BAB 17

1.4K 96 10
                                    

Saat ini kesepuluh remaja itu sedang pergi menuju Ke suatu tempat yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal mereka.

Walaupun jauh,,mereka hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk menuju tempat tersebut.

mobil sport berwarna hitam melaju membelah jalanan yang sepi.

Jalanan ini memang jarang sekali di lewati atau mungkin tak pernah oleh orang-orang di karenakan jalanan ini adalah jalan mati.

Kenapa di sebut jalan mati?...

Di karenakan jalan ini sering sekali di jadikan tempat pembunuhan oleh orang-orang yang tak memiliki kemanusiaan.

Apalagi jika kalian tidak memiliki orang dalam untuk melewati jalanan ini maka siap-siaplah nyawa taruhannya.

Tetapi itu hanya rumor semata saja yang di buat oleh orang-orang seperti komplotan tak tau di untung.

Padahal jalanan ini tidak ada apa-apa walaupun sering di jadikan tempat pembunuhan oleh orang-orang itu,,jalanan ini sangatlah aman untuk di lewati.

Orang-orang itu tak sejahat yang di di pikirkan oleh orang-orang,,mereka tidak akan membunuh sembarangan kecuali yang memang menjadi mangsa mereka.

Mobil sport hitam itu pun berhenti di sebuah tempat yang aman dan mungkin sulit untuk di temukan

Di dalam mobil itu terdapat empat Remaja yang tengah mengerjakan sesuatu kecuali remaja yang menjadi supir.

"Ga mereka udah datang belum"
Tanya Guido kepada Raga.

"Belum"
Jawab Raga.

"Ini sudah jam lima pas tapi mereka belum datang"
Kesal Juran sambil mengotak Atik laptopnya.

Raga juga sama,Ia mengotak Atik laptopnya untuk memantau keadaan di dalam gedung yang katanya gedung bangkai itu.

Gedung tua,usang dan Tak terawat.

"Gue gak yakin sama Revia"
Tiba-tiba Ardo pindah kebelakang untuk melihat isi gambar di dalam laptop milik Raga.

"Tim tiga di sini masuk"
Suara Gino terdengar dari alat yang di pegang oleh Guido.

"Tim empat pantau masuk,,woy Juran aman gak nih tempat Gue sama Arlen,,gatel anjir"
Ini adalah suara dari Revio.

Siapa suruh bersembunyi di semak belukar yang mana di sana juga terdapat banyak nyamuk.

"Aman kok"
Jawab Juran,ia memantau dari kamera tersembunyi di jaket yang dikenakan oleh Revio dan juga Arlen.

Bukan cuma mereka berdua tetapi seluruh tim tiga dan juga tim empat memakai benda yang sama.

"Gak elit banget,, masa gue di atas pohon"
Nah kalau ini Riko yang protes lantaran ia di tempatkan di atas pohon sambil memegangi senjata jarak jauh.

"Namanya kan tim empat pantau,kalau tim satu pantau mah kayak gue sama mereka nih"
Juran kembali bersuara.

Sudahlah jangan membahas keanehan di dalam keseriusan.

"Carel, makeup gue meyakinkan gak"
Tanya Revia Karena ia gak yakin dengan makeup nya sendiri.

"Makeup kakak keren,,mirip seperti lebam yang asli"
Jawab Carel jujur.

Makeup Revia memang seperti lebam dan juga luka asli jadi mana mungkin Carel berkata bohong.

Saat ini mereka berdua berada di dalam gedung bangkai menunggu seseorang yang akan datang.

Sudah setengah jam yang lalu mereka mengunggu di sini tetapi orang yang di tunggu tidak hanya memunculkan batang hidungnya.

"Kenapa lu Manggil gue kakak sedangkan manggil kembaran gue pakai woy,,lu,,kalau gak nama"
Tanya Revia kepada Carel.

ZEVAR CARIXIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang