CHAPTER 14

371 51 15
                                    

Fang Duobing dan Di Feisheng kembali ke kuil keesokan harinya. Mereka bertemu dengan biksu yang sama yang menolong Li Lianhua bertahun-tahun lalu.

Mata Fang Duobing bengkak, cahaya kehidupan sekali lagi hilang dari wajahnya. Susah payah Di Feisheng ingin membuat Fang Duobing berbahagia lagi, dalam sekejap usaha itu menjadi gagal.

"Amitabha.... Tuan Muda Fang, ketua Di" Biksu itu menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat

Di Feisheng dan Fang Duobing pun melakukan hal yang sama.

Dari balik tubuhnya, biksu itu membawa sebuah guci. Guci abu jenazah bertuliskan "Tuan Li"

Fang Duobing mengepalkan erat tangannya ketika dia melihat guci itu.

"Tuan Li juga menitipkan dua surat yang Ia tulis disaat-saat terakhirnya padaku, mengatakan untuk memberikan surat-surat itu pada kakian jika aku bertemu suatu hari lagi. Sayangnya Tuan Muda Fang menghilang selama lima tahun, dan Ketua Di juga tidak pernah mengunjungi kuil"

"Kami akan membawa pulang abu Li Lianhua" Di Feisheng berkata

"Amitabha, jika Ketua Di berkehendak demikian, maka saya tidak bisa melarang"

"K-kenapa tidak ada yang tau Li Lianhua s-sudah meninggal?" Fang Duobing bertanya, mencoba menyembunyikan suaranya yang goyah karena menahan tangisan.

"Dia berpesan untuk tidak memberitahu siapapun, tidak ingin ada kehebohan. Dia hanya ingin mati dengan tenang, sunyi, dan damai" Jawab si Biksu

Di Feisheng mengambil Guci abu Li Lianhua dan dua pucuk surat dari tangan Biksu.

"Yasudah terima kasih karena sudah menjaga teman kami selama ini. Kami pamit"

Mereka memberi salam hormat terakhir kalinya pada sang biksu sebelum berjalan pergi.

   Sesampainya di Aula Tianji, Di Feisheng memberikan guci abu jenazah Li Lianhua pada Lu Wan untuk di simpan, dia ingin mengejar Fang Duobing, namun sang istri menolak untuk di dekati.

"Aku ingin sendiri A-fei...." Pintanya pelan

Mau tidak mau Di Feisheng harus menuruti perkataan Fang Duobing dan membiarkan dirinya sendirian terlebih dahulu.

"Jika butuh sesuatu katakan saja padaku"

Fang Duobing tidak menjawab dengan kata-kata ataupun anggukan. Dia hanya berjalan masuk kedalam kamar dan menutup rapat pintu.

  Hari semakin malam, namun Fang Duobing belum juga keluar dari kaamr. Dia menolak makan, minum, ataupun orang tua nya yang datang untuk melihat dirinya.

Di Feisheng menghembuskan nafas berat, dia duduk diatas atap sambil menatap bulan, ditangannya dia masih menggenggam surat dari Li Lianhua untuk dirinya, belum berani dia membuka surat itu. Tapi dia memutuskan sekarang adalah saatnya.

Di Feisheng membuka amplop itu perlahan, karena sudah lima tahun lamanya surat itu di tulis, kertasnya agak rapuh yang membuat Di Feisheng harus berhati-hati.

A-fei... Ketua Di
Jika kau menerima surat ini itu tandanya aku sudah pergi jauh dari dunia ini.

Sepuluh tahun yang lalu kita bertarung di laut timur karena kesalahpahaman dan Fitnah keji seseorang, siapa sangka di akhir hidupku kita menjadi teman.

Ucapan terima kasihku untukmu karena mau menemaniku di saat-saat terakhir ku.

Tapi ada satu yang masih mengganjal pikiranku, Fang Xiaobao. Anak itu pasti akan terpuruk jika dia tau aku sudah tidak bisa menemani dirinya lagi, anak itu selalu menjadi beban pikiranku, kau tau dia ceroboh, dan terkadang agak bodoh, bisakah aku menitipkan dirinya padamu Ketua Di.

MY RAY OF SUNSHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang