29. Tetangga Masa Gitu

448 70 3
                                    

Selamat membaca

🐨🐨🐨







Hari ini lebih tepatnya sore hari ini Zee dan yang lainnya baru saja sampai di Jakarta. Dan kali ini ia tidak langsung pulang ke kos nya, namun ia harus mengantar pacarnya terlebih dahulu untuk pulang ke rumahnya. Adel berkata bahwa dia mempunyai urusan di rumah sehingga tidak bisa kembali ke kosan. Sebagai pacar yang baik Zee harus mengantar kemanapun Adel pergi bukan.

Mereka baru saja sampai di halaman rumah orang tua Adel, ini pertama kalinya Zee ke rumah kekasihnya. Kesan pertamanya saat melihat rumah ini adalah rumah ini terlihat sepi. Seperti tidak ada orang disana, apa mungkin keluarga Adel sedang tidak ada dirumah.

"Kak? Ngapain bengong? Ayo." lamunan Zee buyar saat Adel menyentuh lengannya.

"Iya sayang, ayo." balas Zee sembari tersenyum ia tidak mau membuat kekasihnya khawatir.

Mereka berdua turun dari mobil, tadi sebelum pergi kesini Zee menyuruh seseorang untuk mengantarkan mobil miliknya ke bandara. Sehingga ia bisa dengan leluasa mengantar Adel kemanapun. Langkahnya tertenti saat kekasihnya tiba-tiba memeluk seorang wanita muda. Ia tidak yakin siapa wanita itu, karena Adel tak pernah bercerita apapun tentang keluarganya kecuali Oniel yang merupakan sepupu Adel.

"Dedel kangen banget sama kakak."

Seperti wanita muda itu adalah kakak dari kekasihnya, Zee bisa bernafas lega jika begini. Jika wanita itu bukanlah keluarga Adel mungkin ia akan sangat kesal melihatnya.

"Kakak juga kangen banget sama dedel, gimana liburan kamu di Bali? Seru?" tanya wanita muda itu sembari membelai lembut kepala Adel.

"Seru banget kak, kakak kali ini pulangnya lama kan?" tanya Adel menatap wanita muda yang merupakan kakak kandungnya itu dengan penuh harap.

Gita kakak Adel menggeleng kecil.

"Kakak pulang cuma sebentar, soalnya kakak juga ada kerjaan disana."

"Yah, gak seru ihh."

"Maafin kakak ya? Eh itu siapa dek? Temen kamu?" tanya Gita melihat ada seorang gadis yang sedang berdiri tak jauh dari mereka.

Zee terlihat penasaran dengan apa yang Adel bicarakan dengan Gita, mengapa tatapan mata Gita terlihat berubah. Yang awalnya terlihat ramah namun setelah itu terlihat seolah-olah mengintimidasi dirinya.

"Sayang ayo sini, kamu jangan bengong ih." Adel berjalan menghampiri Zee, lalu ia menggenggam tangan Zee dan berjalan menghampiri Gita kembali.

Dan Zee hanya bisa pasrah, semoga saja ia tidak kenapa-napa setelah ini. Semuanya tolong do'akan Zee, agar nasibnya baik-baik saja setelah ini.

"Sayang kenalin ini kakak aku, kak Gita, dan kak Gits, ini Zee pacar aku." Adel mengenalkan dua wanita itu dengan senyuman yang begitu lebar dan riang.

Tanpa sadar ia telah membuat suasana yang canggung antara Gita dan Zee. Zee yang bingung mengapa kakak dari kekasihnya itu terlihat tak ramah kepadanya padahal saat bersama dengan Adel ekspresi wajah Gita terlihat sangat ramah. Dan Gita yang tak suka dengan siapapun itu yang mendekati adik bungsunya ini. Walau begitu mereka tetap saling menjabat tangan.

"Zee, pacarnya Adel."

"Gita."

"Karena kalian udah kenal, ayo sekarang kita masuk." tangan kiri Adel menggenggam lengan kakaknya dan tangan kanannya menggenggam tangan kekasihnya. Sehingga posisinya berada di tengah-tengah antara kakak dan kekasihnya.

Pacar Adel yang mendapat perlakuan seperti itu merasa sangat senang, karena ia diperkenalkan kepada anggota keluarganya. Walaupun sedikit mendadak, astaga ia lupa untuk mengambil barang yang harusnya ia bawa untuk keluarga kekasihnya. Tidak sopan bukan jika ia tidak membawa apapun.

Tetangga Masa Gitu (ZeeDel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang