca tak sengaja meraba bokong Lyora yang ternyata basah.

Penasaran dengan hal itu, dengan cepat Naca menarik tangannya yang sudah berlumuran__Darah?

Seketika Naca ngeblank melihat tangannya yang dipenuhi darah tersebut. Hingga Naca tersadar saat Lyora merintih kembali.

"Naca.. sakiitt.. egghh."

Sadar dengan Lyora yang harus cepat ditangani. Dengan tergesa-gesa Naca mengitari dan masuk kedalam mobil, lalu menjalankan mobil tersebut dengan kecepatan tinggi.

"Bertahanlah!"

Naca panik! Namun sebisa mungkin Naca mengontrol kepanikannya agar dirinya bisa fokus mengendarai mobilnya hingga tiba dirumah sakit nanti.

"Sstt.. Lyo nggak tahann lagi Nacaa.. i-ini sangatt menyakitkannhh..."

Naca membiarkan sebelah tangannya menjadi pengalihan rasa sakit Lyora, karena hanya ini yang bisa Naca berikan kepada Lyora saat ini.

"Eghh... Mata Lyo berat Naca."

"Jangan pejamkan matamu! Cepat buka matamu Lyora." Sergah Naca agar Lyora tak memejamkan matanya, seraya menepuk-nepuk pipi Lyora pelan saat Lyora mulai kehilangan kesadarannya.

"Lyora, buka matamu! Aku bilang buka matamu."

Naca kembali menancap pedal gasnya dengan menambah kecepatan lebih tinggi. Dengan liheinya Naca mengendarai mobil demi Lyora yang saat ini telah memejamkan matanya sempurna,  pingsan.

***

LyoCa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang