19. Tetangga Masa Gitu

957 129 5
                                    

Selamat membaca

🐷🐷🐷




Zee menghela nafasnya kesal, karena ia tak sengaja melihat Adel berduaan entah dengan siapa itu, membuatnya menjadi uring-uringan sejak tadi. Bahkan Angel menjadi korbannya, untung saja sahabatnya itu sabar menghadapi dirinya yang sedang terbakar oleh api cemburu. Siapa yang tidak cemburu jika melihat orang yang kalian sukai jalan berdua dengan orang lain.

Namun seperti Zee tidak pantas melakukannya, bagaimana bisa Zee cemburu dengan seseorang yang tidak ada hubungan spesial apapun dengannya. Bukannya Zee tidak ingin membuat Adel menjadi kekasihnya, hanya saja waktunya yang kurang tepat. Ia memang nyaman berada di dekat gadis itu, hanya saja mereka berdua menjadi dekat baru-baru ini saja. Dan Zee tidak ingin terburu-buru menjalani sebuah hubungan agar ia tidak gagal untuk yang kesekian kalinya.

Dan saat ini Zee sedang berjalan kesana kemari di dapur bersama yang ada di lantai satu, karena disana dekat dengan pintu masuk. Entah apa yang sedang ia lakukan saat ini, pikirannya kacau tertutupi oleh rasa kesal yang semakin meluap-luap karena Adel tidak kunjung pulang.

"Zee kamu lagi masak?" tanya Indah yang tiba-tiba muncul membuat Zee sedikit terkejut.

"Eh, engga kak Indah. Silakan kalau kak Indah mau pake." ucap Zee mundur dari dekat kompor, ia memilih untuk duduk disalah satu kursi yang ada disana.

"Oo engga, aku cuma lewat doang, kirain ada siapa didapur ternyata kamu. Terus kamu ngapain disini Zee kalau gak masak?" heran Indah menghampiri Zee.

Zee menggaruk kepalanya yang tak gatal, rasanya aneh. Alasan apa yang harus ia berikan kepada Indah. Lalu bagaimana jika anak pemilik kos ini curiga.

"Lagi bosen aja kak dikamar, sekalian mau nunguin temen." ucap Zee tersenyum canggung.

Indah mengangguk paham.

"Yaudah kalau gitu aku mau pergi dulu, mau ke minimarket. Kamu mau titip sesuatu?" tanya Indah tersenyum lembut kepada Zee.

"Engga kak Indah makasih." balas Zee membalasnya dengan tersenyum ramah.

"Aku duluan Zee."

Zee mengangguk. "Iya kak Indah hati-hati." ucapnya sembari melambaikan tangannya kecil.

'Makasih banyak kak, Hati-hati dijalan. Jangan ngelamun mulu, bye bye cinta.'

Zee seperti mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Dari suaranya seperti memang dia adalah orang yang ia tunggu-tunggu sejak tadi hingga membuat dirinya uring-uringan tidak jelas. Sekarang saatnya Zee harus bersikap biasa, ia harus melakukan sesuatu tapi apa.

Ia mendengar suara langkah kaki semakin mendekat, Zee harus melakukan sesuatu. Persetanan ia terlihat aneh, Zee berlari menuju akuarium yang ada didekat sana. Lalu ia berpura-pura untuk memberikan makan ikan-ikan disana.

"Haii kak Zee, tumben banget ngasih makan ikan?" tanya Adel keheranan melihat tingkah laku Zee.

Zee berpura-pura tidak mendengarkannya, ia tidak boleh terlihat seperti sedang menunggu gadis itu.

"Kak Zee? Lo pake earphone?" tanya Adel menghampiri Zee karena ia penasaran.

Ya Tuhan tolong Zee, ia bingung harus berbuat apa. Ia masih kesal dengan Adel, tetapi ia juga ingin berbicara banyak dengan gadis itu dan menyanyikan siapakah gadis tadi.

"Kak Zee?" Adel menyentuh pundak Zee

"Ehh, Adel? Kenapa?" tanya Zee membalikan badannya dan melirik Adel seolah-olah ia tidak penasaran.

Tetangga Masa Gitu (ZeeDel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang