22. Tetangga Masa Gitu

903 130 4
                                    

Selamat membaca

🐷🐷🐷



"Kak Zee?"

Saat ini Adel ditemani oleh Zee sedang mengelilingi mall untuk membeli pakaian baru. Karena lusa mereka akan pergi staycation di Bali selama mungkin sekitar 1 minggu. Tidak hanya mereka berdua namun bersama para sahabatnya dan teman-temannya Zee.

"Kak Zee?" Adel mencoba memanggil pacar nya lagi, namun masih tidak ada jawaban dari nya.

"Kak Zee ihh gitu, sekarang pura-pura budeg. Nyebelin banget, tau gini mending aku keluar sama kak Lulu aja." kesalnya berdecak pinggang menatap Zee dengan tatapan tajamnya.

Zee menghampiri Adel, ia membelai kepala gadisnya dengan lembut. "Aku pacar kamu bukan?" tanya Zee secara tiba-tiba membuat Adel heran sekaligus bingung.

"Emangnya kak Zee gak mau jadi pacar aku?" ia semakin dibuat kesal oleh Zee, mengapa dia mempertanyakan hal itu.

"Ya kamu sih, masa kita udah pacaran kamu manggilnya masih kak Zee." Adel terdiam sejenak, ternyata pacarnya ini tidak ingin dipanggil dengan namanya.

Astaga Adel bodoh sekali, tapi mau bagaimana lagi ini pertama kalinya ia berpacaran secara resmi. Hubungan yang ia jalani dulu hanya sebatas teman namun saling menyukai.

"Lagian gak ngomong, mana aku tau, emangnya kak Zee mau dipanggil apa?" tanya Adel mencoba mengalah.

"Menurut kamu apa coba, jangan kak Zee dong, apa gitu. Masa kita pacaran gak ada romantis-romantisnya kalah sama Flora sama Freya." keluh Zee yang iri dengan hubungan sahabatnya pacarnya itu.

"Mereka itu alay kak, jangan di tiru. Yaudah gini deh, kak Zee mau dipanggil apa? Biar aku gak bingung." Adel bingung harus memanggil Zee dengan panggilan apa, jika ia menurut gaya pacaran Freya dan Flora yang alay itu. Adel tidak sanggup melakukannya, namun jika ia meniru Ashel dan Marsha, rasanya tidak cocok juga.

"Apa gitu, sayang atau babe, atau apa deh." balas Zee yang terlihat cemberut.

Tuhan tolong ini yang dominan disini siapa, jangan-jangan setelah ini mereka berdua akan bertukar peran. Sepertinya lebih baik begitu, karena selama beberapa hari mereka berpacaran Zee yang sering merengek daripada dirinya.

"Yaudah gini aku manggil kamu babe, udah kan, jangan ngambek lagi." ucap Adel tersenyum menatap Zee.

Zee menganggukan kepalanya, ia memeluk pinggang Adel posesif, agar semua orang tau bahwa gadis cantik disampingnya ini adalah pacarnya.

"Udah kan ngambeknya, sekarang kamu bantuin aku pilih baju. Bagus yang pink atau hijau?" tanya Adel menunjukan dua gaun yang cukup terbuka.

Melihat kedua gaun yang terlalu terbuka itu, Zee tidak menyukainya. Namun jika pacarnya memang menyukai kedua pakaian terbuka itu, ia bisa bertengkar jika ada yang berani menggoda gadisnya.

"Mau dicoba dulu gak?" tanya Zee membawa Adel pergi menuju kamar pas.

"Kayaknya gak jadi deh." Adel menghentikan langkah kaki mereka.

"Kenapa sayang?" tanya Zee kebingungan melihat Adel yang tiba-tiba berubah pikiran.

"Gapapa, gak cocok aja, bentar aku kembaliin ini dulu. Kita pergi ke toko sebelah yuk." ajak Adel

"Mana biar aku aja yang balikin ini. Kamu tunggu di tempat duduk yang ada disana." tindakan Zee baru saja membuat Adel sangat senang dan bahagia.

"Oke, aku tunggu disana ya." balas Adel melangkah menuju tempat duduk yang ada ditoko yang memang disediakan untuk customer.

Tetangga Masa Gitu (ZeeDel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang