CHAPTER 22

333 41 3
                                    

Empat hari kemudian....

Di Feisheng dan Lu Wan bersama beberapa pengawal Aliansi sudah bersiap di depan pintu.

Beberapa jam sebelumnya, burung merpati Aliansi mengirimkan surat dari mata-mata di dekat perbatasan yang tertulis kalau kapal pangeran Yan-an sudah bertengger di dermaga, dan dia sudah terlihat keluar dari kapal untuk menaiki kereta kuda menuju ke Aliansi Jinyuan.

"A-fei..." Terdengar suara Fang Duobing memanggil dirinya

Di Feisheng berbalik, dan dia seketika terperangah melihat Fang Duobing.

Tidak dipungkiri anak itu memang memiliki muka yang cantik dan teduh, tapi melihat Fang Duobing kali ini berdandan membuat Di Feisheng terpaku, serasa dia ingin menikahi ulang Fang Duobing lagi ketika melihat dirinya berjalan mendekati Di Feisheng dengan baju beludru biru yang nyaman, dan senyuman manis di wajahnya.

Tidak dipungkiri anak itu memang memiliki muka yang cantik dan teduh, tapi melihat Fang Duobing kali ini berdandan membuat Di Feisheng terpaku, serasa dia ingin menikahi ulang Fang Duobing lagi ketika melihat dirinya berjalan mendekati Di Feisheng...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"A-fei...." Fang Duobing kembali menyapa

"...." Di Feisheng masih tetap membeku, kedua matanya masih tidak mau meninggalkan Fang Duobing.

"A-fei???" Fang Duobing bingung, dia mengibas-ngibaskan telapak tangannya tepat di depan mata Di Feisheng. Namun sang suami seakan-akan tidak berada disitu. "Ck! A-fei!" Dia menaikkan suaranya

"Kau cantik sekali, ayo menikah lagi" itu adalah hal pertama yang keluar dari mulut Di Feisheng

Lu Wan dan beberapa pengawal yang hadir bersama mereka terlihat menahan tawa mendengar celetukan dari bibir Di Feisheng.

"Hei kau mabuk ya?!"

"Iya. Karena dirimu"

Seketika pipi Fang Duobing memerah

Tidak lama terdengar suara kereta kuda dari kejauhan. Perhatian semua orang langsung tertuju pada kereta kuda yang semakin lama semakin jelas terlihat.

Lu Wan secara diam-diam memberikan aba-aba pada pengawal yang tampak maupun tidak tampak untuk memegang senjata mereka masing-masing.

Berbeda dengan wajah semua orang yang terlihat serius dan menegang, di sisi lain Fang Duobing tersenyum lebar penuh antusias untuk menyambut teman masa kecilnya dulu.

Dan akhirnya kereta kuda berhenti tepat di depam gerbang.

Tidak lama sesosok tinggi dengan mata tajam, pembawaan yang tenang dan wajah yang terlihat dingin menginjakkan kaki keluar dari kereta itu.

Tidak lama sesosok tinggi dengan mata tajam, pembawaan yang tenang dan wajah yang terlihat dingin menginjakkan kaki keluar dari kereta itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY RAY OF SUNSHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang