CHAPTER 28

349 50 3
                                    

Di Feisheng tengah duduk didalam ruangan kerja miliknya berdua bersama Lu Wan. Mereka duduk saling berhadapan.

"Jadi tidak ada tanda-tanda dari Yan-an?" Di Feisheng bertanya

Lu Wan menggeleng "Dia bak hilang di telan bumi"

"Bagaimana dengan Yunfei. Apakah dia sudah memberi kabar?"

"Sudah. Tapi dia mengatakan para mata-matanya sudah mencari sampai ke wilayah yang Ia pimpin, dan dia tidak ada disana. Seakan-akan dia tidak pernah disana"

"Aku harus mencari dan mendapatkannya. Kasihan Fang Duobing, sepertinya dia masih sedih karena bagaimanapun Yan-an adalah teman masa kecilnya, siapa sangka dia malah orang yang melukai Fang Duobing"

'tok...tok...'

Terdengar suara ketukan di pintu.

"Masuk" Di Feisheng mempersilahkan

Pintu terbuka, dan yang berada di baliknya adalah Fang Duobing. dia tersenyum manis pada Di Feisheng.

"Pagi A-fei"

Di Feisheng langsung tersenyum lebar seketika

"Kau sibuk tidak? Aku membuatkan obat dan teh untukmu"

"Tidak! Tidak pernah sibuk untukmu!"

Ekspresi dan pembawaan Di Feisheng yang terkesan seram dan dingin luntur seketika kala Fang Duobing muncul di depannya.

"Ayo masuk, Fang Duobing"

Fang Duobing masuk sambil membawa sebuah nampan berisi dua mangkuk kecil dan satu teko.

"Hai Lu Wan" dia menyapa ramah

Lu Wan beranjak dari tempat duduknya dan langsung membungkuk pada Fang Duobing.

"Pagi Tuan Muda Fang" Dia lalu membungkuk pada Di Feisheng "Kalau begitu Ketua, saya pamit"

Lu Wan lalu berjalan pergi meninggalkan Fang Duobing dan Di Feisheng berdua.

Fang Duobing meletakkan nampan yang ia bawa ke atas meja di depan Di Feisheng.

"Aku membuat obat herbal untuk kepalamu, kau kan sering mengeluh sakit kepala. Ini juga ada teh lavender bisa mengurangi sakit kepala dan insomnia" Fang Duobing menjelaskan

Namun Di Feisheng terlihat tidak mendengarkan penjelasan Fang Duobing, matanya asik tertuju pada wajahnya saja. Kedua mata yang biasanya dingin itu berbinar ketika menatap Fang Duobing.

"A-fei... A-fei..." Fang Duobing memanggil "A-FEI!" Dia meninggikan suaranya

"Hmn?" Jawab Di Feisheng, masih tetap memandangi Fang Duobing

"Kau lihat apa? Dengar tidak penjelasanku?"

Di Feisheng mengangguk "Dengar..." Jawabnya

Fang Duobing mengernyit "Tidak yakin!"

Di Feisheng menarik Fang Duobing dan mendudukkan dirinya di atas pangkuan kedua pahanya yang kokoh.

"K-kenapa?" Fang Duobing tergagap

"Kepalaku sakit, bisa tidak periksa?" Jawabnya, matanya masih tetap memandang Fang Duobing

Fang Duobing mengangguk "Sini aku periksa denyut nadimu terlebih dahulu"

Fang Duobing menarik pergelangan tangan Di Feisheng dan mulai memeriksa dengan seksama.

"Hmmm.... Masih ada yang tersumbat...."

Ketika Fang Duobing berbicara, mata mereka saling bertemu. Di Feisheng masih tetap menatapnya dengan mata yang berbinar, dan sekarang ada senyuman kecil di wajahnya membuat Fang Duobing merona.

"Eeh... M-minum obat!"

Fang Duobing memberikan sebuah mangkuk berisi cairan hitam pekat pada Di Feisheng "Ayo diminum"

Di Feisheng mengambil mangkuk itu dan langsung meminumnya habis.

Dia mengernyit kepahitan.

"Pahit sekali ya?" Tanya Fang Duobing

Di Feisheng mengangguk

"Aduh aku lupa membawa manisan, bagaimana kalau teh?-"

Di Feisheng menarik leher Fang Duobing dan mencium bibirnya. Awalnya Fang Duobing terkejut, namun selanjutnya yang Ia lakukan, dia malah membalas ciuman Di Feisheng, membuka mulutnya lebar agar Di Feisheng bisa memasukkan lidahnya.

"Bibirmu lebih manis..." Di Feisheng berkata, tangannya memijat-mijat lembut pinggang Fang Duobing

"Kalau manis cicipi saja terus sampai kau puas"

Di Feisheng sempat terkejut saat mendengar jawaban Fang Duobing. Tapi setelah itu dia malah tersenyum lebar dan kembali melumat bibir sang istri.

Mereka berciuman untuk beberapa saat, Di Feisheng melingkarkan tangannya pada pinggang Fang Duobing, mengangkat tubuhnya dan membaringkan dirinya di lantai dibalik meja kerja.

Tangannya mulai mengendurkan hanfu Fang Duobing, sedangkan tangan yang lain masih menahan salah satu tangan Fang Duobing.

Seakan memberikan izin, Fang Duobing melepaskan kedua kakinya agar Di Feisheng bisa masuk dengan lebih mudah.

Tiba-tiba Di Feisheng melepaskan bibir Fang Duobing. Bibir tuan muda itu menjadi lebih merah dan bengkak karena ciuman dan gigitan yang di berikan Di Feisheng padanya.

"Kau cantik... Kau tau itu?" Di Feisheng memuji

Fang Duobing menutupi wajahnya malu "Tidak! Aku tidak!"

"Heeei bagaimana bisa tidak?!"

"Aku... Aku masih kurang cantik dibandingkan Li Lianhua. Dia anggun, cantik, lembut-"

"Kecantikan kalian berdua berbeda. Tapi kau tetaplah cantik, kalau Li Lianhua secantik bunga teratai, kau secantik bunga Peony di pagi hari. Segar, cantik, bersinar, dan lembut..."

Di Feisheng menarik kedua pipi Fang Duobing.

"Lihat menggemaskan sekali!"

Fang Duobing tersipu malu mendengar pujian dari Di Feisheng.

"Jangan pernah bandingkan dirimu dengan orang lain, meskipun itu Li Lianhua. Karena kau dan dia berbeda. Tapi kalian sama-sama sempurna di jalan masing-masing. Mengerti?"

Fang Duobing mengangguk

Di Feisheng kembali mengeratkan pelukannya pada pinggang Fang Duobing, dan mendekatkan wajahnya bermaksud ingin kembali mencium sang istri.

'tok... tok...'

Terdengar ketukan di pintu.

"Apa?!" Di Feisheng menaikkan suaranya

"Ke-Ketua Lu Wan mengatakan ada yang ingin bertemu dengan anda ketua..."

"Bilang padanya nanti!"

"I-ini... Yunfei..."

"...." Di Feisheng terdiam

Dia bingung, di satu sisi dia ingin menemui Yunfei karena itu pasti menyangkut Yan-an dan dia sangat ingin membunub Yan-an karena apa yang telah Ia lakukan pada Fang Duobing. Dan di sisi lain dia sangat ingin menghabiskan waktu berdua dengan Fang Duobing.

Tiba-tiba dia merasakan kecupan hangat di pipinya.

"Pergilah A-fei..." Fang Duobing berkata

"Tapi-"

"Pergilah dan...." Fang Duobing berbisik "Saat pulang akan ku biarkan kau melakukan apapun yang kau ingin padaku sampai kau puas... Mengikatku di kasur dan melakukannya sepanjang malam..."

Di Feisheng langsung mencium bibir Fang Duobing dan melumat bibir itu.

"Kau tunggu aku pulang... Nanti malam tidak akan kulepaskan kau"

Fang Duobing tertawa "iya... Terserah mu"

MY RAY OF SUNSHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang