CHAPTER 19

283 45 3
                                    

  Fang Duobing sudah tertidur pulas, namun dia terganggu di tengah malam ketika dia merasakan adanya pergerakan di tempat tidur.

Fang Duobing membuka kedua matanya dan menyadari kalau Di Feisheng lah yang membuat keributan di tengah malam.

Di Feisheng mulai menggigil dan mengigau dalam tidurnya. Matanya tertutup, tapi dia meracau, keringat terbentuk pada dahinya, dan dia memucat.

Fang Duobing langsung bangun, dia memeriksa suhu tubuh Di Feisheng.

"A-fei kau demam! Apakah kau terkena wabah!"

Fang Duobing langsung melompat dari atas kasur, tanpa alas kaki, tanpa jubah hangat dia berlari keluar kamar mendatangi kamar Lu Wan.

'tok...tok...tok ..'

Dia mengetuk sebanyak tiga kali.

Tidak lama Lu Wan keluar dari dalam kamar sambil mengacungkan pedang miliknya.

"Eeeh Lu Wan ini aku"

"Ah Tuan Muda Fang, ada apa?"

"Maaf mengganggu, bisa tidak bantu aku buatkan kompres dan menggiling obat?"

"Bisa. Tapi kenapa? Apakah Tuan Muda sakit?" Tanyanya, khawatir

"Tidak bukan aku, itu A-fei"

Lu Wan membelakak "Ketua!"

"Aku takut dia terjangkit wabah jadi bisa tidak"

Lu Wan mengangguk, tapi matanya tertuju pada Fang Duobing.

"Maaf saya lancang Tuan Muda, tapi sebaiknya anda masuk dulu dan memakai baju yang lebih tebal dan sepatu. Harinya sangat dingin"

"Jangan pedulikan aku, Lu Wan. Ayo kita langsung saja menuju dapur" Fang Duobing menghentak-hentakkan kedua kakinya tidak sabar. Dia langsung menarik tangan Lu Wan dan menggeretnya keluar "Ayo cepat ikut aku!!!"

  Setelah beberapa saat, Fang Duobing kembali kedalam kamar bersama Lu Wan.

"Letakkan obatnya di situ" Fang Duobing menunjuk ke arah meja di dekat kasur

Lu Wan mengangguk, dia meletakkan obat yang Ia bawa diatas meja

"Apakah kau butuh yang lain, Tuan Muda?" Tanyanya

Fang Duobing menggeleng "Tidak ada, terima kasih Lu Wan. Kau boleh kembali tidur"

"Kau yakin Tuan Muda?"

Fang Duobing mengangguk "Hmn... Aku bisa menangani ini"

Lu Wan mengangguk "Baik, tapi kalau ada apa-apa bangunkan saja aku"

Fang Duobing tersenyum pada Lu Wan "Iya terima kasih ya Lu Wan"

Senyuman hangat Fang Duobing yang bisa membuat semua orang tersipu malu padanya membuat Lu Wan tersenyum lebar.

  Fang Duobing kembali memfokuskan seluruh perhatiannya pada Di Feisheng yang masih bergetar kedinginan di atas kasur.

Dia menyeka dahi Di Feisheng yang dibasahi oleh keringat sembari memeriksa denyut nadi sang suami.

"Hmmm.... Sepertinya belum terlalu serius. Kalau cepat dikasih obat pasti sembuh"

Fang Duobing mengambil obat yang sudah dia dan Lu Wan buat sebelumnya.

Dia kembali duduk di sebelah Di Feisheng "A-fei ini sudah aku buatkan obat, kau minum ya"

Dia mencoba menyuapi obat itu pada Di Feisheng, namun dia tidak mau diam dan akhirnya obat pun tumpah.

"Heii bagaimana ini!" Fang Duobing bingung. Dia berpikir sejenak memutar otaknya agar obat yang sudah dia buat dengan susah payah tidak sia-sia.

Dan akhirnya dia menemukan solusinya.

Fang Duobing menenggak habis obat itu namun tidak Ia telan, justru di simpan di dalam mulut. Dia lalu membuka mulut Di Feisheng dan menempelkan bibirnya pada bibir Di Feisheng.

Perlahan Fang Duobing mengalirkan obat itu kedalam mulut Di Feisheng dan ketika dirasa sudah cukup, dia melepaskan bibir Di Feisheng, menyeka sisa obat yang merembes keluar.

Fang Duobing lalu mengambil kompres air dingin dan meletakkan kain basah itu pada dahi Di Feisheng.

Dia tetap duduk di samping Di Feisheng, tangannya memijat pelan tangan sang suami sambil sesekali mengganti kompres yang sudah mulai tidak dingin lagi.

"Uhuk... Uhuk..." Tiba-tiba Fang Duobing terbatuk cukup keras, dia merasakan kepalany berputar "Astaga apa yang terjadi denganku? Tolong jangan sakit dulu ketika A-fei masih membutuhkanku" dia berbisik pada dirinya sendiri.

Fang Duobing menahan rasa kantuk yang amat sangat, dia masih terus memijat-mijat tubuh Di Feisheng, tidak terasa ayam mulai berkokok, tanda malam akan segera berganti dengan pagi.

Fang Duobing berjalan ke arah pintu untuk mencari beberapa pelayan.

Setelah melihat-lihat selama beberapa saat, ada dua orang pelayan melewati kamarnya.

Mereka membungkukkan tubuh mereka dan menyapa Fang Duobing

"Selamat pagi Furen"

"Pagi. Bisakah kalian berdua masakkan sup ayam dengan bawang putih yang banyak untuk ketua Di? Pastikan sangat panas jadi ketika dia bangun itu masih akan tetap hangat. Kalau kalian masuk aku tertidur, letakkan saja makanannya di atas meja"

Para pelayan itu membungkukkan badan mereka "Baik Furen"

"Terima kasih"

Fang Duobing menutup kembali pintu, dia lalu menulis sesuatu di atas meja sebelum akhirnya tubuhnya menyerah. Dia terduduk di lantai bersandar pada kasur. Tangannya kembali menggenggam tangan Di Feisheng.

"Aku masih ingin merawatmu, tapi mataku tidak tahan ingin tidur. Maafkan aku A-fei"

Dan akhirnya Fang Duobing menutup kedua matanya dan mulai tertidur.

   Matahari sudah semakin tinggi dan terang menyinari kamar mereka. Di Feisheng membuka kedua matanya, dia merasa ada sesuatu pada dahinya. Dia menarik kain yang di gunakan Fang Duobing untuk mengompres dirinya.

Mata Di Feisheng masih mencari Fang Duobing yang tidak ada disebelahnya, dan ketika akhirnya menemukan sang istri, Di Feisheng kaget melihat Fang Duobing tertidur di lantai, kelelahan sambil menggenggam jari jemari Di Feisheng.

"Apakah kau menjagaku sepanjang malam ini?" Di Feisheng berbisik

Perlahan dia melepaskan genggaman Fang Duobing pada jarinya, tidak ingin membuat Fang Duobing terbangun.

Dia bangkit dari ranjang, dan dengan mulus menggendong Fang Duobing.

"Eh A-fei?" Fang Duobing agak terbangun karena guncangan yang dia rasakan

"Tidurlah. Kau lelah"

Di Feisheng meletakkan Fang Duobing di atas kasur, menyelimuti dirinya. Matanya memperhatikan garis wajah Fang Duobing yang terlihat sangat tenang ketika tertidur.

Di Feisheng mengecup lembut dahi sang istri "Maaf ya membuatmu lelah"

Dia berjalan ke arah meja makan, melihat makanan masih agak hangat di atas meja dan sebuah catatan pada kertas kecil yang bertuliskan

"Makan dulu sebelum kerja atau ku bakar seluruh dokumenmu"

Di Feisheng tertawa geli membaca ancaman dari Fang Duobing

"Dasar bocah. Sekali bocah tetap bocah kau ini"

MY RAY OF SUNSHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang