Part 38 Petis Buah

56 4 6
                                    

"Ternyata begini rasanya menghadapi bumil yang tengah ngidam"
~▪•°•▪~
Happy Reading
***

"Egghh... Naca..." Panggil Lyora dengan masih memejamkan matanya seraya tangan meraba, memastikan bahwa Naca berada disampingnya.

Namun Lyora tak mendapati Naca di sampingnya. Lantas Lyora membuka kelopak matanya seraya bangun dari tidurnya menjadi duduk, lalu pandangannya mengedar mencari Naca.

"Naca..." Seru Lyora kembali saat pria yang tengah Ia cari ternyata berada di atas kursi santai dengan iPad ditangannya.

Naca yang mendapat seruan dari wanita yang baru saja bangun dari tidurnya, beranjak meninggalkan pekerjaannya dengan menaruh iPad diatas meja bundar guna menghampiri Lyora.

"Kenapa? Apakah aku mengganggu tidur, mu?" Tanya Naca setelah duduk disamping Lyora, namun Lyora tak menjawab melainkan balik melempar pertanyaan.

"Sedari tadi Naca masih terjaga?"

"Masih banyak pekerjaan yang harus ku handle. Tidurlah kembali, hari masih gelap"

"Tidak mau." Tolak Lyora dengan bibir mengerucut seperti anak kecil dan Naca, Ia tersenyum simpul seraya tangannya mengusap kepala Lyora sayang.

"Kenapa tidak mau? Kamu butuh istirahat, selain itu kamu tengah mengandung anak ku yang harus kamu jaga kesehatannya."

"Tapi, Lyo tidak mau tidur Naca." Rengek Lyora kepada Naca

"Lantas, Apa kamu menginginkan sesuatu?"

Seolah tahu apa yang ada dalam benak Lyora. Naca mempunyai piling bahwa Lyora bangun karena menginginkan sesuatu.

"Lyo ingin memakan petis buah yang sempat Naca larang waktu itu."

Dan pilingnya itu tepat sasaran, namun Naca tak menyangka Lyora masih ingat dengan keinginannya yang tak terkabul.

"Sudah malam, selain itu mana ada yang menjual petis buah tengah malam seperti ini."

"Pokoknya Lyo ingin petis buah, Naca." Kekeh Lyora

Dan ketika mendapat sanggahan seperti itu, wajah Lyora langsung merah. Menandakan sebentar lagi Lyora hendak menangis.

Sedangkan Naca menjadi bingung dibuatnya.

Jika tidak menuruti kemauan Lyora, dirinya harus siap menenangkan Lyora.

Jika dipaksakan, Naca khawatir pada janin yang dikandung Lyora bila keluar malam-malam seperti ini.

"Yang lain saja. Aku buatkan salad__"

"__Tidak mau! Lyo pengennya petis buah." Sergah Lyora, tetap kekeh pada keinginannya.

Apakah istrinya ini tengah ngidam?

"Malam-malam seperti ini mana ada yang jual makanan seperti itu, Lyora."

"Di coba cari dulu, kita kan gk tau ada atau gk nya."

Naca menghela napas panjang seraya mengusap wajahnya gusar.

"Kenapa? Naca tidak mau turutin kemauan Lyo?" Sentak Lyora dengan derai air matanya yang keluar tanpa permisi dan Naca semakin kalang kabut dibuatnya.

"Baiklah-baiklah, asalkan jangan menangis."

Pada akhirnya Naca mengiyakan kemauan Lyora walaupun dengan berat hati dan saat itu juga Lyora berhenti menangis, kembali berseri.

Perubahan yang sangat drastis!

"Aku pergi dulu! Kamu tunggu disini__"

"__eh, tunggu."

Saat Naca beranjak dari duduknya, pergerakannya terhenti manakala Lyora mencegahnya dengan menahan tangan Naca.

LyoCa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang