CHAPTER 46

177 37 0
                                    

Fang Duobing membuka kedua matanya. Seluruh tubuhnya seakan mati rasa, dia mencoba melihat dimana dirinya berada dan dia sadar dia tidak berada didalam kamar dia dikurung. Melainkan kamar lamanya di aliansi Jinyuan.

Dia menoleh, dan melihat Di Feisheng sedang membaca dokumen sambil memijat pelan telapak tangannya.

"A-fei..." Panggilannya lemah

Di Feisheng langsung memutar kepalanya, wajahnya terlihat kaget pada awalnya. Namun dia dengan cepat melempar buku di tangannya dan memfokuskan dirinya pada Fang Duobing.

"Hei kau sudah bangun..."

Fang Duobing Tersenyum lemah, dia mengangguk. Fang Duobing mencoba untuk bangkit.

Di Feisheng membantu dirinya untuk duduk. Tangan dan tatapannya tidak lepas dari Fang Duobing.

Mengetahui dirinya di tatap, Fang Duobing menjadi malu, dia tidak berani menatap balik Di Feisheng.

"K-kau apa kab-"

Belum selesai dia mengucapkan pertanyaannya, Di Feisheng sudah menabrak bibirnya. Di Feisheng melumat dalam bibir Fang Duobing.

Ciuman itu tidak menuntut ataupun sensual. Ciuman itu murni dari bentuk sebuah kerinduan yang mendalam.

Fang Duobing merasakan pipinya basah, Di Feisheng menangis.

Di Feisheng melepaskan ciumannya dan lanjut memeluk erat Fang Duobing. Dia menangis terisak.

"Ini benar kau kan??? Aku tidak sedang bermimpi!"

Fang Duobing menggeleng "Tidak...  Aku disini A-fei"

Di Feisheng menangkup kedua pipi Fang Duobing, dia menempelkan dahinya pada dahi Fang Duobing.

"Dewa benar-benar menyiksaku. Delapan belas tahun. Delapan belas tahun kau di ambil dariku! Juga tidak ada tanda-tanda dari keberadaanmu. Kau bagaikan tidak pernah ada. Hanya cincin, baju dan Xiaobaozhi yang tersisa darimu"

"Sekarang aku sudah kembali. Aku tidak akan kemana-mana lagi" Jawab Fang Duobing

Di Feisheng menaikkan kepalanya, matanya merah, tangannya masih membelai kedua pipi Fang Duobing.

"Xiaobao, anak kita. Kasihan dia. Dia sangat mendambakan dirimu"

"Dimana dia?"

"Dia belajar ilmu pengobatan bersama Guan. Dan sekarang sedang memasak obat untukmu"

'tok...tok...tok...'

Terdengar ketukan pelan di depan pintu.

"Itu pasti dia" Di Feisheng berbisik

"Masuk" pinta Di Feisheng pelan

Benar saja tebakan mereka. Xiaobaozhi adalah orang dibalik pintu. Dia membawa nampan obat, wajahnya terlihat ragu ketika dia berdiri tegak di depan pintu.

"Baozhi masuk nak" Ajak Di Feisheng

Xiaobaozhi mengangguk pelan. Dia melangkah masuk kedalam kamar dengan menunduk, tidak berani menatap Fang Duobing yang sedari tadi menatap dirinya"

"I-ini obat yang sudah Baozhi buat"

Di Feisheng beranjak dari kasur "Ayo sana rawat ibumu. A-die mau keluar sebentar" Di Feisheng membelai kepala Xiaobaozhi sebelum dia pergi meninggalkan mereka berdua.

"Xiao-er ayo duduk di sini" Ajak Fang Duobing sambil menepuk-nepuk kasur tepat di sebelahnya.

Xiaobaozhi mengangguk, dia menaruh nampan berisi obat di atas meja dan duduk di sebelah Fang Duobing.

Fang Duobing masih terus menatapnya dengan mata yang berbinar, sedangkan Xiaobaozhi sesekali mencuri pandang melihat wajah Fang Duobing.

"Ini obat Baozhi yang buat?" Tanya Fang Duobing dengan suara yang paling lembut yang pernah Xiaobaozhi dengar

Xiaobaozhi mengangguk "B-bersama dengan paman Guan" Jawabnya

"Oh pintar anak Niang. Baik akan Niang minum"

Mendengar Fang Duobing menyebut dirinya sendiri dengan sebutan Niang membuat Xiaobaozhi ingin menangis.

Ketika Fang Duobing merentangkan tangannya untuk mengambil mangkuk obat di atas meja, Xiaobaozhi melihat memar merah membentuk rantai pada pergelangan tangannya.

"Itu... Apakah itu sakit?" Dia refleks bertanya

"Ah-" Fang Duobing langsung menutupi memar itu "T-tidak... Ini luka lama"

"Kemarikan tangannya, Baozhi punya salep"

Xiaobaozhi mengambil sebotol kecil salep dari dalam sakunya.

Fang Duobing dengan senang hati menuruti perkataan Xiaobaozhi dan memberikan tangannya.

Xiaobaozhi memeriksa luka memar pada lengan Fang Duobing, dia menyadari kalau luka memar itu masih baru dan juga menimpahi luka memar yang sama yang lebih lama.

Xiaobaozhi dengan lembut menyapukan salep miliknya pada bekas luka Fang Duobing.

"Sakit tidak?" Tanyanya

"Hmn? Eum... Tidak" Jawab Fang Duobing "Kalau anak Niang yang mengobati tidak akan sakit"

Bibir Xiaobaozhi bergetar, kedua mata bulatnya mulai menitihkan air mata dan dia mulai menangis terisak-isak.

"Eh Xiao-er kenapa menangis. Niang tidak apa-apa. Anak Niang kenapa menangis?!" Fang Duobing mulai khawatir, dia membelai lembut kepala Xiaobaozhi

"Baozhi punya Niang ternyata. Ternyata Baozhi punya Niang!" Dia meninggikan suaranya sambil terisak "Dan Niang Baozhi ternyata lebih cantik dari yang ada di lukisan A-die. Niang Baozhi secantik yang orang-orang katakan. Dan Niang Baozhi ternyata lebih cantik dari Baozhi! Tapi Niang Baozhi terluka karena Baozhi dan Baozhi bahkan tidak bisa menyapuhkan salep ini dengan benar!" Dia menangis seperti seorang anak kecil di depan Fang Duobing.

Fang Duobing tertegun melihat anaknya menderita tepat di depannya. Air mata pun ikut mengalir dari mata indah itu.

"Waiyoh anakku" Fang Duobing menangkup kedua pipi gembil Xiaobaozhi "Niang tidak tau harus berkata apa. Tapi yang Xiaobaozhi harus tau, semua ini bukan kesalahan Baozhi. Niang-"

"Salah seorang prajurit yang selamat dari kejadian itu mengatakan kalau Niang Baozhi memohon pada raja Yan-an meminta agar Niang bisa menyusui Xiaobaozhi untuk terakhir kali dan tidak akan melawan kalau dibawa pergi asalkan Baozhi tidak di celakai. Semua itu karena Baozhi!"

Fang Duobing tidak bisa berkata-kata lagi, dia menarik Xiaobaozhi dan memeluk erat sang anak.

"Sekarang Niang sudah disini, Niang tidak akan kemana-mana lagi. Tidak akan melangkah keluar dari rumah ini. Niang akan habiskan seluruh hidup Niang untuk menjaga, memanjakan, dan menyayangi Baozhi. Baozhi jangan menangis, jangan sedih lagi. Baozhi sekarang punya seorang ibu, tidak sendirian lagi. Mengerti!"

"Bolehkah Baozhi panggil Niang?"

"Anak konyol tentu boleh. Memangnya aku siapa lagi kalau bukan Niangmu!"

"Niang...."

"Iya nak"

"Niang...."

"Iya Niang disini"

"NIANG!"

Xiaobaozhi menangis terisak tidak terkendali didalam pelukan Fang Duobing.

"Ada Niang. Niang sudah kembali pada Baozhi nya Niang yang menggemaskan. Baozhi boleh memanggil Niang sesuka hati Baozhi. Niang akan selalu menyahut untukmu"

MY RAY OF SUNSHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang