Part 28 Janin🔞

55 5 3
                                    

"Kejutan bahagia"
~▪•°•▪~
Happy Reading
***

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Naca panik, namun masih mampu mengontrol ekpresinya

"Syukurlah kamu langsung membawanya kesini sehingga kami masih bisa menanganinya___Keadaan Lyora dengan janinnya baik-baik saja, hanya butuh istirahat saja yang cukup."

Naca mengerutkan keningnya mendengar penjelasan Dokter Edward kepercayaan keluarganya itu ketika menyinggung soal janin.

"Tunggu! Janin? Apa maksud perkataanmu?"

"Kau belum mengetahuinya?__ Lyora tengah hamil dan usia kandungannya baru menginjak minggu keenam."

Naca menatap Dokter Edward tanpa ekspresi. Benarkah Lyora hamil? Mungkinkan gejala-gejala yang selalu Lyora tunjukan itu karena Lyora tengah hamil?

○•°

Naca berjalan setelah keluar dari ruangan Dokter Edward. Naca masih belum percaya bahwa saat ini ada bibitnya tumbuh dirahim Lyora.

Senang? Tentu saja senang, ini yang Naca mau.

Menghamili Lyora walau dirinya belum tahu bagaimana perasaannya kepada Lyora.

Namun bukan itu yang Naca pikirkan. Naca tahu betul Lyora belum siap memiliki bayi diusianya yang masih muda, dan sekarang Naca sedang memikirkan bagaimana caranya memberitahu soal ini kepada Lyora.

"Naca?"

Lamunan Naca buyar, mendapati Zeva berlari kearahnya.

"Dimana Lyora? Dimana? Gue mau liat keadannya." Dengan paniknya Zeva bertanya tanpa jeda, dan Naca memakluminya karena Naca tahu Zeva pasti sangat khawatir dengan istrinya  seperti yang Ia rasakan saat itu.

Naca membawa Zeva keruangan VVIP yang dimana didalamanya terdapat Lyora tengah terbaring lemah.

"Naca!"

Dan bersamaan pada saat Zeva dan Naca masuk. Lyora mengerjapkan matanya dan hal pertama yang Lyora sebut dan lihat adalah Naca, hal itupun sontak membuat Zeva cemberut.

"Kenapa lo sebut nama Naca sih, kan disini yang jadi sahabat lo itu gua bukan dia." Tunjuk Zeva dengan nada kecewanya.

Dibalik wajah pucatnya itu Lyora terkekeh mendengar dengusan sahabat cemprengnya, mengisi ruang sunyi ini.

Sedangkan Naca hanya menggelengkan kepalanya melihat keduanya berinteraksi.

"Zeva__Sstt..."

Belum sempat Lyora menyelesaikan kalimatnya, dirinya kembali merintih kesakitan saat Lyora mencoba bangun duduk dari berbaringnya.

Naca yang berada disebelah Lyora dengan gesit menahan bahu Lyora agar tidak bangun.

"Berbaringlah! Jangan dulu bergerak." Naca mencoba membantu Lyora kembali berbaring dan setelah membaringkan Lyora, Naca menyempatkan dirinya mengelus perut Lyora sejenak.

Hal itupun sontak membuat Zeva heran, tapi Zeva hiraukan karena ceritanya dirinya masih marah kepada Lyora.

Mungkin Naca melakukan itu untuk mengusir kesakitan diperut Lyora yang memar akibat si mak lampir Keyla, pikirnya.

"Zeva. Lo marah sama gue." Rayu Lyora sambil menggapai tangan Zeva, lalu menarik-nariknya khas orang yang tengah membujuk.

Dengan jual mahalnya Zeva membuang mukanya kesamping dengan wajah ditekuk.

"Nggak, gue nggak marah. Cuman kesel dikit. Disini yang jadi sahabat lo itu gue apa dia. Mentang-mentang dia nyelamatin lo, lo jadi lupa sama sahabat lo sendiri?" Lirik sinis Zeva sekilas kearah Naca yang tengah menaikan alisnya keatas, tapi Zeva tak peduli.

"Yaudah! Gue pilih Naca aja."

Lyora mencoba menggoda Zeva yang saat ini menganga mendapat jawaban yang tak sesuai harapannya itu.

Lyora hanya bisa terkikik dalam hati saat Zeva melipat tangannya didepan dada sambil menghentakan kakinya melihat Lyora melepaskan genggamannya dan beralih meraih tangan Naca untuk digenggam.

"Lo mah nggak asik ah."

Sepertinya dirinya berhasil menggoda Zeva.

"Makanya jangan marah-marah mulu sama orang sakit kaya gue. Cepet duduk sini." Tarik Lyora kepada Zeva yang langsung duduk diatas kursi, samping Lyora.

Setelah duduk Zeva mengalihkan tatapannya kepada Naca dengan tatapan serius.

"Naca. Makasih banget lo dah nyelamatin sahabat gue dari kejahatan Keyla. Gue nggak tahu kalau nggak ada lo disana, mungkin gue nggak akan bisa maafin gue sendiri jika terjadi sesuatu kepada sahabat gue."

"Tak usah disuruh, Naca akan melakukannya. Menjaga Lyora sesuai perjanjiannya dengan orang tua Lyora."

Namun Naca hanya bisa mengatakannya dalam hati.

Tanpa ekspresi, Naca mengangguk sekali sebagai tanda menerima ucapan terima kasih Zeva

○•°

"Eghh... ahhh..."

Dengan posisi duduk menghadap Renaldi. Keyla terus saja menaik turunkan pinggulnya hingga mentok, sedangkan Renaldi membantu pergerakan Keyla dengan tangannya Ia taruh dipinggul Keyla serta sesekali Renaldi merem*s bokong Keyla ataupun menampar bokongnya.

Plakk...

"Sstt.. Bagaimana, apa kau sudah menjalankan tugas dari ku?"

"Yah, a-aku... ber-ha-sil... mencelakai wanita itu h-hingga ahh diaa... masuk rumah sakit."

"Bagus! Saatnya giliranku turun membereskan semuanya." Gumamnya sambil menyeringai sini.

***

Jujurly aku gk tau gimana bikin cerita pas bagian yang ada unsur dewasanya🙈Tapi, kalo gk ada bagian itunya serasa ada yang kurang dengan jalan ceritanya gitu.

Jadi di maklum yah jika tak sesuai ekspektasi kalian, karena bagian konten dewasanya aku ngarang ajah✌

LyoCa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang