Part 29 Penjelasan🔞

68 4 2
                                    

"Apakah kau siap melahirkan bayi-bayi lucu untuk ku?"
~▪•°•▪~
Happy Reading
***

Lyora pusing melihat Naca mondar mandir tak jelas didepannya. Tak biasanya Naca seperti itu, sehingga dirinya yang tengah bersandar di sandaran brankar rumah sakit menjadi kesal dengan Naca yang bertingkah aneh seperti itu.

"Naca, apa ada yang kamu pikirkan?"

Barulah Naca berhenti setelah Lyora berkata seperti itu.

Terlihat Naca berjalan kearahnya, lalu naik duduk diatas ranjang menghadapnya dengan sebelah kaki Ia biarkan menjuntai kebawah

"Kenapa? Naca terlihat gelisah!" Tanya Lyora lagi

Tangannya terulur meraba pipi kiri Naca, dan Naca menatap Lyora sambil meraih tangan Lyora diatas pipinya, lalu Ia genggam.

"Kamu mau mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari ku?" Lyora hanya menggangguk ragu sebagai jawaban

Sepertinya obrolan ini sangat serius, terlihat dari raut wajah teduh Naca. Namun tak meninggalkan sisi datarnya.

Naca, sebelum memulai obrolan kearah yang lebih serius. Naca membenarkan letak posisinya senyaman mungkin.

Dirasa sudah nyaman Naca memulai percakapan tersebut dengan menatap manik Lyora yang terlihat menunggu dirinya bersuara.

"Seperti yang kamu bilang sebelum-sebelumnya. Benar kamu mencintaiku sepenuh hati?" Tanya Naca dan lagi-lagi Lyora mengangguk walau tak mengerti kemana arah pertanyaan Naca.

"Maka dari itu! Apakah kau siap melahirkan bayi-bayi lucu untuk ku?"

Lyora semakin mengernyitkan dahinya tak mengerti saat diberi pertanyaan seperti itu.

Wanita mana yang tak mau melahirkan anak dari pria yang Ia cintai, bila ada itu adalah wanita terbodoh didunia.

Eh

"N-naca__"

Lyora tersentak dan baru menyadari pertanyaan Naca setelah tatapan Naca turun kearah perutnya serta tangan mengelus lembut perutnya.

"A-apakah Lyo__ ha-hamil?" Tanyanya ragu, takut jika perkiraannya salah.

Namun pertanyaan itu terjawab sudah dengan perlakuan Naca yang terus saja mengelus perutnya sambil menatapnya.

Benarkah dirinya hamil? Jika memang benar! Ekspresi apa yang harus Ia tunjukan saat ini, senang atau sedih?

"Aku tahu kamu belum siap untuk menjadi seorang ibu! Maka dari itu. Maukah kamu menghadapinya bersama?"

Ya! Lyora tahu ekspresi apa yang harus Lyora tunjukan saat ini setelah mendengar kalimat keramat Naca.

Bibir Lyora melengkung seperti bulan sabit, lalu mengangguk menerima ajakan itu dengan meletakan tangannya dipunggung tangan Naca yang masih berada diatas perutnya.

Naca pun ikut tersenyum melihat Lyora tersenyum yang mau menerima kehadiran janin didalam rahimnya.

Setelah bergelut dengan pikirannya sedari tadi. Akhirnya Naca bisa bernafas lega setelah memberanikan diri untuk memberitahu tentang kehamilan Lyora, dan harapanya melebihi ekspektasinya.

Naca kira Lyora akan murung setelah mengetahui kehamilannya, tapi siapa sangka Lyora mau menerimanya dengan wajah berseri.

"Angkat bajumu?"

Titah Naca tiba-tiba. Membuat Lyora kembali mengernyitkan dahinya saat mendapat perintah dari Naca untuk menyingkap bajunya sendiri.

"Apa mau aku yang menyingkapnya?"

Terdengar perintah lagi manakala tak ada respon dari Lyora, yang ada hanyalah kebingungan terpancar dalam raut wajah pucat pasinya.

"Baiklah, aku yang akan melakukannya__"

"__Eh... J-jangan."

Belum saja Lyora mencegahnya, Naca sudah lebih dulu menyingkap baju terusan rumah sakitnya, hingga bagian perut polos ke lututnya terekspos begitu saja.

Hal itupun sontak membuat Lyora langsung menarik selimut yang berada dibawah lututnya hingga menutupi bagian perutnya.

"Naca, isyhh..." Kesal Lyora kepada Naca yang semena-mena menarik bajunya hingga sebagian tubuhnya bugil tak tertutupi kain apapun.

Dan sang empu yang sudah membuatnya kesal justru malah mengabaikan Lyora yang tengah uring-uringan kepadanya.

Lalu tanpa aba-aba Naca kembali menurunkan selimut hingga bagian perut Lyora saja yang terekspos, dan kali ini Lyora tak protes ketika melihat Naca mengeraskan rahangnya manakala maniknya menatap luka memar dibagian perutnya.

Oh tuhan! Lyora tak menyangka akan meninggalkan jejak kebiruan diatas perutnya.

Pantas saja dirinya langsung dibawa kerumah sakit, ternyata lukanya mengakibatkan Lyora pendarahan. Namun Lyora masih bersyukur tak terjadi sesuatu pada janinnya.

Mungkin inilah maksud Naca menyingkap baju Lyora. Ingin mengobati luka memar diperut Lyora yang diciptakan oleh Keyla saat mendorong Lyora hingga mengenai lutut Naca

"Sstth... " Desis Lyora saat tangan Naca meraba bagian luka memarnya itu

"Sakit?"

Lyora mengernyit sambil mengangguk seperti anak kecil saat Naca bertanya. Lalu Lyora merasakan tangan Naca yang sudah dilumuri minyak menyentuh permukaan perutnya.

Dingin!

Satu kata untuk Lyora rasakan saat ini, namun lama kelamaan Lyora merasakan tangan Naca bergerak memutari perutnya dengan diolesi minyak yang entah apa namanya, Lyora tak tahu.

Hingga rasa dingin terganti oleh rasa nyaman yang mulai menghampirinya, membuat Lyora memejamkan matanya menikmati setiap detik sentuhan Naca.

Namun tak berselang lama Lyora membuka maniknya yang terpejam saat tak merasakan usapan yang menyerupai elusan itu lagi, karena Naca sengaja menghentikannya dengan masih tangan berada diatas perutnya.

Setelah terbuka sempurna, tatapan Lyora bertemu dengan Naca yang lebih dulu menatapnya. Dan entah siapa yang memulai, mereka menyatukan bibirnya.

Namun, ciuman yang awalnya hanya kecupan saja, lama kelamaan mulai berubah menjadi lumatan-lumatan yang memabukan. Erangan-erangan liar pun terdengar dari keduanya.

Tak hanya sampai disitu, Naca mulai meluncurkan tangangannya, naik meraba dada Lyora dari balik baju terusan yang hanya menutupi bagian dadanya saja. Lalu memainkannya seoalah tengah memainkan squisy.

Naca sengaja membangkitkan gairah Lyora yang saat ini tengah melengkungkan tubuhnya kebelakang merasakan elusan manja dikulit sensitive nya langsung, lalu berganti menjadi rem*s*n yang menghantarkannya kepada kenikmatan.

Eghh...

Lenguh Lyora dalam ciumannya seraya memejamkan kedua matanya menikmati rem*s*n kasar didadanya

Namun, lagi-lagi Lyora membuka maniknya saat Naca melepaskan tautannya tanpa menghentikan rem*s*n didadanya

"Kali ini Aku tak bisa memasukimu yang tengah hamil. Harus menunggu beberapa minggu lagi. " Ucap Naca terdengar seperti keluhan seraya menatap manik sayu Lyora yang sudah, Turn on.

Apalagi Naca tahu. Hormon kehamilan membuatnya lebih sensitive bila tersentuh sedikitpun, itu akan membangkitkan gairahnya berkali-kali lipat.

Bisa saja Naca melakukannya saat ini, namun harus menggunakan alat pengaman. Memang sedikit ribet.

"N-naca." Seru Lyora menyerupai permintaan agar tidak berhenti.

Dan kali ini Naca merutuki kebodohannya yang malah menyerang Lyora begitu saja. Jika sudah begini Naca harus menuntaskannya sampai akhir dengan cara membuat Lyora org*sme.

***

LyoCa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang