Selamat membaca
🐒🐒🐒
Sepertinya Adel memang tidak boleh mengharapkan sesuatu kepada manusia. Apalagi mengharapkan sesuatu yang mungkin tidak akan pernah terjadi. Tadi Adel mengira bahwa Zee akan menyatakan perasaan kepadanya saat mereka makan malam di salah satu restoran bintang lima. Tapi ternyata itu semua hanyalah harapannya yang mungkin hanya menjadi angan-angan saja.
Untuk apa ia berusaha terlihat secantik mungkin hari jika ternyata semua itu akan sia-sia. Namun Adel tidak boleh menunjukkan wajah sedihnya, ia harus tetap tersenyum di depan Zee.
"Mau nonton gak?" tawar Zee sembari menyetir mobilnya tanpa menoleh sedikitpun kearah Adel.
Tanpa pikir panjang Adel segera mengiyakannya. "Boleh, mau nonton apa emangnya kak?" tanya Adel penasaran, mungkin dengan menonton akan membuat moodnya menjadi kembali.
"Film Vietnam, lo mau kan? Soalnya gue udah pesen tiketnya." ucap Zee menunjukan dua lembar tiket bioskop yang sudah ia siapkan sejak beberapa hari yang lalu.
Awalnya ia ingin menolak, namun ternyata Zee sudah membeli tiketnya. Apa boleh buat, sayang sekali jika mereka membuang tiketnya begitu saja karena Adel tak mau menonton.
"Boleh, boleh aja sih kak." balas Adel dengan senyuman yang ia paksakan.
"Okay, btw lo gapapa kan?" tanya Zee yang merasakan perubahan suasana hati Adel yang sangat terlihat jelas diwajahnya. Gadis itu tidak bisa menyembunyikan apa yang sedang dia rasakan.
Sejauh Zee mengenal Adel, gadis itu selalu menunjukkan apa yang ia rasakan. Jika dia sedih Adel akan menangis dan jika Adel sedang bahagia raut wajahnya sangat terlihat bahagia.
Adel tersenyum getir, bagaimana bisa dirinya baik-baik saja setelah dikecewakan oleh ekspetasi yang ia buat. Mungkin jika ia tak pernah mengharapkan hal itu terjadi kepada dirinya, Adel yakin ia tidak akan sedih. Dan mungkin ia akan sangat enjoy dengan apapun yang ia lakukan saat ini.
"Emangnya gue kenapa kak?" tanya Adel berpura-pura tidak terjadi apapun.
Zee menoleh sejenak menatap Adel, tangannya meraih tangan Adel untuk ia genggam dengan lembut. "Dari ekspresi wajah lo, lo kelihatan kayak lagi sedih gitu. Ada apa? Gue ada salah yah ke lo?" ia bingung dengan apa yang terjadi kepada gadis itu. Apa dirinya baru saja menyinggung perasaan Adel.
Adel menggeleng, ia merubah ekspresinya, dengan terpaksa Adel harus tersenyum lebar seperti orang yang sedang bahagia. "Engga ada kak, lo gak salah apapun. Gue juga gak sedih ya, emang lagi pengen diem aja." jawabnya
"Boong banget."
"Beneran, siapa juga yang boong. Lo aneh kak." cibir Adel merotasi matanya kesal.
"Nah ini baru Adel yang gue kenal." ucap Zee membuat Adel sedikit terhibur, ia memukul lengan Zee. Siapa suruh Zee mengerjai dirinya, menyebalkan sekali bukan.
"Nah gini dong, ketawa."
"Dih aneh." balas Adel terkekeh
~~~
Akhirnya film yang ia tonton sudah selesai, ternyata film yang ia tonton cukup seru. Hingga membuatnya sedikit lupa dengan apa yang kesedihannya tadi. Bahkan saat menonton tadi Adel banyak tertawa karena adegan adegan komedi di film itu.
"Kak ayo." ajak Adel karena Zee masih duduk di kursi bioskop.
"Bentar lagi Del, nanggung ini popcorn nya belum habis." tolak Zee menunjuk popcorn yang mereka beli masih ada. Untung saja film belum sepenuhnya selesai karena mereka masih menayangkan end credit film.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Masa Gitu (ZeeDel)
FanfictionZee seorang mahasiswa tingkat akhir yang memilih untuk hidup mandiri harus dihadapkan dengan seorang siswa SMA yang tingkahnya diluar nalar manusia, lantas bagaimana kehidupan Zee akan berlangsung? Apakah Zee akan tahan menghadapi segala tingkah lak...