9. Tetangga Masa Gitu

996 149 3
                                    

Selamat membaca

🐷🐷🐷






"Cape?" tanya Zee menatap Adel yang terlihat kelelahan.

"Iya cape banget, tapi seru, anak-anak disini lucu-lucu semua. Mana nurut-nurut banget lagi." Adel tersenyum mengingat salah satu anak kecil yang ia ajak bermain tadi.

"Gue bilang apa, tadi pake takut gaada yang ngajak main. Padahal lo yang main banyak di ajak main sama anak-anak." tangan Zee terulur untuk menyeka keringat diwajah Adel dengan tissue.

Mendapatkan perlakuan itu Adel hanya diam saja seraya memperhatikan Zee sesekali.

"Makasih kak." Adel tersenyum

Zee mengangguk.

"Tadi diajak main sama siapa aja Del?" tanya Zee basa-basi karena sebenarnya sejak tadi ia memperhatikan Adel bermain dengan siapa saja. Zee bahkan diam-diam mengabadikan momen itu diponsel miliknya.

"Banyak banget, tapi yang paling gue inget itu satu, dia lucu banget tau. Udah gitu aktif banget sampe gue cape main kejar-kejaran sama dia. Kalau gasalah tadi namanya Nachia deh. Tadi dia sempet jatuh terus dia hebat banget ga nangis sama sekali. Keren kan." Adel menceritakan salah satu anak yang dia temui tadi dengan bersemangat.

Zee tersenyum mendengarnya.

"Nachia? Anak itu emang gak ada takut-takutnya. Hobi dia aja manjat pohon. Udah gitu dia berkali-kali jatuh tapi anehnya gak ada kapok-kapoknya." balas Zee seraya merebahkan tubuhnya diatas rumput hijau.

"Pantesan, keren Nachia, coba aja itu gue yang jatuh pasti udah nangis duluan. Btw tadi lo kemana aja kak?" tanya Adel karena ia tak melihat keberadaan Zee disekitar lapangan. Ia ikut merebahkan dirinya disamping Zee.

Adel menikmati pemandangan sore hari yang begitu cantik, untungnya sore ini tidak terlalu terik walau ia tetap harus memicingkan matanya untuk menatap langit-langit. Tapi ia sangat menyukai.

"Habis ngobrol berdua sama ibu."

"Kirain kemana tadi. Kak dia siapa kenapa diem aja? Daritadi gue perhatian dia dirm mulu." tanya Adek melihat salah satu gadis yang sedang ada di balkon lantai 2 yang dapat dilihat dari sini.

"Namanya Erine, sejak bayi dia udah dititipin disini. Dulu Erine anaknya periang banget. Tapi sejak kejadian buruk beberapa tahun yang lalu, dia jadi pendiam dan tertutup. Hampir gak ada yang bisa ngajak bicara Erine kecuali ibu sama Oline. Kalau kata ibu disana itu tempat favoritnya Erine. Gue beberapa kali nyoba deketin dia tapi dia kayak ketakutan gitu." Zee mencoba untuk menjelaskan Siapakah gadis yang berdiri dideket balkon yang membuat Adel penasaran.

Adel menganggukan kepalanya, tanda bahwa ia paham. Dilihat dari postur tubuh dan wajahnya seperti gadis itu seumuran dengannya atau mungkin lebih muda darinya satu atau dua tahun.

"Ibu ga nyoba buat bawa Erine ke Psikiater?" tanya Adel menoleh menatap Zee.

"Udah, makanya sekarang dia lebih tenang. Dulu Erine suka ngamuk-ngamuk, beberapa kali ada pegawai yang jadi korban, untungnya sih itu dulu. Kenapa emangnya? Lo tertarik?" tanya Zee ikut menoleh menatap Adel, kini jarak diantara mereka sangatlah dekat hingga membuat Adel memundurkan kepalanya.

"Cuma penasaran aja, kasihan Erine."

"Cantik." Seru Zee

Adel mengerutkan dahinya kerenan siapa yang Zee maksud "Erine?" tanya Adel yang kebingungan karena tiba-tiba Zee berkata cantik.

"Bukan Erine, tapi lo yang cantik Adel." ternyata apa yang Angel katakan memang benar, Adel itu cantik apalagi jika dilihat dari dekat seperti saat ini.

Tetangga Masa Gitu (ZeeDel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang