13. Tetangga Masa Gitu

916 123 2
                                    

Selamat membaca

🐷🐷🐷


Dihari libur ini, Adel, Marsha dan Flora akan menghabiskan waktu bersama dirumah Flora. Hanya saja temannya yang menyebalkan itu sebut saja Flora yang membuat rencana mereka bertiga gagal. Tapi apa boleh buat, ia tidak bisa menghalangi kesenangan Flora bersama Freya.

Walaupun begitu Adel tetap menyayangi Flora, tapi hal yang menyebalkan adalah Marsha juga ikut meninggalkan dirinya sendirian disini. Gadis itu tengah membantu Yuvia bundanya Flora memasak. Sedangkan Adel tidak bisa memasak, memasak mie instan saja ia tidak becus apalagi memasak yang lainnya.

"Loh sendirian aja Del? Flora mana?" tanya Ara yang baru saja kembali setelah melakukan lari pagi.

Adel menghela nafasnya berat, "Dijemput Freya, katanya kucing punya Freya sakit jadi harus ke dokter hewan." balas Adel tanpa menatap Ara, ia benar-benar bosan.

"Marsha?" tanya Ara memilih untuk menemani sahabatnya adiknya, lantas ia duduk disebelah Adel.

Ara merasa kasihan melihat Adel yang terlihat seperti ikan di darat, tidak ada gairah hidup sama sekali. Tidak mengherankan mendengar bahwa adiknya Flora tiba-tiba pergi meninggalkan Adel hanya karena Freya.

"Lagi nemenin Bunda buat cookies." ucap Adel menghela nafasnya lagi.

"Kenapa gak ikut bantuin?" tanya Ara keheranan

Adel menoleh menatap Ara sinis, menyebalkan sekali kakak sahabatnya ini. Jika Ara bukan kakak kandung Flora, mungkin dia sudah ia jadikan isian perkedel. Bisa-bisanya dia bertanya seperti itu kepada Adel setelah mengenalnya bertahun-tahun.

"Gue baru inget." ucapnya

Ara tertawa saat mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Bagaimana bisa ia melupakan kejadian yang hampir membuat rumahnya terbakar. Jadi waktu itu Adel, Flora, Marsha dan dirinya tengah memasak mie instan saat malam hari. Karena pembantu di rumahnya saat itu tengah pulang kampung, sehingga mereka memutuskan untuk memasak sendiri.

Tapi naas Adel yang mendapatkan bagian untuk memasak air membuat kebakaran itu dimulai. Entah bagaimana awalnya, Ara tidak tau tiba-tiba ia mencium bau gosong. Untung saja ada satpam di rumahnya yang dengan sigap memadamkan api.

"Ketawa aja terus." kesal Adel menatap tajam kearah Ara.

"Lucu banget sumpah kalau dinget-inget. Mana rambut lo ikut ke bakar lagi." Ara masih menertawakan kejadian itu.

Adel diam, karena kejadian itu ia harus memotong rambutnya hingga menjadi sangat pendek. Untung saja ia masih terlihat cantik, jika ia terlihat jelek mungkin Adel akan menangis setiap harinya.

"Demi Tuhan, lo bisa gak sih kak jangan ketawa lagi. Kesel gue dengernya, gak membantu sama sekali tau gak. Gue yang awalnya udah kesel jadi makin kesel gara-gara lo." Adel melipat tangannya di depan dada, mengapa semua kakak di dunia ini sangat menyebalkan.

Tidak hanya kakaknya yang menyebalkan, tetapi kakak sahabatnya ini juga tidak kalah menyebalkan nya.

Tawa Ara mulai mereda saat melihat ekspresi wajah Adel dan lihat saja wajahnya yang memerah karena marah, lucu sekali. Ia mengacak-acak rambut Adel, menggemaskan sekali anak kecil ini. Jika Adel bukan sahabat adiknya sudah Ara dekati sejak dulu. Sebenernya tidak juga, alasan Ara tidak berani untuk mendekati Adel adalah karena umur gadis itu masih belum cukup. Ia tidak mau merusak mental seorang remaja yang masih labil.

"Jangan pegang-pegang deh, ngeselin banget."

"Ututu ada bayi ngambek, udah jangan ngambek mulu. Lo udah jelek gini masa mau makin jelek lagi sih gara-gara ngambek." goda Ara

Tetangga Masa Gitu (ZeeDel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang